Breaking News

Save Anak Gadis dari Cross Hijaber

Spread the love

Oleh: Sri Wahyu Indawati, M.Pd
(Inspirator Smart Parents)

 

MuslimahTimes– Tengah malam saya dikejutkan dengan berita tentang cross hijaber. Terus tadi pagi dikirimi admin berita terkait itu dari salah satu bunda yang peduli umat, anggota grup whatsapp Smart Islamic Parenting asal Bandung.

Cross Hijaber tak jauh beda dengan cross dress. Cross dress merupakan pria yang berpakaian seperti wanita pada umumnya, masih bisa ketahuan kelaki-lakiannya. Sementara cross hijaber merupakan pria yang berpakaian hijab syar’i lengkap dengan cadar seperti muslimah bahkan mengenakan kaus kaki. Masih bisakah dikenali sosok tubuh di balik hijab syar’i itu? Tentu tidak. Jangan-jangan muslimah akan saling mencurigai dengan yang tidak dikenalinya sosok tersebut. Ini perempuan tulen atau perempuan jadi-jadian. Bisa saja karena proteksitas yang tinggi, terjadi aksi bullying dan muncul islamphobia.

Teror syahwat cross-hijaber akan merebak di tempat-tempat privat seperti lokasi wudhu muslimah, toilet wanita, tempat sholat muslimah, atau ruang-ruang khusus perempuan. Mereka akan bebas untuk mendokumentasikan aktivitas membuka aurat para muslimah tersebut.

Kita patut waswas. Karena terancam auratnya tersebar di jagat maya dan dinikmati para pemburu syahwat nan mesum.

//Save kaum emak dan anak gadisnya//

PR untuk parenting Islam semakin banyak, ayo ayah bunda kita sama-sama berjuang!!!

Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

“Barangsiapa mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” [An-Nisa’/4: 124]

***

//Bagaimana pandangan Islam terkait cross hijaber?//

Allah SWT berfirman:

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ

Laki-laki tidaklah seperti perempuan. [Ali Imrân/3: 36]

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits berikut ini:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ»

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [HR. Al-Bukhâri, no. 5885; Abu Dawud, no. 4097; Tirmidzi, no. 2991]

Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan agar mereka diusir dari dalam rumah kita.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ، وَالمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ، وَقَالَ: «أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ» قَالَ: فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فُلاَنًا، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا

Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang bergaya wanita dan wanita yang bergaya laki-laki”. Dan beliau memerintahkan, “Keluarkan mereka dari rumah-rumah kamu”. Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengeluarkan Si Fulan, Umar telah mengeluarkan Si Fulan. [HR. Al-Bukhâri, no. 5886; Abu Dawud, no. 4930; Tirmidzi, no. 2992]

Nabi SAW sebagaimana di dalam hadits berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ، وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” [HR. Ahmad, no. 8309; Abu Dawud, no. 4098; Nasai dalam Sunan al-Kubra, no. 9253. Dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth]

Jadi jelas ya, haram pria menyerupai wanita atau sebaliknya.

***

Untuk menyelamatkan kaum emak dan generasi dari bahaya menyimpang salah satunya seperti cross hijaber ini, maka peran kita sebagai orangtua dan calon orangtua adalah:

1. Bekali diri dan anak dengan pendidikan berbasis akidah Islam.

Di rumah, di sekolah atau dimanapun berada, kita dan anak-anak harus mendapatkan pemahaman Islam sesuai Alquran dan Assunnah. Segalanya dikaitkan dengan Allah SWT, ingatkan tujuan hidupnya sebagai hamba Allah SWT, dan sampaikan selalu bahwa ada pertanggungjawaban atas perbuatan manusia di dunia saat hari kiamat tiba.

Peduli apa dengan program deradikalisasi rezim sekular sekarang ini yang sengaja menjauhkan generasi dari kajian-kajian Islam. Kita butuh Islam, bukan islamphobia ala rezim sekular ini.

2. Didik anak sesuai fitrahnya.

Ajarkan anak untuk berperilaku dan bersikap sesuai fitrahnya. Didiklah sebagaimana Islam mengajarkan mendidik anak laki-laki dan anak perempuan. Hal-hal yang tidak sesuai fitrahnya, berikan penjelasan dan jauhkan.

Kalau anak laki-laki, jangan didandani seperti perempuan atau diikutkan kelas menari dll. Harus dijaga kemaskulinan anak laki-laki dan kefeminiman anak perempuan, seperti mainannya, jenis permainan, pakaiannya, temannya, aktivitasnya, dll. Jaga pergaulan mereka, bahwa kehidupan laki-laki terpisah dengan perempuan. Biasakan anak-anak menggunakan pakaian taqwa yang Allah perintahkan. Jadi muslim itu beruntung, berpakaian sesuai perintah Allah saja dapat pahala.

3. Dakwahkan Islam kepada umat.

Aktivitas amar ma’ruf nahi munkar kepada umat jangan sampai diabaikan para orangtua. Karena kita tidak pernah mampu menjaga anak-anak kita full 24 jam, baik dari bahaya seperti cross hijaber atau bahaya lainnya di luar rumah. Atau tanpa disadari orangtua, anak jadi pelakunya.

Dengan dakwah, artinya kita ikut mengajak orang lain untuk bertaqwa pada Allah SWT dan mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungannya. Rugi jika hanya jadi muslim yang menghalang-halangi dakwah dan ikut program deradikalisasi rezim sekuler ini, apalagi ikut menyebarkan islamphobia. Apakah Anda ridho, jika Anda dan anak yang jadi korban atau jadi pelakunya?

4. Perlu negara yang peduli pada rakyatnya.

Kesadaran umat terlebih para orangtua untuk kembali pada Islam, sehingga menerapkan Islam dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat hingga negara merupakan sesuatu yang wajib.

Tanpa Islam, manusia akan semakin hina. Begitu juga negara yang tidak menerapkan Islam secara kaffah (total), maka negrinya akan terhina, umat akan jauh dari gelar khairu ummah (umat terbaik).

Tentulah jika negara itu peduli dengan urusan umat bukan urusan wetenge dewe (perutnya sendiri), maka negara itu akan menerapkan aturan Allah SWT yang berasal dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Agar negara tersebut menjadi baldatun thayyibatun wa robbun ghafur. Tidak seperti Indonesia sekarang ini yang masih diselimuti ideologi kapitalisme-sekulerisme dengan demokrasinya sehingga generasi kian rusak serta minim perlindungan dan penjagaan kehormatan.

Tidakkah kita rindu sosok pemimpin seperti di masa Daulah Islam dan masa Khilafah? Ada Rasulullah SAW, para Khalifah di masa Khilafah Rasyidah, atau seperti sang Khalifah Al-Mu’tasim Billah, dan lainnya, yang mereka betul-betul serius menerapkan syari’at Islam, melindungi kehormatan para perempuan, dan mengurusi umat sesuai fitrah manusia. Hal itu berlangsung hingga 13 abad lamanya.

Kita adalah manusia yang butuh Islam. Diperlukan negara yang menggunakan asas akidah Islam dalam penerapan syari’at Islam seperti Khilafah ‘ala minhajin nubuwah (Khilafah sesuai metode kenabian). Maka, yang meminta diterapkannya syariat Islam dalam naungan Khilafah adalah umat itu sendiri. Semoga kaum perempuan dan generasi terselamatkan. Wallahu’alam[]

Leave a Reply

Your email address will not be published.