Breaking News

Berkorban di Jalan Allah

Spread the love

Oleh: Ummu Hana
(Anggota Komunitas Penulis “Setajam Pena” )

 

MuslimahTimes– Tidak lama lagi umat Islam akan menyambut hari raya Idul Adha. Dan setiap Idul Adha datang, pasti tidak akan lepas dengan pelaksanaan ibadah Qurban. Karena memang di moment Idul Adha inilah, Allah SWT telah mensyariatkan ibadah Qurban untuk umat Islam. Memotivasi umat Islam untuk berqurban karena ada pahala besar yang akan didapatkan. Imbalan pahala yang besar inilah yang akhirnya mendorong umat Islam berlomba-lomba untuk berqurban. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim).

Turunnya syariat qurban dalam Islam tidak akan pernah lepas dari peristiwa bersejarah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. Momentum bersejarah ini telah dikatakan oleh Allah SWT di dalam Alquran, tepatnya dalam surat Ash Shaaffat ayat 10:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Subhanallah… Jika kita mau merenungi peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut, akan kita dapati bahwa betapa besar ketaatan dan ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada Allah SWT sehingga ikhlas melakukan apapun meski harus mengorbankan sesuatu yang berharga dalam kehidupan mereka. Dari peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail inilah kemudian dijadikan sebagai tonggak disyariatkannya ibadah qurban untuk kaum muslimin.

Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Salah satunya adalah kita belajar bahwa ketaatan dan perjuangan di jalan Allah itu membutuhkan pengorbanan. Dimana pengorbanan ini bisa dalam bentuk harta, keluarga, jabatan, waktu, tenaga bahkan nyawa sekalipun.

Tidak bisa kita pungkiri, tidak mudah bagi seorang muslim yang hidup di zaman yang serba sekular kapitalis seperti saat ini. Di saat harus menjalankan syariatnya Allah, banyak tantangan dan ujian yang menghadang. Sebagai contoh, saat seorang muslimah ingin menutup auratnya secara sempurna dengan memakai hijab syar’i, ternyata ada saja yang tidak suka dan mengatakan bahwa hijab bukanlah busana Indonesia. Mereka mengatakan jika orang Indonesia harusnya bangga memakai busana Indonesia bukan busana yang lain. Seakan-akan dikatakan bahwa syariat Islam itu bukan untuk orang Indonesia.

Begitupun saat Islam mengatakan bahwa riba itu haram. Maka di zaman kapitalis ini, hampir setiap lini kehidupan berbalut riba. Tidak sedikit kaum muslimin yang kesulitan memiliki rumah karena tidak punya cukup uang untuk beli cash atau kredit rumah yang syar’i. Sehingga sementara atau bahkan mungkin seumur hidup harus mengorbankan keinginan mempunyai rumah sendiri dan harus ikhlas jadi “kontraktor rumah” demi menghindari riba.MasyaAllah….

Belum lagi tuduhan-tuduhan yang dialamatkan pada dakwah Islam. Tuduhan bahwa Islam itu radikal dan teroris, ajaran Khilafah yang mulia dianggap berbahaya dll. Tuduhan ini dengan sengaja terus menerus diopinikan di tengah-tengah masyarakat. Akibatnya pengajian dibubarkan, ulama dipersekusi, para aktifis dakwahpun tak luput dengan ancaman, pembungkaman dan intimidasi.Naudzubillah…

Begitulah nasib Islam dan umatnya saat ini. Sehingga harus kita sadari, tidaklah mudah menjadi seorang muslim yang ingin tunduk pada syariat Allah dan ingin teguh berjuang di jalan Allah, karena ada banyak hal yang akan menghadang. Oleh karena itu, umat Islam harus tetap kuat meski harus mengorbankan apa yang dia punya. Karena memegang Islam dengan teguh di zaman sekarang ini ibarat seperti memegang bara api.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW:

Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Pengorbanan di jalan Allah adalah sebuah keniscayaan. Sebagaimana pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi dan Rasul. Seperti Ismail yang rela memberikan nyawanya untuk Allah, Ibrahim yang ikhlas menyembelih anaknya karena perintah Allah, begitupula Rasulullah SAW yang ikhlas menerima ejekan dan hinaan dari orang Quraisy karena dakwah Islam, Rasulullah dikatakan sebagai tukang sihir, orang gila, bahkan dilempari batu, diboikot, diancam untuk dibunuh dll. Semua itu dilakukan hanya untuk Allah dan kemuliaan Islam.

Yang harus kita yakini, bahwa segala pengorbanan yang kita lakukan untuk Allah, kelak akan diganti dengan pahala dan surgaNya. Dan nikmat manakah yang lebih besar dibanding dengan pahala dan surganya Allah?
Wallaahu a’lam bisshowwab…

Leave a Reply

Your email address will not be published.