Breaking News

Pemurtadan Menjamur di Tengah Umat Muslim, Mengapa?

Spread the love

Oleh. Mariyam Sundari (Pengamat Peradaban Dunia)

 

Muslimahtimes.com–Sejak Islam hadir, sampai saat ini pemurtadan yang dilakukan oleh para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab selalu saja digencarkan. Untuk memurtadkan seseorang atau kelompok, khususnya umat Islam, para oknum tersebut kini sudah mulai secara terang-terangan melakukan aksinya, seperti penipuan, penyekapan, dengan modus mengiming-imingi pekerjaan, tawaran keuangan dan perkawinan.

Seperti beberapa waktu lalu pernah dirasakan oleh Nurhabibah Br. Brutu, di Kabupaten Langkat Sumatera Utara (Sumut), yang mulanya dijanjikan pekerjaan oleh JDPH (nonmuslim) orang yang baru dikenal lewat media sosial. Namun, kenyataannya Nurhabibah Br. Brutu disekap beberapa bulan, dan mendapat ancaman supaya mau dibaptis dan dinikahi secara Kristen oleh JDPH.

Cara-cara seperti inilah yang sering dilakukan oleh para oknum-oknum pemurtadan dan para pendukungnya. Dengan cara seperti ini seolah memberikan fasilitas yang menggiurkan namun itu hanya tipu muslihat semata untuk mengelabui korbannya.

Penerapan Ide Kapitalis Sekularisme

Padahal negeri ini penduduknya mayoritas muslim ini, tapi mengapa pemurtadan tumbuh subur bahkan orang-orang tersebut terang-terangan dalam melakukan aksinya? Ini menunjukkan adanya pendangkalan akidah di negeri ini, kelemahan iman dari faktor internal tidak bisa dilepaskan dari penerapan ide sekularisme, yang berasas memisahkan agama dari kehidupan yang menjadi dasar ideologi kapitalis.

Akidah sekularisme ini melegalkan kebebasan beragama, sehingga siapa pun boleh berpindah agama sesuka hatinya bahkan kebebasan ini sudah dijamin oleh UU negara. Sehingga seolah-olah memang diberikan ruang kebebasan karena sudah disahkan negara, sungguh ironis.

Untuk menghentikan pemurtadan ini negara seharusnya memberlakukan syariat kafah dan memiliki tanggung jawab dalam menjaga agama. Harus diakui bahwa ide sekularisme kini jadi tumpuan negara dalam menentukan kurikulum pendidikan di negeri ini. Jadi tidaklah heran akidah umat menjadi rapuh sehingga, dengan begitu mudah terseret pada jalan murtad. Sebab pendidikan tidak dibangun dengan akidah Islam yang kokoh.

Selanjutnya, kemiskinan di negeri ini adalah buah dari penerapan sistem ekonomi kapitalis neoliberal. Faktor eksternal yang dipengaruhi oleh kemiskinan menunjukkan gagalnya negara menjamin kesejahteraan bagi setiap warga negaranya. Kebutuhan jasmani yang menuntut pemenuhan persoalan perut tidak dapat diganggu gugat. Jika ditawarkan kepada seorang muslim yang dalam keadaan kelaparan, sebagian besar mereka memilih murtad daripada kelaparan. Hal ini sangat didukung oleh lemahnya keimanan.

Bagaimana Solusi bagi Umat?

Selama ide kapitalis liberalisme ini masih diadopsi oleh negara, maka pemurtadan akan terus ditemukan di negeri ini. Lantas bagaimana solusinya? tidak lain umat harus meninggalkan ide sekularisme dan berusaha berjuang untuk menumbangkan sistem kufur dan menggantinya dengan sistem Islam.
Solusi yang harus diadopsi oleh umat sebagai jalan keselamatan umat manusia seluruh dunia, adalah dengan meninggalkan akidah sekularisme dengan cara apa? Yaitu mengadopsi akidah yang meyakinkan akal, sesuai dengan fitrah dan memenuhi hati dengan ketenangan dan ketenteraman. Akidah yang benar adalah akidah yang dapat mewujudkan pada manusia untuk berpikir secara menyeluruh yang benar tentang kehidupan dunia.

Karena berdasarkan atas pemikiran menyeluruh ini, manusia dapat menentukan makna eksistensinya dan tujuan darinya. Berdasarkan pemikiran menyeluruh ini pula manusia dapat menentukan konsep-konsepnya tentang kehidupan dunia dan menyesuaikan perilakunya sesuai dengannya. Oleh karenanya, jika umat mengadopsi pemikiran sesuai fitrah ini maka umat terkhusus umat Islam tidak akan mampu dipengaruhi oleh ide-ide kufur, apalagi dimurtadkan.

Penutup

Untuk menguatkan akidah umat ialah dengan terus belajar Islam kaffah dalam suatu wadah secara berjemaah agar terjaga dan saling menguatkan, dan tidak mudah goyah dengan kenikmatan dunia, apalagi sampai mengorbankan akidah berpindah agama hanya karena pekerjaan dan harta,

Wallahualam.[]