Breaking News

Mau Bunuh Diri, Emang Solusi?

Spread the love

Oleh. Fatimah Azzahra, S. Pd
(Tim Redaksi Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com- Ada yang pernah kepikiran bunuh diri? Punya temen atau mungkin keluarga yang mau bunuh diri?

Pelajar Bunuh Diri

Dilansir dari laman suara.com (13/7/2022), seorang pelajar perempuan dikabarkan meninggal dunia diduga karena bunuh diri akibat tidak lolos ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Miris ya.. Sedihnya, kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi. Bulan Juni kemarin, ada pelajar perempuan di Bali yang ditemukan tewas gantung diri di kosannya. Bulan April, seorang OB kaget menemukan sesosok tubuh di pohon lamtoro, ternyata seorang pelajar SMP di Surabaya bunuh diri di sana. Masih banyak kasus pelajar bunuh diri lainnya. Hiks, hiks, so sad.

Data dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2018 menunjukkan setiap 40 detik terdapat seseorang yang meninggal karena bunuh diri. Ini lebih parah daripada nyawa yang hilang saat perang.

Masih berdasarkan data WHO, 47,7% orang yang bunuh diri tersebut itu berusia 10-39 tahun atau pada usia remaja dan usia produktif. Bunuh diri jadi penyebab utama kedua kematian di kalangan pemuda yang berusia antara 15 dan 29 tahun.

Tahukah teman, pemberitaan yang tidak benar dari media malah membuat remaja terinspirasi untuk melakukan bunuh diri. Jadi, hati-hati ya dalam mengonsumsi berita.

Kenapa Bunuh Diri?

Kenapa ya kok bisa meluas dan banyak orang yg mau bunuh diri? Menurut WHO dalam Global Burden of Disease 2004, penyebab bunuh diri itu: depresi, pelecehan, kekerasan, latar belakang sosial dan budaya. Data ini diambil sebelum ponsel dan dunia media sosial digandrungi seperti saat ini. Kini faktor konten, media sosial pun ikut berpengaruh terhadap penyebab bunuh diri.

Nyadar nggak sih kalau zaman sekarang tuh kita seolah menganut hukum rimba? Yang kuatlah yang menang (survival of the fittes). Mending kalau kuat iman, masalahnya zaman sekarang fokusnya menghamba pada harta dan materi. Sehingga pihak yang tidak bisa meraih itu, sementara kebahagiaannya difokuskan pada capaian nominal juga barang yang dikenakan, cepat atau lambat akan mengalami depresi dan putus harapan.

Belum lagi zaman sekarang memandang agama tuh nggak ada gunanya untuk kehidupan. Di bangku kuliahan cuma 2 -4 sks, itu juga cuma di semester tertentu. Di lapangan pekerjaan, agama seolah jadi hambatan. Agama sudah benar-benar jauh dari kehidupan. Sehingga yang terbentuk adalah karakter pelajar yang jauh dari Allah, jauh dari agama, dekat dan memuja dunia dan materinya.

Di saat yang sama, kita hidup penuh dengan tekanan. Ya nggak sih? Sulit untuk memenuhi kebutuhan. Sulit mengakses pendidikan, kesehatan, keamanan, dll. Semua dikomersialisasi, bernilai jual beli. Ada kualitas, ada harga yang harus dibayar pantas katanya. Balik lagi ke hukum rimba jadinya. Yang kuat (berduit) yang menang (dapat kualitas).

Sehingga banyak yang merasa mentok, stuck, putus asa dengan keadaan akhirnya memilih bunuh diri menjadi solusi atas permasalahannya.

Cek Islam dulu dong!

Sebagai muslim, kita harus cek dulu dong, gimana sih Islam memandang hal ini? Kenapa harus cek dulu? Karena Islam itu aturan yang sangat amat lengkap dan detail. Islam itu bukan cuma agama yang mengatur kita salat, puasa, zakat aja. Tapi juga solusi semua permasalahan kehidupan. Apa pun masalahnya, Islam pasti punya solusinya. Percaya deh slogan ini!

Inilah bentuk kasih sayang Allah. Nggak kaya sistem sekarang yang membiarkan manusia terombang-ambing berusaha memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Islam jelas menggambarkan apa saja yang harus dilakukan agar kebutuhan kita terpenuhi, termasuk kebutuhan kesehatan mental.

Islam selalu mengingatkan tentang iman. Percaya akan hadirnya Allah, menyenderkan semua urusan pada Allah, percaya baik buruknya ketetapan dari Allah, yakin skenario kehidupan dari Allah pasti baik. Sementara setan yang sudah bersumpah pada Allah untuk selalu menggoda manusia agar nanti bisa menemaninya di neraka, ingin manusia berputus asa dari Rahmat Tuhannyaa. Dibuat lupa tentang kehidupan setelah kematian. Bahwa semua perbuatan kita, baik buruknya akan dimintai pertanggungjawaban. Ada konsekuensi atas setiap perbuatan.

Dalam Islam, bunuh diri ini hukumnya haram. Dalilnya Qs. an-nisa ayat 29 yang artinya, “Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. “

Masyaallah.. Allah Yang Maha Penyayang, berfirman langsung bahwa Ia sayang pada kita. Padahal, orang terdekat kita pun boleh jadi jarang mengucapkan sayang pada kita.

Rasulullah saw juga pernah bersabda, “Barangsiapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan dirinya maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya. Ia kekal dalam neraka selama-lamanya. ” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Barang siapa bunuh diri dengan sesuatu, ia akan diadzab dengan itu di hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Na’udzubillah.

Solusi

Jadi apakah bunuh diri ini solusi permasalahan manusia? Apakah dengan bunuh diri tuntas masalah kita? Yang ada malah berat pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Bukan solusi malah menambah masalah baru. Jadi, gimana dong?

Jadi, kalau lagi stress, solusinya ya bukan bunuh diri. Tapi menghilangkan penyebab stress itu. Siapa yang bisa menghilangkan stress kita kalau bukan Yang Mahakuasa? Makanya, jangan remehkan agama. Jangan remehkan mengkaji Islam. Inilah salah satu penjagaan Allah biar kita nggak stress.

Dengan mengkaji, tujuan hidup kita akan jelas, yakni ibadah pada Allah. Walau capek belajar, pusing nggak ngerti aja, banyak latihan, hasil nggak sesuai harapan, semuanya akan lebih ringan diterima dengan lapang dada. Karena percaya Allah akan membalas semua yang sudah kita lakukan di dunia. Ya kalau ga dibalas di dunia, pasti dibalas di akhirat. Sehingga timbul mindset “Gapapa capek. Kan capeknya ibadah. ”
“Gapapa sibuk dalam kebaikan daripada sibuk bermaksiat. “

Ibnu jauziyah rahimahullah berkata, “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”

Yuk, sibukkan diri (pikiran, lisan, tangan, kaki) dg kebaikan di jalan Allah. Saling menolong dalam kebaikan karena Allah. Mudahkan urusan orang lain. Belajar terus belajar, mengkaji dan mengkaji agama islam. Insyaallah, Allah yang bimbing dan kuatkan diri kita, ada Allah yang jaga. Tentu belajar baik itu nggak bisa sendirian. Rasulullah saja mengajak istrinya, keponakannya, sahabat-sahabatnya. Maka, kita manusia akhir zaman ini jangan sombong bisa baik sendirian. Kita butuh sahabat taat yang bisa mengingatkan, memotivasi kala ujian dan cobaan datang.

Coba colek sahabat taatnya. Saling berpegangan tangan ya teman-teman. Kalau ada masalah jangan ragu untuk diceritakan pada orang yang tepat. Tentu jangan lupa mendekat pada Yang Menggenggam Alam semesta juga Maha Pengatur, Allah Swt.

Wallahua’lam bish shawab.