Oleh. Amsina
Muslimahtimes– Amerika Serikat menjadi negara tertinggi dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak. Sebanyak 29.794.200 juta kasus ditemukan, 540.299 orang meninggal, dan 20.540.522 orang sembuh. Disusul oleh negara-negara berikutnya yang menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak lainnya, yaitu India, Brasil, Rusia dan Inggris. Peringkat 5 besar ini menyasar negara-negara besar dunia dan memiliki penduduk terbanyak di dunia.
Kondisi miris yang dialami Amerika ini tidak sejalan dengan klaim negara pemimpin yang disandangnya. Negara superpower ini dengan peralatan teknologi yang sangat canggih dan mumpuni ini pasa faktanya tidak mampu menuntaskan permasalahan ini. Pun dalam bidang kesehatannya, dibandingkan dengan negara-negara lain, kita tahu bahwa Amerika memiliki serangkaian fasilitas terbaik beserta ilmuwan-ilmuwan terhebat di seluruh dunia, namun faktanya negara ini telah babak belur dihajar pandemi global Covid-19.
Apa kabar negara-negara penginduk? Pandemi global ini nyata-nyata telah membuat pemerintah manapun di dunia ini kewalahan dan sibuk mencari solusi bagi terselesaikannya permasalahan pandemi ini. Belum lagi munculnya varian baru virus Covid-19 ini telah meresahkan publik secara luas. Virus ini dikatakan dapat menyebabkan mutasi penyakit yang lebih parah, dan mampu melewati kemampuan tes pendeteksian virus serta vaksinasi yang ada sekarang disebut tidak mampu memberikan perlindungan terhadap jenis varian virus yang baru tersebut.
Nama-nama varian baru Covid-19 saja sudah membuat pusing dan tidak terhafalkan, apalagi jika berusaha memahaminya. Bagi masyarakat awam, yang dilakukan para ilmuwan yang rajin memberi nama baru bagi varian Covid-19 ini hanyalah tameng ketidakmampuan diri saja. Karena pada faktanya virus ini semakin tidak terkendali dan tidak ada pihak yang mampu menuntaskan permasalahan tersebut, baik pemerintah maupun ilmuwan-ilmuwan medis.
Di Indonesia sendiri, tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin rendah karena kinerja yang buruk dalam mengantisipasi virus. Pemerintah dinilai abai dalam menangani kasus dan segera mengembalikan keadaan ke kondisi normal.
Sudah 1 tahun lebih namun virus ini terus mengalami mutasi dan menewaskan jutaan orang. Entah berapa lama lagi kondisi ini akan berlangsung dan menghimpit kehidupan umat manusia. Ketimpangan sosial yang terjadi, angka pengangguran yang kian bertambah dikhawatirkan akan menjadi serangan berikutnya terhadap rakyat. Kita bukan hanya akan mati karena kondisi kesehatan akan tetapi juga karena kondisi finansial.
Sistem ekonomi saat ini hanya fokus kepada angka-angka dalam mendeteksi parameter capaiannya, pada akhirnya sistem ini akan selalu terlambat dalam mengurai masalahnya. Sementara sistem ekonomi Islam fokus pada capaian per individu, sehingga akan bisa mendeteksi masalah dengan cepat sebelum makin parah. Jika satu saja laki-laki baligh kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan, maka menjadi tanggungan Khilafah untuk mencarikannya pekerjaan. Jika satu orang saja mengalami kelaparan, khalifah akan berusaha memperbaiki pola distribusi kekayaan di tengah-tengah umatm
Dalam mengatasi pandemi, sistem Islam tidak akan membiarkan masalah ini berlarut-larut hingga melampaui masa yang panjang. Justru dari awal kemunculannya penyakit ini akan berusaha dikendalikan dengan melakukan lockdown daerah yang terkena wabah. Tidak ada aktivitas penularan keluar daerah jika tidak ada satu orang pun yang keluar dari daerah tersebut. baik yang sudah terdeteksi memiliki virus maupun yang belum. Dan menjadi tanggung jawab negara dalam menyembuhkan orang-orang di daerah terdampak dengan mengirimkan tenaga kesehatan, distribusi makanan dan kebutuhan pokok sampai daerah tersebut dinyatakan “sehat” dari wabah tersebut. Jika cara seperti ini diterapkan sejak kemunculan pertama virus Covid-19, maka mungkin tidak akan kita temui 2 juta lebih kematian sia-sia diseluruh dunia yang disebabkan oleh virus tersebut.
Namun kita tahu, bahwa bahkan sejak beberapa bulan kemunculannya pemerintah negeri ini justru lebih sibuk mengurus perekonomian dan abai terhadap masalah penyebaran virus. Bukankah ketika virus sudah tidak terkontrol seperti saat ini, ekonomipun menjadi terpuruk dan susah dikendalikan juga?
Dunia membutuhkan sistem Islam secara kaffah untuk mengatasi secara keseluruhan masalah-masalah yang timbul hari ini. Dimulai dari pandemi hingga masalah ekonomi. Wallahu A’lam.