Breaking News

Banjir Datang Lagi, Islam Punya Solusi

Spread the love

Oleh. Fauziyah Ali

Muslimahtimes.com–Indonesia di awal tahun 2024 diwarnai dengan musim hujan. Tingginya intensitas hujan diketahui menyebabkan bencana alam di sejumlah daerah. Baru-baru ini banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Gintung, kecamatan Cipongkor, Bandung Barat. Jumlah korban jiwa bertambah menjadi empat orang. (cnnindonesia, 27/4/2024).

Tak hanya itu, empat daerah di Sumbar dilanda banjir dan longsor sejak Kamis (7-3-2024) malam, yakni Padang, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan Limapuluh Kota, dengan daerah yang terdampak paling parah adalah Padang dan Pesisir Selatan.

Akibatnya, akses jalan Sumbar-Bengkulu terputus di wilayah Pesisir Selatan dan akses Padang-Solok terputus di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang. Di Pasaman Barat, banjir dilaporkan menyebabkan satu jembatan penghubung terputus. Sedangkan di Limapuluh Kota, banjir bandang terjadi di Kecamatan Sitijuh Limo Kaum. (Kompas, 8-3-2024).

Beberapa hari sebelumnya, banjir juga melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Cirebon yang terjadi sejak Selasa (5-3-2024) malam dan sudah meluas ke sembilan kecamatan. Akibat banjir itu, setidaknya 20 ribu unit rumah terdampak dan dua orang meninggal dunia.

Pada Februari 2024, banjir bandang juga melanda sejumlah daerah, di antara daerah yang terparah adalah jalur nasional Pantura Jateng, tepatnya di kawasan Demak-Kudus. Banyak warga yang terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam air. Akhirnya bulan Ramadhan ini pun banyak warga yang melaksanakan ibadah di pengungsian. Menurut update terkini banjir Demak ada 93 ribu terdampak. Dan hingga sekarang ada 5.952 orang masih tinggal di pengungsian sementara yang lain sudah bisa pulang ke rumah masing-masing karena banjir sudah surut.

Salah penyebab semakin parahnya banjir yang terjadi di Demak adalah akibat abainya pemerintah terhadap antisipasi penanggulan banjir yang memang sering terjadi dan juga ketidaksiapan dalam menghadapi krisis iklim. Enam tanggul jebol merendam 11 kecamatan dan mengganggu hajat hidup 93 ribu jiwa. Belum lagi banyak petani yang mengalami gagal panen akibat banjir ini.

====

Namun, sangat disayangkan walaupun curah hujan tinggi saat musim hujan pasti akan menimbulkan bencana atau bahaya. Namun, antisipasi dan mitigasi yang baik yang merupakan faktor lain yang bisa diupayakan agar dampak curah hujan maupun debit air tinggi saat musim hujan tidak meluas hingga menyebabkan dampak yang lebih besar bagi masyarakat tidak mendapat perhatian yang serius.

Selain itu, berkurangnya area resapan air akibat pembangunan yang ugal-ugalan menjadikan banjir dan air tergenang tak kunjung surut dalam jangka lama hingga warga terpaksa mengungsi. Pembangunan yang dilakukan tidak memperhatikan aspek lingkungan. Pengalihan fungsi lahan ini membuat jadi berkurangnya area resapan. Tentu hal ini akan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Pembangunan yang dilakukan dalam arahan kapitalisme hanya mengakibatkan berbagai kerusakan dalam tata kelola lingkungan dan mengganggu ruang hidup. Dan sangat disayangkan, pembangunan-pembangunan ini justru mendapat legalitas dari pemerintah dengan alasan investasi dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Walaupun efek kemanfaatan pembangunan untuk rakyat pun masih menjadi pertanyaan besar.

Ditambah dengan industrialisasi yang semakin masif telah menyebabkan kacaunya tata ruang wilayah. Semua ini tidak lepas dari konsep ekonomi liberalisme yang diatur dalam sistem ekonomi kapitalisme.

Indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang bisa dilihat dengan masifnya pembangunan yang dilakukan nyatanya berupa pertumbuhan ekonomi yang sejatinya angka-angka fantasi. Apalagi jika pada akhirnya justru bencana banjir yang datang, tidakkah kebijakan pembangunan tersebut bisa kita katakan offside? Untuk itu, hendaklah hal ini bisa menjadi pelajaran bagi daerah-daerah lainnya.

Selain itu sangat jelas terlihat, atas nama investasi dan pertumbuhan ekonomi negara melegalisasi penguasaan aset-aset strategis, seperti hutan dll yang merupakan milik publik oleh individu dan korporasi padahal kebijakan tersebut telah nyata merampas ruang hidup orang banyak dengan bencana-bencana yang terjadi termasuk banjir dan tanah longsor.

Firman Allah ta’ala:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Ruum [30]: 41)

Berbeda dengan sistem Islam sebagai pedoman dalam kehidupan, termasuk dalam pengambilan berbagai kebijakan politik oleh penguasa. Dalam Islam konsep pembangunan akan berorientasi pada keselamatan rakyat dan lingkungan. Seperti hutan yang merupakan kepemilikan umum maka tidak akan pernah hak dan pengelolaan diserahkan kepada individu atau korporasi. Islam juga akan melarang terjadinya pembangunan brutal yang merugikan rakyat.

Islam juga menjadikan negara sebagai raa’in atau pengurus urusan rakyat. Negara akan bertanggung jawab menjalankan aturan tersebut sesuai Al Qur’an dan As Sunnah.R asulullah saw. bersabda, “Imam/khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad)

Adapun kasus banjir yang disebabkan oleh keterbatasan daya tampung tanah terhadap curahan air maka Khilafah akan menerapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Membangun bendungan-bendungan yang mampu menampung curahan air hujan dan lain sebagainya
2. Khilafah akan memetakan daerah-daerah yang rendah dan rawan banjir akibat kapasitas resapan air yang minim. Dan selanjutnya akan melarang masyarakat untuk membuat pemukiman di wilayah-wilayah tersebut. Atau jika ada pendanaan yang cukup, khilafah akan membangun kanal-kanal yang baru agar air meresap yang mengalir ke daerah tersebut bisa dialihkan alirannya atau bisa diserap oleh tanah secara maksimal.

Jika tidak mungkin maka Khilafah akan merelokasi penduduk yang ada di wilayah tersebut ke wilayah lain dengan memberikan kompensasi atau ganti rugi.

3. Khilafah akan membangun kanal-kanal, sungai buatan, drainase dan berbagai sarana lain untuk mengurangi dan mencegah penumpukan volume air atau mengalihkannya ke wilayah yang lebih aman.

Secara berkala khilafah akan membersihkan sungai-sungai atau daerah aliran air agar tidak terjadi pendangkalan.

4. Khilafah akan membangun sumur-sumur resapan di kawasan tersebut yang berfungsi selain untuk resapan bisa juga untuk tandon air yang diperlukan ketika musim kemarau.

Demikianlah solusi Islam yang memberi kebaikan untuk masyarakat.

Wallahualam bissawab.