Breaking News

Pikir Kotor, Lisan Apalagi

Spread the love

Oleh. Rut Sri Wahyuningsih
( Institut Literasi dan Peradaban)

Muslimahtimes – Bukan presiden, bukan raja, bukan pula pejabat, namun kehadirannya kembali ke Indonesia benar-benar mengguncang seisi jagad maya dan nyata. Ya, siapa pula jika bukan sosok berkharisma Imam Besar Habinana Habib Riziekh?

Penguasa kelabakan, hingga panik bak sapi ompong ketika sebelumnya sudah mati-matian menarasikan buruk ( sebagaimana biasanya) sebab kepulangan beliau. Yang seharusnya bisa diantisipasi dari pemberitahuannya yang sudah jauh-jauh hari. Namun tetap saja kebobolan, banyaknya massa yang menjemput mengakibatkan macet jalanan, banyak jadwal penerbangan delay hingga rusaknya beberapa fasilitas umum di Bandara Soekarno Hatta.

Media sosial ikut bereaksi, beberapa akun Facebook teman-teman raib begitu mengabarkan berita bahagia tersebut, baik berupa narasi, foto maupun video. Hingga ramai kalimat” nama yang tak boleh disebut” diperbincangkan netizen. Dan jangan dikata bagaimana busuknya media sosial nasional memberitakan euforianya kerinduan umat kepada imamnya. Mulai dari roof top mobil yang tak layak untuk berdiri, kepulangan yang membawa misi rahasia, kerumunan orang yang rentan muncul klaster baru Covid-19 dan lain sebagainya. Bahkan dikaitkan dengan viralnya video porno mirip artis.

Salah satu yang menarik perhatian penulis dari cuitan seorang abu abal-abal di akun Twitternya. Cuitannya sebagai berikut :
“Kepulangan orang yang pernah berkasus chat porno bersamaan dengan viral video porno mirip artis. Porno disambut Porno. Sesungguhnya Allah SWT Maha Memberi Petunjuk” @permadiaktivis1
Ini hanya salah satu contoh pernyataan yang tanpa nalar. Faktanya banyak yang mirip dengan kalimat si Abu ini. Dan tak ada tindakan apapun dari penguasa, tak salah jika akibatnya umat menganggap narasi ini benar adanya .

Sungguh! hal ini membuktikan bahwa masyarakat kita sedang sakit akut. Moral mereka hancur dan adab hilang tergerus dengan gaya hidup yang tidak sesuai dengan fitrah. Tak nampak korelasi antara negara dengan penduduknya yang mayoritas beragama Islam.

Seringkali menghukumi fakta tanpa dalil dan penggalian yang mendalam, sehingga mudah mengambil kesimpulan. Akibatnya kebenaran dan kebatilan bercampur tanpa terkendali, diperparah dengan ulama yang tak lagi tegak dalam perannya. Yang seharusnya memahamkan dan mencerdaskan umat namun lagi-lagi karena sistem yang buruk banyak ulama yang terbeli dengan iming-iming dunia yang fana.

Pemikiran adalah kekayaan yang sesungguhnya dan terbesar dalam kehidupan manusia. Jika suatu bangsa atau kaum musnah maka pemikiran itu adalah peninggalan yang paling berharga. Materi bisa habis, rekayasa industri bisa rusak dan sebagainya namun pemikiran tetap abadi. Maka inilah perlunya sebuah bangsa punya identitas.

Sebab pemikiran shahih akan berdampak pada lisan dan amalan yang salih pula. Pada masa Islam berjaya dahulu pemikiran amat sangat dihargai, sebab hal itu diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-an’am :50

“Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. katakanlah: “apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?“ maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”

Sebab dengan berpikir maka lisan dan amal sangat bergantung dengan apa yang dia pikirkan. Dan hari ini, tak ada penjagaan akal oleh negara sehingga setiap orang bebas mengeluarkan pendapatnya entah berdalil atau berdasar gosip semata. Rendahnya daya pikir inilah akhirny yang mencetak manusia- manusia culas. Ketika menjadi pemimpin pun tak ada satu agendapun yang mengedepankan keadilan.

Jika penguasa sadar efek berkelanjutan dari penyakit masyarakat ini adalah kehancuran, mengapa masih juga mempertahankan ? Rata-rata konstituen memilih hidup aman tanpa gangguan dari manapun sebab ketidaktahuan mereka akan pemikiran yang shahih ini, sekalipun ini warisan Rasulullah yang masih dapat digali dan dipraktikan. Maka mari bijak dalam bersikap. Memperjuangkan tegaknya kembali Islam Kaffah hingga lisan dan amal kita terjamin . Wallahu a’ lam bish showab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.