Oleh. Endang Widayati
Muslimahtimes.com–Generasi Z atau Gen Z adalah kelompok masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Mereka adalah kelompok masyarakat yang tumbuh di tengah era digital yang penuh dengan arus informasi dan teknologi yang berkembang pesat. Di tahun politik ini, Gen Z semakin menjadi sorotan, mengingat begitu besar jumlah mereka dalam daftar pemilu 2024. Jumlah mereka 22,85% dari total keseluruhan pemilih, yaitu sekitar 46.800.161 juta pemilih. Maka wajar, jika mereka menjadi penentu keberhasilan pemilu dan masa depan negara ini.
Namun sayangnya dengan kelebihan yang mereka miliki sebagai generasi yang up-to-date dengan kondisi saat ini, mereka termasuk golongan masyarakat yang apatis terhadap politik. Sehingga, dalam kegiatan Konferensi Nasional yang mengusung tema Indonesia’s Future Democracy: Opportunities and Challenges, yang diadakan oleh Asosiasi Program Studi Ilmu Politik (APSIPOL) pada Rabu (18/9/2024), pakar politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas, Profesor Asrinaldi, menyoroti partisipasi dari Gen Z dalam menjaga iklim demokrasi yang ada di Indonesia. Maka, diharapkan para Gen Z dalam hal ini adalah mahasiswa memiliki kemampuan politik yang mumpuni dan akhirnya mereka mampu untuk berpartisipasi langsung dalam politik bukan partisipasi yang dimobilisasi. (bangka.tribunnews.com, 18/09/2024)
Di sisi lainnya, terdapat fenomena kemunduran demokrasi (democratic backsliding) atau disebut dengan otokratisasi adalah penurunan kualitas demokrasi secara bertahap. Salah satu indikasinya adalah terdapat kecurangan dalam pemilu. Dan hal ini, diduga kuat terjadi pada pemilu-pemilu yang lalu. Selain itu, terdapat harapan dari kaum muda khususnya kalangan Gen Z yang berpredikat sebagai mahasiswa agar bisa menjadi agen perubahan demokrasi.
Kepalsuan Demokrasi
Demokrasi hingga saat ini masih dianggap sebagai sistem pemerintahan yang final dan ideal meski telah nampak kemundurannya. Namun, para pengusung demokrasi tidak menjadikan kemunduran demokrasi sebagai bentuk kegagalan atau kerusakan. Malah, tidak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa demokrasi itu baik, hanya oknum yang menjalankannya saja yang buruk. Sejatinya demokrasi adalah sistem yang tidak layak untuk diperjuangkan, karena kerusakan tatanan kehidupan saat ini akibat dari penerapan sistem politik demokrasi.
Kerusakan terjadi di berbagai lini kehidupan masyarakat dan permasalahan kian rumit. Pengangguran, kelaparan, kemiskinan, tingginya harga bahan pangan, kriminalitas hingga perilaku seks bebas, angkanya kian hari kian meningkat. Oleh karena itu, sudah seharusnya kalangan Gen Z tidak tertipu dengan rayuan demokrasi yang menjanjikan bahwa kekuasaan ada di tangan mayoritas rakyat, karena realitanya tidak sejalan dengan teori. Semua itu adalah kepalsuan demokrasi yang selalu ditutupi oleh para pengusungnya. Mereka enggan mengakui bahwa permasalahan akut saat ini lahir dari demokrasi.
Politik demokrasi tidak lain adalah politik kotor berebut jabatan yang dilakukan oleh para elite parpol. Mereka sibuk untuk memperkuat relasi dan mengamankan kepentinganya masing-masing. Jelas, sama sekali tidak berhubungan dengan kepentingan rakyat. Ini terbukti dengan bergantinya pemimpin demi pemimpin kondisi rakyat tetap saja sengsara. Hal inilah yang menjadikan pemuda cenderung malas berpolitik dalam sistem demokrasi, meskipun mereka tidak memahami kesalahan demokrasi secara konseptual.
Agen Perubahan dan Partai Politik
Pemuda di mana pun berada memiliki tanggung jawab untuk bisa melanjutkan sebuah kepemimpinan. Di tangan pemudalah perjuangan revolusioner dapat diraih. Oleh karena itu, semestinya para pemuda tidak menjadi corong penguasa dengan turut menjaga keberlangsungan hidup demokrasi. Sebaliknya, Gen Z yang memiliki sense of feeling yang tinggi terhadap isu-isu sosial harus bisa membawa perubahan yang mendasar pada perpolitikan di Indonesia, yaitu perubahan dari politik demokrasi menjadi politik Islam.
Islam menetapkan bahwa kedaulatan atau kekuasaan tertinggi berada di tangan syarak bukan di tangan manusia. Sebab, hanya Allah Swt Yang Maha Pencipta dan Pengatur manusia. Politik Islam akan mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Sebab, politik Islam merupakan tata cara pengaturan seluruh urusan umat agar bisa terpenuhi segala kebutuhannya.
Politik Islam juga akan menciptakan atmosfer iman yang tinggi dan kuat sehingga ketakwaan menjadi faktor utama dalam berpolitik. Oleh karena itu, Gen Z harus melek politik Islam dan hanya menjadikan Islam sebagai landasan utama dalam mewujudkan perubahan revolusioner.
Gen Z juga layak menjadi pelopor dalam menyampaikan syiar-syiar Islam di tengah-tengah masyarakat. Mengusung dengan bangga identitas sebagai agen perubahan Islam. Perubahan revolusioner membutuhkan kehadiran partai politik yang sahih dan ideologis. Partai politik dalam Islam berfungsi untuk mengedukasi umat tentang politik. Sehingga, sudah seharusnya para Gen Z bergabung berjalan bersama dengan partai politik yang sahih. Kriteria partai politik yang sahih adalah pertama, memiliki fikrah (ide-ide, pemikiran) yang jelas dan berideologi sahih yaitu Islam.
Kedua, parpol memiliki thariqah (metode) perubahan yang sesuai dengan problematika sistem dan sesuai dengan metode dakwah Rasulullah saw. bukan dengan masuk ke dalam sistem demokrasi.
Ketiga, memiliki ikatan akidah Islam yang menyatukan antar anggota bukan dengan jenis ikatan yang lain seperti kemaslahatan atau kebangsaan, yang keduanya merupakan ikatan yang batil dan bersifat sementara.
Keempat, para anggotanya memiliki kesadaran yang benar tentang fikrah dan thariqah partai yang diikat oleh akidah Islam. Dengan begitu, orang-orang yang menjadi anggota parpol bukan karena ketokohannya, kepakarannya apalagi jabatannya. Oleh karena itu, masyarakat jangan salah pilih parpol. Parpol sekuler—apa pun latar belakang basis massanya—seharusnya juga tidak menjadi wadah perjuangan menuju perubahan. Ini karena parpol sekuler justru berfungsi untuk menjaga demokrasi agar tetap eksis di negeri ini. Sebaliknya, pemuda harus menjadikan parpol berideologi Islam sebagai wadah perjuangan untuk kebangkitan dan masa depan umat. Wallahualam bissawab.