Breaking News

Belajar Sejarah Dari Film Jejak Khilafah

Spread the love

Oleh: Dina Wachid

Muslimahtimes– Beberapa waktu lalu hadir sebuah film dokumenter sejarah yang menggemparkan publik. Adalah film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN) yang ditayangkan secara streaming di dunia maya sukses menuai antusiasme luar biasa dari warganet. Tercatat pendaftaran tiket virtual sebanyak 250 ribu lebih dan empat tagar terkait film ini berhasil tren di Twitter. Bahkan, menurut pantauan pengamat media sosial, Rizki Awal, tayangan langsungnya mencapai rekor 430 ribu lebih tayangan.

Film yang diprakarsai Khilafah Channel bekerja sama dengan Komunitas Literasi Islam (KLI) ini diluncurkan bertepatan dengan 1 Muharam 1442 Hijriah atau Kamis, 20/8/20, pukul 09:00 WIB. Pada hari yang sama, di jagat Twitter, bertengger empat tagar trending topic yang terkait film JKDN ini. Tagar tersebut adalah #JejakKhilafahdiNusantara, #DakwahSyariahKhilafah, #SejarahIslamIndonesia, dan #NobarFilmKhilafah. 

Bukan hanya di twitter, tetapi di berbagai medsos lainnya, perbincangan seputar film sejarah khilafah ini juga ramai. Netizen sangat antusias, meski tak sedikit pula yang gerah dengan film ini. Adanya film khilafah ini memang pada akhirnya menghangatkan kembali perbincangan tentang khilafah di berbagai kalangan masyarakat. Bagi umat Islam yang merindukan hadirnya khilafah, tentunya menjadi pengobat kerinduan. Sama besarnya menjadi pemacu semangat untuk terus berjuang menyadarkan umat akan sejarahnya.

Film khilafah ini sebagai salah satu cara untuk mengembalikan ingatan umat Islam akan identitasnya sendiri. Di samping cara-cara dakwah lainnya yang telah dan sedang dilakukan oleh para pengembannya. Meski ‘hanya’ sebuah film dokumenter, nyatanya telah membuat guncangan yang cukup dahsyat di kalangan umat dan masyarakat umum hingga viral di dunia maya dan dunia nyata.

Film JKDN banyak sekali mengungkap jejak-jejak sejarah Islam dengan khilafahnya di nusantara. Bahwa memang ada keterkaitan Islam di bumi pertiwi dengan pusat khilafah kala itu nun jauh di sana. Jejak-jejak khilafah yang selama ini tersembunyi dan disembunyikan mulai nampak terangnya.

Ustadz Ismail Yusanto selaku penasihat Komunitas Literasi Islam (KLI) mengatakan bahwa jika sejarah itu benar, maka ibrah (pelajaran) yang akan didapat adalah benar. Namun, jika sejarah itu ditulis salah, maka ibrah yang didapatkan adalah salah. Karena itulah sejarah sering disebut sebagai second hand reality, tergantung pada siapa yang menuliskan atau menuturkannya. 

Lebih jauh lagi Ustadz Ismail menjelaskan perihal sejarah dalam pandangan Islam. Sejarah dalam Islam adalah objek pemikiran, maka sejarah menjadi pelengkap atau pendukung dari sebuah ajaran. Jadi, dengan pandangan sejarah adalah objek pemikiran, bukan hanya khayalan, maka adanya sejarah itu untuk memperkuat sebagai bukti.

Melalui film JKDN ini, kita seperti diingatkan tentang pentingnya belajar sejarah. Dengan menelusuri jejak-jejak sejarah akan menjadi pemacu semangat untuk kembali kepada akar diri dan identitas yang sesungguhnya. Umat Islam adalah umat terbaik dengan sistem kehidupan yang unggul. Tak layak jika umat terbaik ini menerapkan sistem kufur buatan manusia. 

Umat Islam saat ini berada pada kondisi yang mengenaskan akibat penerapan sistem kufur yang bukan diperuntukkan bagi mereka. Sistem kapitalisme tak memberikan tempat bagi umat Islam untuk bisa menjalankan kehidupan sesuai tuntunan Allah. Justru, sistem ini membenci segala aturan dari Sang Pencipta yang dianggap menghalangi eksistensinya. Memisahkan kehidupan sejauh mungkin dari aturan agama.

Begitu pula, Islam dijauhkan dari sisi umat hingga umat Islam justru merasa asing dengan sejarahnya sendiri. Mereka tak sadar sama sekali bahwa Islam pernah berjaya menjadi adi daya dunia selama berabad-abad lamanya. Bahwa Islam memiliki institusi negara sendiri yang khas, yakni negara Khilafah. Umat tak paham bahwa mereka harusnya dipimpin oleh khalifah yang akan mengurusi segala keperluan mereka.

Inilah musibah yang menimpa umat Islam saat ini. Tertindas dan tercerai-berai akibat hilangnya sang pelindung, yaitu khilafah dan juga Islam itu sendiri dalam kehidupan. Ketiadaan khilafah dan Islam, membuat umat hidup dalam sistem yang tak manusiawi. 

Jauhnya umat dari Islam dan sejarahnya membuat mereka bahkan dengan sukarela meninggalkan Islam. Mereka juga membiarkan musuh mengacak-acak kehidupan dengan aturan kufur. Ini adalah sebuah kesalahan besar yang membawa bencana luar biasa dahsyat bagi umat Islam. 

Umat haruslah belajar dari sejarah agar tahu kesalahan dan akibat yang ditimbulkan dari mengabaikan dan meninggalkan hukum-hukum Allah. Tak boleh kesalahan ini dibiarkan terus terjadi. Tak Patut bagi muslim yang beriman untuk jatuh pada lubang yang sama.

Dari Ibnu al-Musayyib ra., dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Tidak selayaknya seorang Mukmin dipatok ular dari lubang yang sama dua kali.” (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad).

Dari hadits ini penting bagi seorang mukmin untuk berhati-hati dan waspada agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama berulang-ulang. Mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang dialami dan melakukan upaya agar terhindar darinya.

Dengan paham sejarah, manusia akan belajar untuk menghindari hal-hal yang membawa keburukan dan mengambil jalan yang membawa kebaikan. Jadikan pengalaman sejarah sebagai pelajaran dan ambil hikmahnya.

Hendaknya apa yang terjadi selama ini bisa membuat umat sadar dan segera bangkit dari keterpurukan. Kesalahan penerapan sistem selain Islam, nyata-nyata telah menghancurkan kehidupan di segala lini. Sehingga sudah sepatutnya seluruh sistem buatan manusia ditinggalkan dan beralih kepada sistem yang shahih, yakni Islam.

Islam dalam bingkai negara khilafah telah menorehkan sejarah yang gemilang. Peradaban dunia tercerahkan dengan hadirnya Islam dalam kehidupan. Jejaknya selama ribuan tahun tak bisa dihilangkan meski dikubur sedalam laut samudera sekalipun. 

Dan setiap upaya penelusuran jejak-jejak khilafah Islam adalah upaya untuk mengembalikan ingatan umat yang hilang sekian lamanya. Bersinergi dengan dakwah penyadaran akan pentingnya penerapan aturan Islam kaffah itu sendiri. Menyatukan kepingan-kepingan yang terpisah-pisah agar menyatu kembali hingga umat Islam menjadi mantap akan jati diri muslim yang sesungguhnya. Tak ragu dan tak gentar berjuang menegakkan kembali daulah khilafah yang akan melindungi kehidupan dengan syariah kaffahNya. Wallahu ‘alam bish-shawab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.