Breaking News

Kala Pejuang Meniti Jalan Cinta

Spread the love

Judul Buku : Jalan Cinta Para Pejuang
Penulis : Salim A.Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 344 halaman
Peresensi : Najwa Azahra

Muslimahtimes – Cinta adalah kata yang tiada habis kalimat membahas maknanya, tiada sempurna puisi merangkainya, bahkan tiada selesai para pujangga menuliskannya dalam karya. Kita mungkin akrab dengan kisah cinta Romeo-Juliet, Laila-Majnun, hingga kisah percintaan yang diperankan artis ibukota. Baik masa lampau ataupun masa kini, kebanyakan kita memaklumi bahwa cinta ibarat sesuatu yang mendayu, mengikis habis rasa hingga menghasilkan puisi sebagai pelampiasan termudah mengungkapkan isi hati.

Namun berbeda dengan buku ini, penulis ingin mengabadikan sisi lain dari cinta, dimana ia hidup, bersahabat, bermanfaat, dan kuat. Meniti jalan cinta para pejuang, dengan cita yang besar, tinggi, dan bening. Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kata kerja. Dengan nurani, tempat kita berkaca tiap kali. Dan cinta yang senantiasa mendengarkan isi hati. Sebuah jalan ketaatan pada Ilahi yang pasti akan diuji.

Buku setebal 344 halaman ini terdiri dari 7 Bab utama. 3 Bab pertama adalah 3 langkah yang isinya tentang : Dari Dulu Beginilah Cinta, Dunia Kita Hari Ini, dan Jalan Cinta Para Pejuang. Sedangkan, 4 bab berikutnya adalah turunan dari Bab “Jalan Cinta Para Pejuang” yang isinya tentang tapak pertama-visi, tapak kedua-gairah, tapak ketiga-nurani, dan tapak keempat-disiplin.

Pada Bab 3. Terdapat narasi inspiratif yang menurut saya sangat berkesan untuk diulas. Khususnya pada sub bab yang bertemakan “Sesadar Sang Penyelam” yang menceritakan tentang pentingnya kesadaran untuk menjalani kehidupan. Jika yang sadar dianalogikan penyelam, maka yang lalai dianalogikan seorang yang tenggelam.

Dengan kesadaran, kita dapat mempersiapkan diri beserta perangkat-perangkat untuk menyelami lautan kehidupan ini. Kesadaran adalah anugerah agar kita mampu menentukan yang terbaik dari sekian banyak pilihan yang datang. Kesadaran juga membuat mata kita terbuka akan lalainya kita dari perintah Allah yang masih sering ditinggalkan. Padahal Allah telah menurunkan pedoman-Nya sebagai petunjuk untuk setiap kelalaian agar tak terulang di waktu mendatang.

Dalam buku “Jalan Cinta Para Pejuang” ini, kata demi kata yang dirangkai penulis selalu mengagumkan dan memotivasi pembaca, indah tanpa menggurui. Buku ini juga mengajarkan kita tentang keikhlasan. Tak banyak kelemahan dalam buku ini, hanya saja ada beberapa kata yang sulit untuk dipahami pembaca.

Sebagai resensator, saya sangat bersyukur dapat dipertemukan dengan buku “Jalan Cinta Para Pejuang” yang isinya terkandung banyak hikmah mengagumkan. Saya berharap, anda pun jadi ikut terdorong untuk membaca buku “Jalan Cinta Para Pejuang” setelah memahami penjelasan singkat dalam ulasan ini.

Selain itu, anda pun akan dikejutkan dengan kisah-kisah yang menggetarkan sanubari yang tak hanya menguras air mata, tapi juga mengajak anda berpikir jauh tentang perjuangan meraih cinta hakiki untuk lebih dekat dengan Rabb Ilahi.

Selamat Membaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published.