Oleh Sunarti PrixtiRhq
Temaram malam kian hitam
Remang cahaya kian padam
Ingin mata terpejam
Yakinkan lelah kan terbungkam
Ah, rasaku mencekat tersebab dunia kian pekat
Naluriku terpikat, pada keadilan masa Sahabat
Wajah sayu mendekat, tunai hukum syariat
Indah senyuman menjerat, lega raih berkah nan nikmat
Duhai malam gelap
Akankah kau bungkus aku dalam diam
Yang begitu kejam merayap, sekejam sekulerisme mendekap
Adakah jiwa terkesiap, rombak kebaikan tuk seluruh alam
Tuai kesadaran singkirkan gelisah
Kebangkitan peradaban mulia
Agar muak bisa dihindar, tak jadi tumpah
Agar kepedihan segera pudar tak gerogoti masa
Celah kehidupan nan sempit, impian kian terhimpit
Nada bahagiapun kian rumit, keadilan tak terjangkit
Fakta didekap demokrasi pahit
Keadilan berbeli duwit
Andai mereka tahu kesungguhan
Berharap kebaikan di atas sistem sisnis
Nampaklah derita terjangkit kian mengikis
Nelangsa didapat tersebab buang hukum Tuhan
Keadilan manusia tak bisa tegak
Nafsu angkara yang berpihak
Bagai berlabuh di hati hampa
Tatkala ketok palu menggema
Sandiwara persidangan jadi tontonan
Tak sadar jerit rakyat teriak kejujuran
Bosan dengan segala penipuan
Inginkan imam yang jadi tuntunan
Para Penegak Keadilan yang Mulia
Sadarkah segala ucapan ada tanggung jawab
Sadarkah segala putusan ada tanggung jawab
Persidangan akherat lebih berat kan tiba
Yaa Rabb Tuhan Semesta Alam
Labuhkan hati ini, hati kami padaMu
Taat pada aturan sempurna milikMu
Agar kami terpaut dalam keberkahan
Cinta kami terikat pada syariahMu
Ikhlas menjalani hidup di bawah rahmatMu
Belenggu raga durjana harta dan tahta
Kan tersirna dalam aliran ampunMu
Aturan dari Yang Maha Adil
Tak kan berpihak pada pemilik kapital
Pun, tak kan berpihak pada pemilik kedudukan
Jadi, mengapa masih ragu pada hukum Allah
Ngawu, 1 Juli 2019