Breaking News

Penghinaan pada Islam Berulang, Islamophobia kian Jalang

Spread the love

Oleh : Sunarti

 

#MuslimahTimes — “Bajak patah, banting terambau” artinya menderita kecelakaan yang bertimpa-timpa. Begitu peribahasa yang tepat untuk disematkan pada kondisi kaum muslim saat ini. Dengan berbagai macam penghinaan dan penderitaan yang bertubi-tubi dialami oleh kaum muslim di penjuru dunia. Tak hanya sekali, sering bahkan. Orang-orang pembenci Islam muncul satu demi satu dengan tanpa tedeng aling-aling mengungkap seluruh keburukan dan kebencian terhadap Islam dan muslim.

Aksi pembakaran Al Qur’an yang sistematis dilakukan dengan dukungan politisi  di Swedia dan di Norwegia menjadi bukti semakin takutnya mereka terhadap kebangkitan peradaban Islam. Semua ini bukti bahwa Islamophobia adalah penyakit sistematis masyarakat Barat yang sekuler

Seperti diberitakan detik.com, Swedia dilanda kerusuhan usai politikus asal Denmark, Rasmus Paludan dilarang menghadiri aksi pembakaran Al-Qur’an. Paludan memang dikenal sebagai seorang anti-Islam.

Dilansir AFP, Sabtu (29/8/2020), sekitar 300 orang turun ke jalanan wilayah Malmo, Swedia, dengan aksi kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal. Dalam pemberitaan disebutkan, orang-orang itu menghadiri aksi anti-Islam yang masih terkait insiden sehari sebelumnya saat pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut, juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia Expressen.

Rasmus Paludan, pemimpin partai garis keras anti-imigran Denmark, melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara dalam aksi anti-Islam itu, yang diadakan pada hari yang sama dengan ibadah sholat Jumat. Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.

Meski negara Barat menganggap tindakan ini melawan hukum, namun munculnya aksi sejenis ini menggambarkan kegagalan sistemik untuk  menjamin keadilan dan kebebasan beragama. Jelas sekali jika kebebasan yang mereka buat sesuai kepentingan mereka (musuh-musuh Islam). Hal seperti ini jika menimpa muslim dan itupun belum jelas perkaranya bisa menjadi peristiwa yang menghantarkan pada pelanggaran HAM, penghinaan terhadap suatu agam bahkan pelanggaran hukum.

Hal yang bertentangan dengan apa yang dilakukan dalam kepemimpinan yang menerapkan sistem Islam. Khalifah menjamin lahirnya masyarakat yang sehat. Yaitu masyarakat yang mampu menjaga kemurnian ajaran Islam namun tetap bisa menjaga harmoni antar individu umat beragama.

Sebagimana firman Allah SWT :

Katakanlah (wahai Rasul) kepada mereka, “Teruslah kalian (wahai kaum munafik) mengolok-olok agama. Karena Allah akan menyingkap apa yang kalian takutkan dengan cara menurunkan surah atau memberitahu rasul-Nya tentang hal itu.

”Jika kamu bertanya kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sungguh kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”

Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?” Tidak usah kalian minta maaf karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa (TQS at-Taubah [9]: 64-66).

Ketika menjelaskan ayat tersebut, Imam Ar-Razi di dalam At-Tafsir al-Kabîr di antaranya menyatakan: “Sungguh memperolok-olok agama Islam, bagaimanapun bentuknya, hukumnya kafir. Sebabnya, olok-olokan itu menunjukkan penghinaan. Padahal keimanan dibangun di atas pondasi pengagungan terhadap Allah dengan sebenar-benar pengagungan. Mustahil keduanya bisa berkumpul.”

Beginilah jadinya jika kaum muslim tidak memiliki pelindung yang kuat. “Bagai anak ayam kehilangan induk” yang artinya tidak memiliki sebuah payung hukum yang kuat guna membela penghinaan dan penghinaan. Hal seperti ini akan terus berlanjut. Dan jika kondisi kaum muslim tidak beritikad untuk merubah kondisi sekarang, maka kemungkinan besar peristiwa penghinaan akan terus berlanjut. Musuh-musuh Islam yang tertata rapi cmsecara sistemik, akan bisa dilawan dengan cara kekuatan sistemik pula. Maka, saatnya perubahan sistem segera diupayakan. Ingat firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Wallahu alam bisawab

Leave a Reply

Your email address will not be published.