Breaking News

Bullying Marak, Potret Buruk Generasi Sekuler

Spread the love

Oleh:
Uqy – Chan
(Komunitas Ngobrol Opini)

Muslimahtimes.com–Bullying pelajar kembali terjadi. Seorang siswa di SMP Baiturrahman, Kota Bandung, menjadi korban. Aksi perundungan tersebut terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial yang diunggah akun Twitter @DoniLaksono, tampak seorang siswa memasang helm pada korban. Kemudian pelaku menendang kepalanya hingga terjatuh. Rekan korban hanya melihat aksi bully tersebut. Korban yang terjatuh dibiarkan dan ditertawakan. Dari narasi yang beredar, korban sempat dilarikan ke  rumah sakit. (m.kumparan.com, 20/11/2022).

Mirisnya bukan sesama pelajar saja, kali ini bullying terjadi pada orangtua. Pelaku adalah para pelajar di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, tega menganiaya seorang nenek viral di media sosial. Total ada 6 pelajar diamankan polisi. Mereka mengaku iseng menendang korban. Saat itu ada salah satu pelajar yang turun dari motor dan langsung menendang korban. Nenek itu terjatuh dan mereka menertawakannya. Diduga nenek itu seorang ODGJ. (m.kumparan.com, 20/11/2022).

Bullying memang kerapkali terjadi di negeri ini. Mirisnya lagi sudah sampai pada tataran level bullying pada orang tua. Aksi pelajar tersebut memang tidak patut dicontoh, sekalipun hanya iseng. Karenanya siapa pun yang melakukan aksi bullying adalah perbuatan terkutuk apalagi dilakukan pada orang tua. Lantas, apa penyebab munculnya bullying dan mengapa kerapkali terjadi?

Generasi Rusak, Kegagalan Sistem Sekuler

Fenomena ini bak gunung es, kian bertambah parah. Tidak terlihat di atas, namun di bawahnya lebih banyak. Anehnya dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Tak sedikit anak-anak yang menjadi korban, bahkan menjadi pelaku bullying itu sendiri. Jika diteliti, ada beberapa faktor terjadi aksi bullying. Di antaranya, pergaulan yang tidak sehat seperti berucap kata-kata candaan bersifat kotor dan berlebihan, sadis, adanya pelecehan, dan lain-lain. Selain itu, tontonan yang tidak sehat seperti tontonan yang mengandung kekerasan serta tontonan dewasa yang tak layak ditonton bagi usia mereka. Sayangnya semua itu menjadi tontonan sehari-hari.

Adalah suatu kewajaran fenomena ini muncul, sebab muncul dari pendidikan yang keliru. Pendidikan yang keliru pasti akan berbuah fatal. Seperti pendidikan dari keluarga, tidak adanya pengawasan yang ketat dari orangtua, maka tidak aneh jika anak-anak menjadi lepas kendali. Mereka bebas berbuat tanpa ada yang mengawasi baik secara keamanan didalam maupun diluar kehidupannya. Kemudian tak ada pengawasan dari masyarakat, sehingga anak-anak merasa perbuatannya tak ada yang salah. Dan yang terakhir adalah tak ada pengawasan dari negara. Minimnya negara dalam menindak tegas pelaku dengan anggapan mereka masih di bawah umur, sehingga ada kompromi. Padahal hal itu tidak sama sekali memberi rasa keadilan kepada korban.

Apa pun bentuk bullyingnya, jika tak ada pengawasan dan sanksi yang tegas maka bullying tetap terjadi bahkan terus bertambah. Hal ini tidak lain sebagai dampak dari tidak ada kesadaran diantara individu, masyarakat dan negara. Ditambah sistem pendidikan yang sekuler (agama dipisah dari kehidupan) menghasilkan buruknya perilaku anak. Tak sedikit pelaku bullying berasal dari anak-anak menunjukkan gagalnya sistem pendidikan yang diterapkan saat ini dalam mencetak akhlak mulia. Sebab pendidikan Sekuler ini menjauhkan anak-anak dari nilai-nilai agama. Sehingga wajar jika mereka berperilaku sekularistik dan liberalistik sebagaimana apa yang dilakukan budaya Barat. Akibatnya akhlak menjadi tergerus. Anak menjadi tidak peduli dengan lingkungannya (tidak memiliki empati). Maka jika generasi sudah rusak, apa yang bisa diharapkan dari generasi yang seperti ini?

Generasi Beradab, Keberhasilan Sistem Islam

Generasi emas atau generasi cemerlang merupakan cermin dari suatu peradaban. Jika generasinya baik, maka baik pula peradaban itu dan sebaliknya. Karenanya bukan salah generasi bila yang didapatkan dalam pendidikannya adalah pendidikan yang jauh dari nilai-nilai agama. Sebab agama tidak dijadikan sebagai standar menilai baik dan buruk. Islam menilai bullying merupakan perbuatan keji dan buruk. Sebab itu Islam sangat memperhatikan akhlak apalagi akhlak pada orang tua.

Islam tidak memberi toleransi alias kompromi bagi pelaku apa pun yang berbuat keji sekalipun dilakukan oleh anak-anak. Sebab Islam melindungi anak-anak baik akal maupun jiwanya. Tidak seperti sistem yang diterapkan saat ini, anak-anak dibiarkan tanpa ada yang benar-benar melindungi. Masih banyak trafficking, free sex, narkoba, LG8T yang lebih banyak korbannya adalah anak-anak. Karenanya untuk mengatasi permasalahan ini Islam memiliki hukum yang tegas dan muniawi. Semua itu untuk menjaga akal dan jiwa manusia dari segala perbuatan yang merusaknya.

Maka dalam Islam, mendidik generasi sangat diperhatikan utamanya pendidikan dalam keluarga khususnya ibu sebagai pendidik generasi. Karena dari keluargalah pendidikan itu dimulai. Peran orang tua sangat penting dalam mencetak pribadi anak yang berakhlak mulia. Tidak cukup hanya orang tua, namun peran masyarakat / sekolah juga penting sebab sekolah merupakan tempat dimana anak menimba ilmu dan mencetaknya menjadi pribadi yang berkepribadian Islam.

Karenanya Islam memiliki solusi menghadapi masalah anak. Islam mampu menghentikan kasus bullying ini dengan aturan syariat Islam yang bersumber dari Allah Swt. Karena ini bukan dilihat dari permasalahan diri anak saja namun ini masalah sistemis. Jika pribadi anak menjadi rusak, maka hal itu berasal dari sistem yang rusak pula. Islam memiliki sistem aturan yang sempurna sedangkan sistem Sekuler adalah sistem aturan yang batil dan penuh cacat tak mampu atasi masalah anak.

Aturan Islam mencegahnya dengan cara mengembalikan peran keluarga, masyarakat, dan negara. Karena ketiga fungsi tersebut berhubungan satu sama lain. Dalam arti tidak hanya peran keluarga saja yang dituntut karena keluarga hanya lingkup kecil. Maka harus ada peran masyarakat dan negara sebab lingkup yang besar. Dari sinilah akan tercipta suasana saling mengontrol/mengawasi maka niscaya tercipta suasana masyarakat yang kondusif berdasarkan aturan yang benar, yaitu syariat Islam. Karena syariat Islam telah terbukti ampuh atasi permasalahan hidup manusia baik anak-anak maupun dewasa sejak dari zaman ketika Nabi Muhammad saw sebagai Khalifah saat itu.

Islam pun mampu mengobati anak – anak yang memiliki kecenderungan melakukan bullying. Dengan melakukan pendekatan yaitu memberi kesadaran yang benar tentang kehidupan sehingga dapat mengubah pola pikirnya menjadi anak yang berkepribadian Islam dan bertanggung jawab. Semua itu tak akan terwujud kecuali melibatkan negara yang menerapkan Islam secara kaffah. Suasana akan diliputi ketakwaan dan hasilkan generasi yang beradab sebagaimana Keberhasilan sistem Islam mencetak generasi emas dalam era kepemimpinan Khilafah Islamiah.
Wallahua’lam bisshowab.