Breaking News

Wanita Kaisar: Antara Permaisuri, Selir, dan Pelayan/Rakyat Jelata

Spread the love

(Analisis populer Serial Drama Fiksi Sejarah “Ruyi’s Royal Love in the Palace” yang diadaptasi dari Novel “Hou Gong Ru Yi Zhuan” Karya Liu Lianzi)

Bagian 2

Oleh. Salma Shakila

Muslimahtimes – Membahas perempuan yang hidup Kota terlarang sangat menarik. Bagaimana tidak, kita akan disuguhkan pada perbedaan kelas yang sangat tajam antara status perempuan yang satu dengan perempuan yang lain. Jika selama ini kita mengenal pendamping raja atau kaisar adalah permaisuri dan selir, tapi dalam dalam drama ini digambarkan selir adalah praktik rumit dimana selir diperingkat menurut tingkat kesukaan kaisar.

Sistem peringkat selir dalam drama dengan latar Kekaisaran Dinasti Qing digambarkan sebagai berikut :
1. Huangho (permaisuri) berjumlah satu orang adalah istri utama kaisar dan pemegang kedudukan tertinggi. Biasanya adalah wanita pertama yang dinikahi kaisar secara resmi berdasarkan sistem perjodohan dan berasal dari keluarga bangsawan dengan status tinggi. Calon permaisuri harus cakap dalam mengurus masalah rumah tangga istana, melahirkan setidaknya satu putra bagi kaisar. Putra ini berkesempatan menjadi calon putra mahkota atau calon pengganti kaisar.

2. Huang Guifei/Selir Resmi Kekaisaran. Selir ini berada satu tingkat di bawah permaisuri berjumlah satu orang. Harus melahirkan banyak putra dan memiliki prestasi, yaitu perilakunya menyenangkan kaisar.

3. Guifei/Selir Resmi Tinggi terdiri dari dua orang. Selir resmi biasanya bagi yang sudah melahirkan setidaknya seorang putri bagi kaisar.

4. Fei/Selir Resmi berjumlah empat orang. Posisi ini didapat jika mereka berhasil memperoleh rasa suka dari kaisar. Biasanya termasuk yang sering didatangi.

5. Pin/Selir/Gundik. Ini adalah strata paling rendah untuk tingkatan selir. Jumlahnya sangat banyak. Wanita yang diakui adalah bila sudah ditiduri kaisar. Pada posisi ini para selir berupaya agar kaisar lebih sering bermalam ke kamar mereka dan berkesempatan naik ke jenjang yang lebih tinggi serta menambah peluang melahirkan anak kaisar.

6. Guiren/Noble Ladies adalah wanita yang diberi kehormatan. Mereka yang memperoleh gelar kemungkinan besar sudah mendapat perhatian dari kaisar. Mereka berusaha keras agar kaisar benar-benar mau menggauli mereka. Bila tidak maka mereka akan menghabiskan waktu dengan kesepian di istana. Tidak boleh disentuh pria lain tapi juga tidak pernah didatangi kaisar. Mulai dari posisi ini mereka harus standbye, siapa tahu kaisar memerlukan mereka.

Selain itu kaisar memiliki pelayan/dayang yang fungsinya tidak semata melayani kebutuhan kaisar tapi bisa juga untuk beberapa pelayan tertentu yang menarik hari kaisar bisa ditugaskan melayani kebutuhan seksual kaisar.

Untuk peringkat dayang ini dibagi menjadi :
1. Changzai/Dayang Kelas Pertama. Jumlahnya tak terbatas di istana.

2. Daying/Dayang Kelas Kedua jumlahnya tak terbatas. Ini adalah merupakan peringkat paling bawah di kalangan perempuan yang masuk istana. Biasanya gadis yang baru masuk istana dari kalangan rakyat jelata.

====

Dalam banyak cerita, selir diambil paksa. Tapi ada juga yang diserahkan keluarganya untuk menaikkan status dari klan atau keluarga tersebut. Selain itu untuk menjauhkan dari kemiskinan dan memberikan kehidupan yang baik bagi putrinya. Biasanya mereka akan mengikuti pemilihan harem setiap 3 tahun. Para gadis yang mengikuti biasanya berusia 14-16 tahun. Gadis-gadis ini akan dibawa pada hari yang telah ditentukan ke gerbang Shenwu (Martial Spirit) dari kota terlarang untuk diperiksa latar belakang, kebajikan, perilaku, karakter, penampilan, dan kondisi tubuh. Selir bisa dipilih dari masyarakat umum sedangkan permaisuri dipilih dari keluarga pejabat tinggi.

Ada juga selir yang diberikan sebagai isyarat diplomatik suatu suku/klan yang menjadi pengikut Dinasti Qing. Terkadang diambil dari anak pejabat, terkadang juga diambil dengan cara memilih gadis cantik yang ada di suku/klan tersebut kemudian dipersembahkan kepada kaisar.

Para selir ini tetap akan tinggal di istana dengan perbedaan perlakuan. Perbedaan itu bisa pada tataran layak tidak mendapat kebahagiaan karena ditentukan oleh perbedaan status-status tadi. Maka akan mudah saja membedakan antara permasuri, selir, pelayan/rakyat jelata. Karena ciri-ciri itu bisa dilihat hanya dari kostum dan penampilan semata selain ciri-ciri yang lain tentunya. Semua perempuan yang tinggal di sini dengan hati-hati akan diasingkan ke tempat ke kaisaran yang jauh di dalam istana.

====

Semua wanita kaisar ini, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan berputar hanya pada satu orang saja yaitu kaisar. Maka tak mengherankan jika banyak selir yang merasa kesepian. Ada yang baru ditemui kaisar setelah 1 tahun, 3 tahun, 6 tahun bahkan ada yang tidak ditemui sama sekali selama hidupnya. Tapi para wanita kaisar juga tak boleh menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Seumur hidupnya berada di istana. Mereka digambarkan sebagai wanita-wanita yang kesepian karena jarang sekali ditemui oleh kaisar. Bagaimana mungkin seorang kaisar, yang seorang diri harus membersamai ribuan wanita yang dimilikinya. Yang ada sebagian besar selir-selir ini seolah-olah hanya barang pajangan semata. Karena menghabiskan malam bersama kaisar sangatlah sulit.

Ribuan selir ini memiliki beban batin yang berat, terutama dari sisi kebutuhan seksual. Dari ribuan selir rata-rata hanya ratusan yang ditiduri kaisar. Untuk mengatur pembagian tugas melayani kaisar, seorang penasihat kerajaan yang bertugas menetapkan jadwal bermalam kaisar. Sedangkan dalam pelayanan istana tidak ada selir yang diizinkan untuk berkomuniskasi dengan dunia luar. Baik komunikasi secara langsung ataupun melalui surat. Tetapi dalam beberapa pengecualian selir diizinkan kembali ke keluarganya setelah mereka memadai untuk pensiun tapi ada juga selir yang dianggap sudah terlalu tua akan dipekerjakan menjadi pelayan istana atau biarawati.

Banyak kehidupan selir yang berakhir tragis meskipun terpilih dan mendapat gelar terhormat termasuk gelar terhormat yang disematkan kaisar ketika selir sudah meninggal. Kendati hidup mewah namun sesungguhnya mereka hidup kesepian di sangkar emas. Bahkan ada beberapa selir dan pelayan yang dikorbankan untuk bergabung dengan tuannya di kehidupan berikutnya.

====

Biasanya seorang perempuan menjadi selir untuk meningkatkan prestise melalui kapasitasnya menghasilkan anak. Dalam cerita digambarkan seorang selir dapat mempertahankan situasinya jika menghasilkan anak. Para selir ini bertugas untuk melahirkan anak bagi kaisar sebanyak-banyaknya. Bagi selir yang bisa melahirkan anak laki-laki maka akan menjadi selir tingkat tinggi. Kekaisaran akan memastikan cukup banyak ahli waris yang akan bertahan hidup hingga dewasa.

Bukan hanya kebetulan jika angka kematian bayi di kota terlarang sangat tinggi. Selain jumlah selir yang terlalu banyak. Kaisar yang seorang diri menggauli banyak perempuan di istana menjadikan sulit sekali terjadi kehamilan. Jika ada kehamilan maka benih ini disebut anak naga karena saking sulitnya.

Seorang anak kaisar dari selir akan menaikkan derajat ibunya. Untuk itu seorang selir akan melakukan segala cara agar anaknya bisa menjadi calon kaisar mengalahkan anak-anak kaisar yang lain. Maka segala cara dilakukan termasuk membunuh. Hanya saja pembunuhan tidak dilakukan secara brutal melainkan secara halus seperti perlahan-lahan membubuhkan racun pada makanan. Maka tak heran jika konsumsi racun di istana sangatlah tinggi.

Sasaran serangan selir yang mengingikan anaknya menjadi kaisar tidak hanya menyerang ketika anak itu sudah besar dan layak ikut bersaing untuk menjadi kaisar tapi juga serangan terjadi sejak kecil, sejak masih bayi, sejak dalam kandungan bahkan upaya-upaya mencegak kesuburan dari selir yang lain menjadi konflik yang terus menerus terjadi. Dikisahkan dalam drama seorang wanita kaisar tidak bisa mengandung karena terus menerus diberi obat pencegah kehamilan bahkan obat itu terkadang diberikan perintah kaisar, ibu suri dan permaisuri. Artinya memang selain secara kebebasan seksual yang diserang akibat praktik pergundikan, para selir ini pun diserang dari sisi sistem reproduksi.

====

Serial drama yang bertema kerajaan/kekaisaran dan bagaimana perempuan diperlakukan pada masa itu menjadi cukup populer muncul pada awal abad 20 hingga saat ini. Bukan semata-mata untuk menyampaikan nilai sejarah saja tapi lebih dari itu. Serial drama ini menjadi corong untuk memasukkan ide-ide feminis dan kesetaraan gender.

Begitulah gambaran Tiongkok Cina dalam memberlakukan wanita. Rasa-rasanya wanita yang paling ideal yang cocok dengan tuntutan ide feminis adalah peran permasuri. Permaisuri berada dipuncak hierarki yang paling dihormati dan dipuja di seluruh Tiongkok. Posisinya dianggap terhormat dan dikatakan ibu dunia. Posisi permaisuri ini berada di bawah kaisar dan ibu suri). Siapapun wajib tunduk pada titah permaisuri. Permaisuri digambarkan sebagai seorang wanita yang punya kekuasaan, berpendidikan, tidak terlalu cemas akan kehidupan pribadi dan reproduksi yang melekat. Tapi dalam kenyataan tidak semua wanita di dunia ini perperingkat permaisuri. Bagaimana dengan wanita yang bukan permaisuri? Tapi juga digambarkan bahwa seorang selir atau pelayan sekalipun yang dia berkedudukan menjadi selir favorit maka diapun akan mendapatkan kekuasaan. Tapi syaratnya harus bisa menyenangkan kaisar. Betapa ini adalah ukuran yang sangat rendah bagi kaum wanita.

Karena memang walau secara status tinggi tapi perlakuan mereka terhadap wanita di masa lalu cukup buruk. Kepemilikan untuk budak, hanya terkait dengan syahwat semata. Seorang selir bisa punya derajat yg tinggi hanya jika bisa menyenangkan kaisar atau tidak.

Berbeda dengan Islam yg memperlakukan wanita secara mulia apapun statusnya. Setiap wanita seolah-olah hidup sebagai permaisuri dirumah-rumah mereka. Dan mereka juga mulia di mata masyarakat. Bukankah khalifah juga pernah mengirim pasukan yang banyak untuk melindungi kehormatan seorang wanita.

Wallahu ‘alam Bisshowab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.