Breaking News

Hijab bagi Anak, Paksaan?

Spread the love

Oleh: Najahatush Shabrina

(Awardee BMM scholarship of IPB University)

MuslimahTimes– Beberapa waktu terakhir publik dihebohkan dengan sebuah video berisi tentang dampak buruk anak dipaksa berkerudung. Dalam video tersebut, Nong Darol Mahmada sebagai salah satu narasumber DW Indonesia mengatakan dampak social bagia anak ketika dipaksa berkerudung sejak kecil. “Kekhawatiran saya sebenarnya lebih kepada membawa pola pikir si anak itu menjadi eksklusif karena dari sejak kecil dia ditanamkan untuk misalnya “berbeda” dengan yang lain,” kata Darol dalam video tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa seharusnya anak-anak itu dibiarkan dulu menjadi siapa pun, menjadi apa pun sehingga tidak harus berbeda dengan anak-anak yang lain. Pernyataan yang diungkapkan oleh seorang muslim ini pun sempat menimbulkan kehebohan di media sosial.

Dalil Kewajiban Menutup Aurat

Berbicara tentang menutup aurat, Allah SWT mewajibkan muslim dan muslimah untuk menutup auratnya. Allah SWT berfirman:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS. al-A’raf: 26)

Imam al-Qurthubi di dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat ini merupakan dalil wajibnya menutup aurat. Sebab, Allah SWT telah menurunkan kepada kita, pakaian yang digunakan untuk menutup aurat. Para ulama tidak berbeda pendapat mengenai wajibnya menutup aurat. Mereka hanya berbeda pendapat tentang bagian tubuh mana yang termasuk aurat.

Bagi seorang Muslimah, ada aurat yang harus ditutup ketika berhadapan dengan non-mahram yakni menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini jelas disampaikan dalam firman Allah SWT :
“Katakanlah kepada perempuan yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau perempuan-perempuan Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Membiasakan Anak Taat Sejak Dini

Konsep pendidikan anak dalam Islam pertama kali adalah menanamkan aqidah Islam, mengenalkan siapa pencipta alam semesta beserta isinya, para nabi dan rasul, serta Al-Qur’an. Orang tua menjadi sekolah pertama (madrasatul ula) bagi mereka untuk belajar. Anak yang belum mampu membedakan benar dan salah, atau baik dan buruk diajarkan dengan merode talqin. Orang tua-lah yang membimbing agar anak melakukan hal yang benar sesuai syariat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
“Nak, janganlah kamu menyekutukan Allah. Sebab, menyekutukan Allah itu benar-benar kezhaliman yang sangat berbahaya.” (QS. Luqman:13)

Rasulullah SAW memerintahkan para orang tua untuk mendidik anaknya melaksanakan shalat sejak usia 7 tahun. Begitu pula dalam mengajarkan anak menutup aurat sebelum usia baligh agar nantinya anak tidak kaget ketika kewajiban menutup aurat melekat padanya dan ia akan dihisab atas apa yang ia kerjakan.

Menutup aurat bagi seorang Muslimah bukan bermaksud mengekang, namun justru menjaga. Hijab adalah identitas juga pelindung bagi seorang Muslimah. Maka penting bagi orang tua untuk membiasakan anak taat sejak kecil, karena kita tak pernah tau sampai kapan kita bisa membersamai keluarga kita. Suatu saat nanti, setiap orang termasuk para orang tua akan dimintai pertanggungjawaban dengan apa anaknya dididik.

Narasi Bahaya tentang Hijab

Seiring perkembangan zaman, bukan hanya teknologi yang berkembang, namun pemikiran juga. Sebagai seorang muslim, kita perlu membuat filter dengan syariat Islam. Hal-hal yang tidak sesuai dengan Syariat harus dijauhi dan ditolak. Orang-orang yang tidak suka dengan Islam tak henti-hentinya menyerang ajaran Islam. Salah satunya adalah narasi-narasi kebebasan berpakaian perlu diwaspadai oleh seorang Muslim atau Muslimah.

Hijab dianggap membatasi hak perempuan dan geraknya dalam masyarakat. Bahkan dianggap sebagai bentuk eksklusifitas diri dari pergaulan. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan menutup aurat yaitu wujud ketaqwaan dan menjaga para muslimah. Karena sesungguhnya aturan yang berasal dari Sang Pencipta tak pernah menyengsarakan hamba-Nya. Justru Sang Pencipta-lah yang paling tau hal terbaik bagi makhluk-Nya. Oleh karena ini, penting bagi kita untuk terus mempertebal ilmu dan keimanan agar tak mudah terbawa arus zaman dan mampu mendidik generasi terbaik.

Wallau a’lam bish shawwab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.