Breaking News

Ayyuhal Walad (Nasihat Imam Al-Ghazzali untuk Para Penuntut Ilmu)

Spread the love

Judul Buku: Ayyuhal Walad (Nasihat Imam Al-Ghazzali untuk Para Penuntut Ilmu)
Penulis: Muhammad Bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazzali
Penerbit: Pustaka Arafah
Tahun Terbit : 2018
ISBN: 978-602-6337-23-8
Halaman: 174 halaman
Genre: non fiksi
Peresensi: Rasmawati Asri

MuslimahTimes.com – Seorang penuntut ilmu yang bergelut dalam bidangnya sebagai seorang pelajar. Bersama kitab-kitab dan ilmu-ilmunya para ulama. Namun ada di mana titik ia merenung perihal tentang keilmuannya. Dan meminta nasihat kepada Sang Guru ulama besar Imam Al-Ghazzali. Ayyuhal Walad menjadi judulnya dengan penuh nasihat dari seorang guru untuk muridnya. Matan dalam bahasa Arab dan terjemah serta terdapat penjelasan dan sumber yang jelas di bagian catatan kaki atau footnote.

Ada seorang murid senior di kalangannya yang senantiasa berkhidmat kepada Syaikh Imam Zainuddin Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad. Dia senantiasa sibuk menuntut ilmu dan menyetorkan hafalan kepadanya, sehingga berhasil mengumpulkan berbagai macam kelembutan ilmu dan menyempurnakan berbagai keutamaan jiwa. Kemudian pada suatu hari terlintas dalam pikiran dan dia berenung, “Aku telah mempelajari berbagai macam ilmu, aku habiskan ilmuku untuk mempelajari dan mengumpulkannya. Sekarang, sudah saatnya aku mengetahui ilmu mana yang akan bermanfaat dan menemaniku kelak di akhirat? Mana juga ilmu yang tidak bermanfaat sehingga aku tinggalkan?”

Pikiran itu terus terngiang di kepalanya. Hingga yang menuliskannya untuk gurunya agar minta fatwa dan nasihat serta doa-doa yang bisa ia lakukan. Maka Sang guru menuliskan ini untuk murid seniornya.

Sebuah nasihat yang diberikan bukan hanya untuk seorang muridnya semata. Melainkan kaum Muslim sebagai seorang penuntut ilmu. Nasihatnya begitu ringkas namun penuh makna. Tentang sebuah kehidupan, tentang sebuah ilmu yang selama ini dijalankan. Bagaimana ketepatan kita dalam mengamalkan ilmu dan perilaku terhadap ilmu itu sendiri. Ayyuhal Walad, berisi nasihat diantaranya, agar tidak menyia—nyiakan waktu, karena tanda berpalingnya Allah kepada hambanya ketika hambanya menyibukkan diri kepada hal-hal yang tidak bermanfaat.

Menasihati itu mudah yang sulit adalah menerimanya, ilmu tanpa amal tidak akan menjadi sebab keberhasilan, terdiri beberapa hadits yang menjelaskan pentingnya beramal, seorang penuntut ilmu yang hendaknya menghormati gurunya lahir dan batin, dan lain sebagainya. Sebagaimana nasihat seorang bapak kepada anaknya. Dan guru kepada muridnya yang sudah dijadikan seperti anak sendiri. Menggunakan kata “Wahai anakku” disetiap nasihat yang diberikan.

Buku yang sangat cocok untuk dibaca dan dijadikan sebagai sebuah nasihat yang sangat berharga bagi para penuntut ilmu, ditulis secara ringkas dalam bentuk buku saku, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana sebagai bentuk nasihat kepada diri agar selalu mawas terhadap apa yang dilakukan dalam menaungi kehidupan dunia. Namun ada beberapa bahasa yang sulit difahami bila belum mengetahui maklumat sebelumnya. Seperti bahasa Arab.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published.