Breaking News

Harus Ada Institusi Islam Kaffah Internasional

Spread the love

Oleh. Naila Zayyan

(Forum Muslimah Indonesia)

Muslimahtimes.com–Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal mengeluarkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza karena Amerika Serikat (AS) menggunakan hak veto dalam resolusi tersebut (detiknews, 9/12/2023). Padahal resolusi PBB ini sudah didukung oleh 13 negara dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, sementara Inggris (Britania Raya) abstain dan AS menggunakan hak vetonya. Ini adalah sebuah bencana kemanusiaan. Bagaimana sebuah kejahatan yang sudah nyata-nyata terjadi di depan mata seluruh dunia dibiarkan, bahkan puluhan negara tidak berdaya menghadapi zionis Israel dan para pendukungnya seperti AS.

Kita mengetahui bersama bahwasanya AS dan Israel adalah dua negara sejoli yang saling mendukung. Inggris yang sebenarnya juga adalah pendukung mereka, dalam sidang Dewan Keamanan PBB kemarin mengambil keputusan aman demi mengamankan kepentingannya sendiri.

Kita bisa lihat organisasi dunia semacam PBB tak sanggup menyelamatkan umat manusia dari kebiadaban dan penjajahan. Bagaimana bisa satu negara (AS) bisa seenaknya menggunakan hak veto demi kepentingan penjajahan mereka atas negeri manapun yang dia inginkan. Lalu untuk apa PBB berdiri? Untuk perdamaian dunia yang seperti apa dan versi siapa? Dimana jargon hak asasi manusia kalau AS dan kroninya menggunakan selalu menggunakan standar ganda untuk kemanusiaan? Untuk apa ada PBB kalau tidak berdaya menolong jutaan manusia lemah dan terjajah di Palestina selama puluhan tahun?

Robert Wood, Wakil Duta Besar AS untuk PBB, yang hadir pada sidang Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa mereka menolak resolusi gencatan senjata tersebut karena menganggap Hamas tidak ingin melihat perdamaian dunia. Menurutnya, Hamaslah yang bisa menjadi benih terorisme. Apa tidak salah pernyataan tersebut? Kenapa pendudukan AS di Afganistan dan Irak selama puluhan tahun dan menewaskan ribuan warga di sana tidak disebut sebagai terorisme? Siapa yang sebenarnya teroris? Dan definisi teroris itu menurut siapa? Benar-benar standar ganda yang tidak adil.

Usulan resolusi gencatan senjata ini berasal dari Uni Emirat Arab (UEA). Tindakan AS yang memveto resolusi PBB ini dikecam oleh banyak pihak. Dengan ini AS betul-betul mengamini penjajahan zionis Israel atas Palestina yang berlangsung berpuluh-puluh tahun. Penjajahan yang telah menyebabkan banyak sekali angka kematian dan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah genosida atau pemusnahan sebuah generasi. Ini adalah sebuah penjajahan, bukan pertempuran karena tidak imbangnya kekuatan antara zionis Israel dengan senjata penuh melawan rakyat sipil Palestina. Dalam hal ini, Inggris abstain alias tidak berani mengambil sikap tegas terhadap tindakan Israel di tanah Palestina. Inggris cenderung mengambil sikap aman. Munafik sekali.

Harus Ada Alternatif Lain

Maka kita bisa menyimpulkan sebenarnya PBB ini didirikan untuk kepentingan siapa? Apakah benar untuk kepentingan perdamaian dunia atau untuk memenuhi syahwat kekuasaan satu atau dua negara saja? Maka sebenarnya buat apa ada organisasi tingkat dunia, kalau untuk memutuskan kebijakan demi perdamaian dunia (gencatan senjata kemanusiaan) saja tidak mampu. Oleh karena itu, kita perlu sebuah alternatif solusi lain, keluar dari paradigma kapitalisme dan negara-negara sekuler saat ini.

Nation State atau negara bangsa telah nyata tidak mampu menyelesaikan permasalahan dunia. Nation State tidak mampu membela orang-orang yang lemah terjajah bahkan sebaliknya semakin mempersulit orang-orang yang tertindas mendapatkan hak-haknya bahkan atas nama kemanusiaan. Nation State membuat umat Islam dunia tak berdaya menolong saudaranya yang lain jika berbeda kewarganegaraan. Nation State telah melemahkan dunia Islam.

Kalau kita melihat sejarah, Nation State adalah ibarat kue hasil pembagian para penjajah setelah Perang Dunia kedua. Nation State adalah buatan dari negara-negara imperialis penjajah yang dulu telah mengobrak-abrik dan mengerat-ngerat wilayah Khilafah yang meliputi hampir dua pertiga dunia menjadi negeri-negeri kecil yang tidak berdaulat atas dirinya sendiri.

Oleh karena itu, umat Islam dunia harus bersatu kembali, meninggalkan ikatan kebangsaan yang sempit. Umat Muslim dunia harus segera bangun dari tidur panjangnya. Cukuplah kezaliman yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina, Iraq, Afganistan, Checnia, dan lainnya oleh negara-negara imperialis penjaiah. Khilafah Islamiyah adalah solusi tuntas menghentikan kepedihan saudara kita, wa bil khusus di Palestina.

Percaya kepada Bisyarah Rasulullah saw.

Agresi yang masih terus berlangsung di bumi Palestina saat ini patut membuat umat Islam sedunia merenungkan kembali apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw. Beliau pernah bersabda,

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. (HR Ahmad dan al-Bazar). Imam Ahmad menerimanya dari Sulaiman bin Dawud ath-Thuyalisi dari Dawud bin Ibrahim al-Wasithi dari Habib bin Salim dari an-Nu‘man bin Basyir.

Khilafah adalah institusi Islam kaffah internasional yang adil dan menyejahterakan rakyat. Khilafah tidak akan bersikap hipokrit (munafik) seperti perilaku orang kafir penjajah. Khilafah akan mengayomi dan menetapkan keadilan bahkan jika kezaliman menimpa warga nonmuslim. Maka seyogyanya para pemimpin dunia Islam saat ini menyadari pentingnya khilafah dan meninggalkan PBB yang sejatinya buatan penjajah. Wallahu alam bisshowab. []