Breaking News

Islamofobia: Bahaya Laten akan Akidah Kaum Muslimin

Spread the love

Oleh: Atik Susilawati

(Aktivis Muslimah)

 

#MuslimahTimes — Kaum Muslimin selalu menjadi sasaran empuk para pembenci Islam, dari tahun ke tahun, kasus pelecehan dan kriminalisasi terhadap Islam tak kunjung menemui episode terakhirnya. Meski dalam keadaan pandemi pun tidak menghalangi pembenci Islam untuk menjalankan misi mereka untuk menghancurkan agama ini. Baru-baru ini di Kanada, seorang laki-laki disebut telah membunuh keluarga muslim yang beranggotakan empat orang. Kejadian ini terjadi di kota London, Ontario, Kanada pada Minggu (6/6/2021). Pelaku bernama Nathanie Veltman berusia 20 tahun. Pelaku mengemudikan mobil truknya dengan kecepatan tinggi menabrak trotoar dan satu keluarga. Kepolisian Kanada menyebut dugaan sementara dengan motif penyerangan karena kebencian (Detiknews.com, 8/6/2021).

 

Bukan hanya pembunuhan yang terjadi di Kanada, tapi banyak kasus yang mengkriminalisasi dan memojokkan kaum muslimin. Salah satunya kasus dugaan penghinaan kepada Nabi Muhammad saw, seorang guru di Batley Grammar School, West Yorkshire, Inggris diduga menampilkan karikatur Nabi Muhammad saw di kelasnya. Ia memakai kartun yang dipublikasikan di majalah Charlie Hebdo (Republika.co.id, 22/3/2021).

 

Sebenarnya fakta Islamofobia bukanlah hal yang baru, hal ini sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Kaum kafir Mekah melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi dakwah Islam. Mereka melontarkan tuduhan keji terhadap Islam dan Rasulullah saw sendiri. Sebagaimana dikabarkan oleh Allah swt dalam firmannya yang artinya: “Demikianlah tidak seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan,’Ia adalah seorang tukang sihir atau gila.’ Apakah mereka saling berpesan dengan apa yang dikatakan itu? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS Adz-Dzariyat: 52-53).

 

Saat ini memang para penyeru Islam tidak disebut sebagai sebagai tukang sihir, ada istilah lain yang disematkan yakni teroris dan radikalis. Dari sebutan itulah muncul istilah Islamofobia. Mereka yang tidak menyukai Islam menganggap bahwa agama Islam sebagai ajaran yang buruk dan berbahaya yang harus segera dibasmi. Islamofobia adalah istilah kontroversial  yang merujuk pada prasangka buruk, diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan muslim. Islamofobia muncul bukan sekedar respon atas beberapa dugaan kasus kekerasan yang diarahkan kepada kaum muslim. Namun peristiwa-peristiwa tersebut hanyalah momen yang digunakan untuk menyebarkan kebencian terhadap Islam dan penganutnya. Sebenarnya yang mereka takutkan bukan hanya Islam yang berkembang, tapi ketakutan terhadap Islam sebagai pengatur kehidupan yang akan melengserkan tatanan sekuler yang mereka kuasai selama ini.

 

Kesadaran umat atas kegagalan kapitalisme dalam menyelesaikan  masalah kehidupan, serta berbagai krisis yang dilahirkannya kian memuncak. Di sisi lain, tuntutan perubahan sistemis ke arah penerapan Islam kaffah juga terus gencar disuarakan oleh kaum muslimin. Menghadapi kenyataan ini, para pembenci Islam semakin meradang dan gencar menampakkan keseriusannya untuk menghadang kebangkitan Islam dan kembalinya peradaban Islam dalam kehidupan.

 

Salah satu upaya yang dilakukan yakni penyebaran opini buruk terhadap Khilafah, Khilafah digambarkan sebagai negara yang keji dan tidak mempertimbangkan hak-hak asasi manusia. Kemudian dimunculkanlah ISIS sebagai sebuah negara yang disebut merepresentasikan kekuasaan Islam. Berbagai macam tindakan keji, serta keberutalan  yang dilakukan oleh ISIS tidak dinafikkan membuat kaum muslimin semakin takut terhadap agama mereka, di samping ketidaktahuan mereka terhadap khilafah itu sendiri. Wajar jika kemudian banyak di antara kaum muslimin yang menolak sistem khilafah, seolah-olah khilafah akan menghancurkan kehidupan, keselamatan dan hak-hak mereka seperti ISIS yang menakutkan.

 

Bukan hanya gangguan dari luar saja yang menjadi penyebab Islamofobia di tengah umat, tapi berasal dari kaum muslimin sendiri, seperti membatasi pelajaran agama dalam kurikulum pendidikan, gaya hidup yang sudah mengikuti barat, kasus para penista agama yang tidak terlalu dipermasalahkan, penggolongan ajaran-ajaran Islam yang tercampur dengan pemikiran sekuler. Sehingga hal ini menyebabkan kaum muslimin memiliki rasa keingintahuan yang cukup rendah terhadap agama mereka sendiri. Cikal bakal Islamofobia sebenarnya telah muncul sejak negeri-negeri kaum muslimin mengadopsi akidah kapitalisme sekuler.

 

Sudah menjadi rahasia umum jika Islamofobia sengaja dimunculkan di negeri- negeri kaum muslimin. Para liberalis berupaya menjadikan Islam memiliki gambaran yang buruk sehingga generasi Islam menjauh dari syariat yang seharusnya dijadikan sebagai pandangan hidup. Tentu hal ini sangat menguntungkan kaum liberal, karena narasi Islamofobia akan memudahkan mereka mengajak kaum muslimin kepada Liberalisme. Menjauhkan Islam bahkan ingin menghapusnya dari ingatan dan sejarah kaum muslimin. Inilah bahayanya Islamofobia terhadap akidah kaum muslimin yang sedikit demi sedikit membuat kaum muslimin menjauhi agama mereka sendiri, bahkan takut sehingga membuat mereka menjadi alat untuk merusak Islam itu sendiri.

 

Padahal sudah jelas kehidupan liberal yang ditawarkan oleh orang-orang Barat tidak bisa memberikan sedikit pun kebaikan kepada manusia apalagi kaum muslimin. Justru kehidupan liberal membawa kerusakan kehidupan dalam segala aspek kehidupan. Sejatinya inilah penyakit orang-orang kafir terhadap kaum muslimin, sesungguhnya mereka tidak akan pernah rela sampai kaum muslimin mengikuti langkah (millah) mereka.

 

Islamofobia harus dihentikan, solusinya tidak cukup hanya dengan memberikan penjelasan bagaimana ajaran Islam yang benar. Tapi lebih dari itu umat harus disadarkan dengan membongkar motif di balik Islamofobia yang digelontorkan oleh pembenci Islam. Sesungguhnya ada rencana jahat untuk mencegah laju perjuangan Islam ideologis. Umat harus disadarkan bahwa penyelesaian Islamofobia akan tuntas jika syariat Islam kaffah diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Sehingga rahmat dan kebaikan yang dijanjikan Islam akan tersebar ke seluruh pejuru dunia, bahkan bisa menarik kerinduan siapapun untuk hidup dalam naungan kemuliaan Islam. Wallahua’lam bisshawwab[].