Breaking News

Reynhard Sinaga : The Real ‘Criminal Minds’??

Spread the love
(Blogger Profesional, Freelance Writer dan Member Revowriter)
#MuslimahTimes — Reynhard Sinaga. Nama ini tetiba melambung tinggi bak artis hollywood naik daun. Berbagai media mempublikasikan dengan berbagai sudut pandang. Tidak ketinggalan emak bangsa yang ikut meramaikan kancah persilatan (baca : dunia maya).
Scroll sana-scroll sini, sepanjang mata memandang, banyak namanya muncul. Membuat saya berpikir sejenak, “Apakah dia antagonis dalam Criminal Minds versi U.K??”
Oh, ternyata ini bukan drama. Reynhard Sinaga adalah seorang predator seksual asal Indonesia yang divonis hukuman seumur hidup oleh pengadilan Inggris.
Sedangkan Criminal Minds adalah drama fiksi Amerika dengan 210 episode. Tentang sekumpulan agen khusus yang terdiri dari profiler, polisi, detektif dsb yang khusus menangani kriminal tingkat tinggi : kejahatan berantai.
Kejahatan berantai apa saja? Sebut saja penculikan, pemerkosaan, pembunuhan. Atau bahkan ketiganya sekaligus.
Namanya berantai, artinya kejahatan tidak 1-2× dilakukan, tidak pula karena tidak sengaja atau pertahanan diri. Kejahatan berantai dilakukan berkali-kali bahkan bisa jadi bagi pribadi seorang yang melakukan kejahatan berantai adalah untuk mencari ketenangan dan kepuasan. Lebih dari gila kan?
Salah satu ciri kejahatan berantai adalah selalu mengabadikan kejahatannya. Karena bagi pelaku kejahatan berantai, kejahatannya itu adalah sebuah prestasi untuk dia.
Bagaimana dia mengabadikan kejahatannya bermacam-macam, masih dalam Criminal Minds, para pelaku ada yang mengabadikan kejahatannya dengan mengoleksi jari korban atau rambut korban yang kemudian diawetkan. Ada yang menelantarkan tubuh korban dengan pakaian tertentu dsb.
Lain di drama, lain pula di dunia nyata. Untuk Reynhard Sinaga, ia mengabadikan kejahatannya dalam bentuk rekaman. Tak tanggung-tanggung 3,29 TB (Tera Bite) hasilnya, setara 250 keping CD. Untuk pemerkosaan berantai yang ia lakukan kurang dari 3 (tiga) tahun. Korbannya pun fantastis, hampir 200 orang telah diperkosanya. Tak ayal, ia disebut “the most prolific rapist” atau kasus perkosaan paling besar dalam sejarah hukum Inggris.
// Kenapa Gerangan Ini Bisa Terjadi?? //
LGBT, jelas mengambil andil besar dalam pembentukan Reynhard Sinaga hingga menjadi pemerkosa berantai seperti yang kita kenal hari ini. Dimulai dari penyakit kelainan orientasi seksual, kemudian sejalan dengan kejahatan seksual.
Reynhard yang bangga menjadi gay hingga kemudian tumbuh menjadi pemerkosa berantai sebenarnya lahir dari propaganda liberalisme (kebebasan) barat itu sendiri.
Sejatinya manusia tidak bisa dibiarkan hidup bebas tanpa batas, tanpa aturan yang shohih serta memisahkan agama dari kehidupan (sekulerisme). Sangat menyalahi fitrahnya sebagai manusia dan juga menuntunnya menuju kehancuran. Karena tabiat manusia itu lemah, terbatas dan butuh sesuatu yang lebih hebat darinya.
Demokrasi juga memiliki peran dalam kerusakan manusia, yang membuat LGBT mendapat payung legitimasi di berbagai negara sebagai awal bencana. Selain penyakit sialan HIV/AIDS, salah satu produknya adalah kriminalitas tidak berperikemanusiaan ini.
Karena itu Islam datang membawa solusi dari akar-akarnya. Dimulai dari penciptaan manusia oleh Allah hanya dalam 2 (dua) jenis yakni laki2 atau perempuan. Tidak ada jenis ke-3 (banci, transgender, lgbt). Karena itu Allah haramkan gender jenis ke-3 dan segala perbuatannya bahkan mulai dari penampilannya (ada larangan perempuan tidak boleh (berpakaian) menyerupai laki-laki dan sebaliknya)
Sistem pendidikan dan pergaulan Islam menjamin dibinanya manusia sesuai fitrahnya. Sehingga kebutuhan naluri berkasih sayangnya tersalurkan dengan cara yang benar, tidak menyimpang.
Bagi yang tidak bisa dibina, hingga melakukan kejahatan seksual. Maka sudah saatnya dibinasakan. Dalam hukum Islam pelaku liwath dihukum mati dengan dilempar dari ketinggian. Habis perkara. Dengan aturan seperti ini, seharusnya tidak perlu ada hampir dari 200 korban yang jatuh.
Karena itu bukan hanya solusi praktis yang dibutuhkan tapi juga solusi ideologis. Tentu saja maslahat ini hanya bisa terjadi bila Islam tegak sebagai tata aturan dalam kehidupan manusia.
Wallahu a’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published.