Breaking News

Adab Bertamu, Ananda Harus Tahu

Spread the love

Oleh. Hana Annisa Afriliani,S.S
(Penulis Buku “The Power of Istri”)

#MuslimahTimes — Loncat-loncat di sofa, lari-larian ke sana-kemari, ‘ngoprek’ barang-barang yang ada, memetik tanaman, coret-coret dinding, dll. Mungkin hampir sebagian besar di antara kita pernah mendapati hal demikian saat ada tamu berkunjung ke rumah, terutama yang membawa anak-anak di bawah 5 tahun. Ya, itu memang lazim terjadi di tengah-tengah kita, namun bukan berarti wajar adanya. Sebab sejatinya Islam memiliki seperangkat aturan dalam kehidupan manusia, termasuk adab bertamu yang harus diperhatikan oleh mereka yang bertamu. Bukan sekadar dipahami oleh para orangtua, namun juga harus diajarkan kepada anak-anak kita.

Stop mengatakan “namanya juga anak-anak…” betul, memang akal anak2 di bawah 5 tahun belum sempurna, namun mereka bisa dipahamkan. Pertanyaannya, sudahkah kita memahamkan anak-anak kita tentang adab bertamu?

Adapun di antara adab bertamu yang telah Islam gariskan adalah sebagai berikut:

Pertama, meminta izin dan mengucapkan salam saat hendak memasuki rumah oranglain. Hal ini dalam rangka menjaga kemuliaan sang pemilik rumah. Jangan mentang-mentang sudah merasa akrab dengan pemilik rumah, akhirnya main ‘ nyelonong’ masuk saja meski belum ada izin dari pemiliknya. Jelas, ini merupakan akhlak yang buruk.

Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nuur [24]: 27)

Jangankan langsung nyelonong masuk, mengintip saja dilarang oleh Allah. Sungguh, hal tersebut semata-mata untuk menjaga pandangan kita dan menjaga kehormatan sang pemilik rumah. Bisa jadi sang pemilik rumah sedang tidak menutup auratnya.

Rasulullah saw bersabda:

“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)

Kedua, tidak mengambil barang milik oranglain sebelum diizinkan. Karena mengambil barang orang lain tanpa izin, terkategori ‘ghosab’, serupa dengan mencuri. Maka orangtua pun harus memahamkan kepada anak untuk tidak ‘ngoprek’ saat berada di rumah orang lain. Karena bisa jadi si empunya rumah tidak ridho atas apa yang dilakukan si anak.

Ketiga, mencicipi makanan atau minuman yang disuguhkan tuan rumah. Hal ini dalam rangka menghormati sang tuan rumah yang telah menghidangkan jamuan untuk kita.

Dan jika berupa air mineral, jangan biarkan hanya minum sedikit lalu ditinggal begitu saja. Upayakan selalu membawanya jika masih ada sisa. Begitu juga kita harus mengajarkan anak-anak kita yang demikian.

“Sesungguhnya Allah membeci kalian karena 3 hal: “katanya-katanya” (berita dusta), menyia-nyiakan harta (mubadzir), dan banyak meminta.” (HR. Bukhari 1477 & Muslim 4578).

Salah satu cara memahamkan adab-adab tersebut kepada anak adalah dengan memberikan teladan.

Saat bertamu, kita mengucapkan salam kepada pemilik rumah. Namun setelah 3x salam ternyata tidak ada jawaban dari dalam rumah, sebaiknya kita pulang. Tidak menunggu-nunggu atau bahkan menggedor pintunya.

“Kok kita pulang Bunda?” kata anakku yang berusia 5th saat aku mengajaknya kembali pulang.

“Bunda sudah meminta izin sebanyak 3x tapi belum ada jawaban dari dalam rumah. Kan gak boleh lebih dari 3x. Nanti saja kita kembali lagi ya.” kataku menjelaskan.

Setiap hendak bertamu pun aku selalu memahamkan kepada anak-anak untuk berlaku sopan. Tidak mengambil barang apapun yang ada di rumah sang pemilik rumah, tidak boleh naik-naik. Alhamdulillah anak2ku selalu “diam” saat bertamu.

Dan jika ortu melihat anak melanggar adab bertamu, jangan segan untuk tegas menegur anak. Bukan malah cuek dan membiarkan anak melancarkan aksinya. Bisa jadi si empunya rumah ‘tidak enak’ untuk menegur langsung sang anak, maka ortu lah yang harus inisiatif menegur anaknya. Dan ortu wajib bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan anaknya. Misalnya ikut membereskan barang-barang yang diacak-acak oleh anaknya, dll. Tidak cukup hanya minta maaf saja pada sang pemilik rumah.

Sayangnya hari ini, betapa banyak umat yang mengabaikan soal adab bertamu ini. Membiarkan anak-anak mereka berlaku seenaknya di rumah orang dengan alasan, “itu kan kreatifitas anak-anak”. Salah kaprah. Kreatifitas itu pun harus diarahkan. Bukan dibiarkan semaunya. Apalagi jika sudah mengganggu kenyamanan orang lain. Ingatlah, kreativitas itu bukan tanpa batas.

Mengaplikasikan adab bertamu merupakan bagian dari ketundukan kita pada syariahNya. Sungguh keagungan Islam memancar tatkala kita mendekap Islam dari akar hingga daun-daunnya. Dari perkara besar hingga perkara remeh-temeh.

==============================================

Sumber Foto : Mommee

Leave a Reply

Your email address will not be published.