Breaking News

Agar Rasa Cinta Tersalurkan dengan Penuh Keberkahan

Spread the love

Oleh Anisah Rahmawati.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

#MuslimahTimes — Rasa cinta khususnya cinta kepada lawan jenis merupakan rasa yang dianugerahkan Allah Swt kepada manusia. Rasa cinta, rasa tertarik kepada lawan jenis ini merupakan salah satu jenis naluri dari naluri yang ada pada seorang manusia.

 

Naluri merupakan perasaan yang muncul secara alami dalam diri manusia manakala melihat atau merasakan adanya stimulasi dari luar. Misalkan saat mendengar petir yang sangat keras menyambar, dan mata melihat terangnya kilat, maka secara alami akan muncul rasa takut dan kemudian terkondisikan untuk berdoa agar tidak terjadi hal yang buruk atas dirinya.

 

Naluri ini merupakan salah satu potensi yang pasti dimiliki oleh manusia. Abdurrahman, H dalam Islam Politik dan Spiritual menyebutkan, pada diri manusia, Allah Swt telah memberikan tiga jenis naluri. Naluri untuk mohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa (naluri beragama/ gharizah tadayun), naluri melanjutkan keturunan (naluri mencintai lawan jenis/gharizah nau’), naluri mempertahankan diri (gharizah baqa).

 

Karakteristik Naluri

 

Naluri secara umum memiliki karakteristik yang khas. Pertama: muncul dan menguatnya akibat stimulus atau rangsangan dari luar (luar diri manusia); Kedua : ketika tidak dipenuhi tidak akan mengantarkan pada kematian, namun akan mengantarkan kondisi kegelisahan atau ketidaknyamanan yang seringkali menganggu aktivitas dan produktivitas.

 

Apapun nalurinya termasuk naluri untuk mencintai lawan jenis memiliki karakteristik yang sama. Yakni akan muncul dan menguat pada saat ada stimulasi dari luar. Misal, pada saat melihat wanita dengan segala keelokan tubuhnya, seorang lelaki akan sangat potensial terstimulasi rangsangan seksualnya. Begitu pula untuk naluri yang lain.

 

Karakteristik kedua yakni rasa yang akan muncul pada saat naluri mampu terpenuhi dengan baik. Naluri yang mampu terpenuhi dengan baik akan memberikan ketenangan dan ketentraman. Dan sebaliknya naluri yang tidak terpenuhi dengan baik akan menghasilkan kegelisahan, ketidaktentraman dan ketika dipenuhi secara serampangan akan menghasilkan sejuta problema, baik di dunia ataupun akhirat.

 

Agar Rasa Cinta Bisa Tersalurkan dengan Penuh Keberkahan

 

Keberkahan berasal dari kata berkah, yang dalam Bahasa Arab disebut barakah yang bermakna tetapnya sesuatu atau bertambahnya sesuatu. Sedangkan makna barakah dalam petunjuk Al Quran ataupun As Sunah bermakna ziyadatul khair atau bertambahnya kebaikan. Kebaikan di sini kebaikan dari dan di hadapan Allah Swt.  Karenanya keberkahan merupakan bertambahnya kebaikan di hadapan Allah Swt.

 

Keberkahan merupakan hal yang diinginkan oleh seorang muslim sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Saw dalam hadist riwayat Bukhari : “Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa hal ini baik bagiku, agamaku, duniaku, dan akibatnya cepat atau lambat, maka takdirkanlah dia buatku dan mudahkanlah, kemudian berikanlah keberkahan di dalamnya”.

 

Menyalurkan rasa cinta sebenarnya bisa melalu cara apa saja. Namun bagi orang yang beriman, saat melakukan sesuatu tidaklah sekadar asal terlaksana. Seorang yang beriman kepada Allah Swt senantiasa tertancap konsep bahwa segala amal perbuatannya akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, dan akan berbalas rida atau amarah dari-Nya.

 

Seorang mukmin akan senantiasa berharap bahwa segala perilakunya akan memberi kebaikan bagi mereka secara pribadi ataupun orang lain. Kebaikan dari Allah Swt baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

 

Keberkahan akan diraih manakala pelaksanaannya dilakukan dengan benar sesuai dengan petunjuk Allah Swt.  Allah Swt menyampaikan dalam Q.S Al A’raf ayat 96 bahwa Allah Swt akan mendatangkan keberkahan dari bumi dan langit pada saat mereka beriman dan bertakwa.

 

Takwa secara mudah dipahami sebagai sebuah sikap untuk taat kepada petunjuk Allah. Dalam hal ini perlu kita kaji bagaimana petunjuk Allah tentang penyaluran rasa cinta yang potensial dimiliki oleh seorang laki-laki dan perempuan.

 

An Nabhani, T (2014) dalam Sistem Pergaulan Islam menyebutkan ada beberapa prinsip pengaturan dalam sistem pergaulan Islam agar interaksi laki-laki dan perempuan berjalan penuh dengan keberkahan. Pertama : Kehidupan laki-laki dan perempuan pada prinsipnya terpisah, boleh interaksi pada perkara yang dibolehkan. Kedua: Pembagian adanya kehidupan umum dan khusus bagi wanita, dan memberikan pengaturan yang spesifik di dalam kehidupan tersebut. Ketiga: Syariat tentang pernikahan, Keempat : Syariat tentang pengaturan Kehidupan suami istri, Kelima: pengaturan nasab, muhrim, perwalian, talak, dll

 

Secara umum bisa dipahami aturan Islam terkait dengan pengaturan pergaulan antara laki-laki dan perempauan semata akan mengantarkan pada kemuliaan derajat laki-laki dan perempuan di hadapan Allah Swt, akan menghasilakn ketenangan (sakinah, mawaddah, wa rahmah), dan tentunya lestarinya keturunan dengan suasana penuh kehangatan keluarga.

 

Walhasil implementasi aturan Allah Swt akan menjaga masyarakat dari kerusakan perilaku seperti seks bebas dan perilaku-perilaku rusak seperti homoseks, incest;  nasab yang tidak jelas, masifnya psikologis yang hancur di antara keluarga, dll. Serta menjaga kerusakan masyarakat seperti masifnya penyakit-penyakit akibat rusaknya pergaulan.