Breaking News

Tak Perlu Antiaging, Karena Menua Itu Membahagiakan

Spread the love

Oleh: Kholda Najiyah

(Founder Salehah Institute) 

MuslimahTimes.com – Seorang influencer, dalam candanya di sebuah komentar mengatakan, tidak punya anak adalah antiaging paling alami. Sebab, bisa tidur 8 jam sehari, tanpa stres mendengarkan teriakan anak dan mampu membayar suntik botox jika muncul kerutan. Tentu saja pendapat tersebut menimbulkan kegaduhan di dunia maya.

Sang influencer dikenal dengan pandangan childfree-nya alias tidak ingin punya anak di usianya yang kini 30 tahun. Secara tidak langsung menganggap punya anak itu menyebabkan para wanita cepat tua. Sementara, kebanyakan wanita memang cenderung tidak mau terlihat lebih tua dari umurnya. Karena itu, industri antiaging yang menjanjikan wajah awet muda laris di mana-mana.

Mengapa proses penuaan begitu dikhawatirkan? Padahal menua merupakan proses yang menyenangkan dan membahagiakan. Berikut ini hal-hal yang akan dilalui seiring dengan bertambahnya usia:

Bertambah Rasa Syukur

Munculnya uban dan bertambahkan kerutan, akibat bertambahnya usia, menunjukkan kasih sayang Allah karena memberi kesempatan hidup lebih lama di dunia. Yang muda belum tentu sampai usia tua, yang tua jelas sudah pernah merasakan jadi muda. Ini adalah anugerah yang luar biasa. Sebab, kebanyakan orang ingin menikmati hidup lebih lama dan tidak ingin cepat mati.

Karena itu, semakin bertambah usia, biasanya semakin menambah rasa syukur. Saat muda, kadang lupa mensyukuri hidup saking digilas oleh kesibukan yang tiada hentinya. Nah, saat usia menua, baru sadar betapa banyak hal-hal yang layak disyukuri. Itulah kebahagiaan menua.

Banyak Pengalaman

Fisik mungkin kian menurun, namun ada kepuasan batin karena selama ini telah bekerja keras di masa muda. Masa-masa penuh pengalaman hidup, pahit dan manis silih berganti. Menua adalah proses mengumpulkan pengalaman demi pengalaman yang tidak akan bisa terulang kembali. Hal Ini tidak akan bisa dilakukan jika mati di usia masih muda.

Hidup Dinamis

Menikah, memiliki anak dan kemudian menua saat melihat satu persatu anak-anak tumbuh dewasa, adalah pengalaman hidup yang paling membahagiakan. Betapa dinamisnya hidup, ketika bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Betapa manisnya hidup, saat bisa berkumpul, bercengkerama dengan keluarga. Melihat anak-anak tumbuh, menikah dan bahkan melahirkan cucu.

Betapa manisnya hidup, meski harus dilakukan dengan penuh perjuangan untuk mengasuh, mendidik dan membersamai mereka. Semua itu adalah pengalaman hidup yang sangat dinamis, yang menghasilkan tingkat kebahagiaan tiada tara. Tidak mampu tergantikan oleh materi apapun. Semua itu hanya bisa dirasakan oleh mereka yang diberi kesempatan menua.

Silaturahim Berkualitas

Bertambah usia, biasanya lingkaran pertemanan akan semakin berkurang. Namun demikian, kualitas pertemanan justru semakin meningkat. Di usia matang inilah, kita semakin tahu mana sahabat sejati dan mana yang bukan. Semakin dekat dengan mereka yang benar-benar peduli dan mengasihi kita apa adanya. Silaturahim makin kuat, dengan orang-orang satu nasib dan satu frekuensi tanpa pamrih apa-apa.

Beda dengan pertemanan di usia muda, yang masih datang silih berganti. Masih dipengaruhi asas manfaat dan mencari-cari yang paling menguntungkan. Persahabatan saat usia menua, lebih dilandasi oleh silaturahmi berbasis rasa welas asih.

Semakin Bijaksana

Sudah pasti, makin bertambah usia, pola pikir makin matang. Makin tenang, tidak mudah panik dan bijak dalam memandang segala hal. Memiliki sudut pandang yang lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah terbawa emosi. Semakin mampu menjadi pemecah berbagai masalah, memiliki rasa empati yang tinggi dan mampu mengendalikan emosi. Demikianlah dewasa yang sesungguhnya.

Usia Berkah dan Bermanfaat

Diberi anugerah umur, maksimalkan sebaik-baiknya untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Usia menua adalah anugerah, jangan sampai disia-siapan. Gunakan untuk bermanfaat bagi manusia lain. Salah satu nasihat yang sangat masyur datang dari Imam Ghazali: “Orang yang melewati usia 40 tahun, dan kebaikannya tidak melebihi keburukannya, hendaklah ia menyiapkan diri untuk neraka,‘” (Kitab Ayyuhal Walad).

Demikianlah. Sebagai muslim, kita tidak butuh antiaging untuk melawan penuaan. Menua adalah fitrah. Nikmati dengan cara yang membahagiakan.(*)