Breaking News

Free Sex Merebak, Kondisi Remaja Makin Rusak

Spread the love

Oleh. Novitasari
(Aktivis Muslimah Brebes)

Muslimahtimes.com–Pergaulan bebas di Indonesia kian hari kian mengkhawatirkan. Hal ini dibuktikan dengan maraknya klinik aborsi ilegal di tengah masyarakat. Kebablasan dalam berinteraksi dengan lawan jenis sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi terjadi di zaman sekarang ini. Gaya pacaran remaja bahkan dewasa ini bak terputus urat malunya. Dengan bangganya mereka memamerkan gaya pacaran layaknya suami istri. Inilah yang menjadi pemicu banyaknya kasus hamil di luar nikah.

Berdalih belum cukup umur, juga emosi yang belum stabil, belum siap jadi orang tua, bahkan pacar yang tidak mau bertanggung jawab sehingga membuat mereka mencari jalan pintas untuk menggugurkan janin dalam rahimnya. Hal ini terungkap dengan adanya penggerebekan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Baru baru ini pihak kepolisian berhasil membongkar praktik aborsi ilegal. Kali ini terjadi di sebuah klinik kecantikan di Jalan Tanah Merdeka, RT 06/ RW 06, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur. Polisi menemukan banyak tulang belulang bayi dalam septic tank klinik kecantikan tersebut. (Tribunjatim.com)

Di lokasi yang berbeda, dua pria yakni SM dan RI mengaku sebagai dokter dan pemasok obat, mereka di tangkap petugas Sat Narkoba Polresta Bandung. Kepada penyidik tersangka mengaku membuka praktik menggugurkan kandungan dengan memberikan tarif sekitar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta. (Www.kompas.com)

Kembali terkuaknya praktik aborsi ilegal ini semakin membuat mata kita membulat. Karena tentu saja ini semua merupakan buah dari cara pandang sekularisme, dimana sekularisme melahirkan prinsip kebebasan berpikir maupun berbuat. Sehingga menghasilkan individu individu yang amoral.

Menjamurnya tayangan baik dalam film, game, anime dan sebagainya sehingga hal itu menjadi pemicu konten-konten pornografi dan pornoaksi terus berkembang di masyarakat. Inilah dampak dari diterapkannya sistem liberalisme, dengan dalih kebebasan berpikir dan berbuat padahal nyatanya semua itu merusak.

Lebih parahnya lagi, konten-konten tersebut begitu mudah diakses. Bahkan oleh anak kecil sekalipun. Sangat ironi jika generasi saat ini ternyata semakin kelam dengan rusaknya perilaku mereka. Lemahnya hukuman yang didapat oleh pelaku praktik aborsi sehingga tidak memberikan efek jera, dan justru akan mengulangi perbuatan yang sama walaupun di lokasi yang berbeda. Banyaknya kasus aborsi ini bagaikan fenomena gunung es. Bisa jadi yang tidak terdata jumlahnya akan jauh lebih besar. Inilah yang seharusnya menjadi PR bagi pemerintah. Bagaimana caranya menghilangkan praktik aborsi ilegal ini dari Indonesia.

Tak aneh memang, negara dalam sistem sekularisme kapitalisme ini seolah abai untuk menjaga generasi dari pergaulan bebas. Negara tak berdaya untuk menutup situs-situs pornografi secara keseluruhan. Karena di belakangnya tentu ada pengusaha pengusaha yang memang berkecimpung dalam bisnis hitam tersebut. Fondasi agama yang lemah, menjadi faktor yang tak dapat dihindarkan dari rusaknya generasi saat ini. Mereka bak kehilangan arah dan tujuan dalam mengarungi kehidupan. Sehingga dengan mudahnya mereka terbawa arus arus sesat dan menyesatkan. Juga rapuhnya ketahanan keluarga, menjadi faktor yang melatarbelakangi remaja saat ini mengalami dekadensi moral. Sehingga mereka terjerumus pada pergaulan bebas.

Itulah tanda-tanda bahwa sistem sekularisme kapitalisme ialah sistem yang rusak dan merusak. Terbukti kian hari bukannya bertambah baik namun justru generasi kian buruk. Islam dengan tegas mengharamkan praktik aborsi, kecuali dengan udzur syar’i. Yaitu apabila ternyata kehamilannya dapat membahayakan nyawa ibunya. Namun maraknya aborsi saat ini dilakukan dengan kesadaran diri, tanpa menjadikan agama sebagai satu satunya solusi.

Dalam Qur’an surat Al Maidah ayat 32 Allah Swt berfirman :

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ  ۛ  كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِۢغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَا دٍ فِى الْاَ رْضِ فَكَاَ نَّمَا قَتَلَ النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَ نَّمَاۤ اَحْيَا النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَلَـقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِا لْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَ رْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

“Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 32)

Untuk mengatasi maraknya kasus aborsi ini, selain dibutuhkan ketakwaan pada individu. Juga diharuskan adanya kontrol masyarakat. Aktivitas amar makruf dalam masyarakat harus berjalan sesuai dengan kaidah syarak. Hal ini tidak cukup dengan perbaikan individu saja. Karena semua ini berasal dari sistem yang salah, maka sudah selayaknya sistemnya itulah yang harus kita ubah.

Dalam sistem Islam, negara pun akan menutup semua akses yang berkaitan dengan kemaksiatan. Sehingga generasi akan terjaga dari pergaulan bebas, narkoba, konten-konten unfaedah dan sebagainya. Maka, dengan sendirinya praktik aborsi itu dapat dihentikan. Tak ada pilihan lain memang, untuk menjadi solusi bagi semua problematika kehidupan ialah kembali pada aturan Sang Pemilik Kehidupan. Wallahua’lam