Breaking News

Hikmah Ramadan dalam Keprihatinan 

Spread the love

Oleh. Kholda Najiyah

(Founder Salehah Institute)

Muslimahtimes.com – Ramadan memang bulan istimewa. Keluarga-keluarga Muslim menyambutnya dengan hati gembira. Namun tahun ini masih seperti tahun lalu, penuh dengan keprihatinan. Pandemi masih menghantui, sehingga aktivitas belum benar-benar normal seperti sebelum pandemi. Meski begitu rutinitas Ramadan masih bisa dilakukan, meski dalam keterbatasan.

Beberapa hal yang harus kita syukuri, meski menjalani Ramadan di tengah keprihatinan:

1. Momen Kebersamaan Keluarga

Ini adalah momen terbaik berkumpul bersama keluarga. Bila biasanya terpisah karena mungkin ada yang sibuk bekerja, kuliah, boarding atau di pondok pesantren, kini lebih banyak berkumpul bersama. Ini adalah sebuah nikmat luar biasa yang belum tentu kelak berulang. Walaupun berkumpul dalam keadaan sulit, mungkin rezeki tidak sebanyak dulu, namun kebersamaan ini adalah gantinya. Tinggal bagaimana keluarga tetap kompak mengatur keuangan agar semua kebutuhan keluarga terpenuhi.

2. Manajemen Keuangan Lebih Hemat

Ramadan kali ini tidak didominasi hiruk pikuk masyarakat untuk belanja berlebihan. Tidak ada rangsangan belanja dari mal-mal besar atau iklan-iklan yang masif. Sehingga tidak terlalu merangsang kita untuk berbelanja. Masih bisa mengerem pengeluaran, sehingga bisa jauh lebih hemat. Asalkan, tidak ikut terseret arus belanja online yang promosinya gila-gilaan.

Suasana keuangan ekonomi keluarga yang kurang stabil akibat pandemi, juga menjadi rem untuk tidak berbelanja berlebihan. Belanja senormalnya saja sesuai kebutuhan. Tidak perlu menambah porsi makan, karena frekuensi yang berkurang seharusnya justru menghemat pengeluaran. Menu makanan saja yang disesuaikan variasinya, sekadar untuk memberi apresiasi kepada anggota keluarga yang telah sukses menjalankan ibadah puasa.

Jika ada anggaran agar besar yang biasanya dialokasikan untuk menyambut Lebaran, bisa dilalokasikan untuk sedekah, modal usaha atau memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Semisal kondisi rumah yang rusak sana-sini.

3. Manajemen Waktu dari Langit

Ramadan melatih kita dengan manajemen waktu dari langit. Bagaimana tidak, kita sudah dibuatkan jadwal langsung oleh Allah Swt. Sepertiga malam sudah harus bangun untuk qiyamul lail dan sahur, tidak tidur setelah subuh, salat syuruq, duha, lalu duhur, hingga malam menjelang tidur dengan menegakkan salat tarawih. Sungguh, manajemen waktu yang sudah diatur sedemikian rupa, tinggal kita mengisi di sela-selanya.

Selain itu, Ramadan kali ini menjadi lebih khusyuk, karena tidak dihabiskan di luar, seperti ngabuburit atau buka bersama di lokasi-lokasi yang biasanya perlu dijangkau dengan menempuh perjalanan dań waktu yang tidak sebentar. Juga, tidak banyak melangkahkan kaki ke pasar atau mal untuk berbelanja.

4. Meningkatkan Skill

Keluarga Muslim tentu sudah punya planning untuk mengisi Ramadan. Meski di rumah saja, banyak sekali majelis ilmu yang bisa diikuti secara virtual. Ada baiknya diagendakan, selama Ramadan akan fokus meningkatkan skill apa, sehingga pasca Ramadan sudah menguasainya dengan baik. Bukan serabutan mengikuti segala jenis kajian, meski itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Namun alangkah bagusnya jika ada satu yang menjadi fokus. Misal, ada yang targetnya menguasai Bahasa Arab, Bahasa Inggris, menguasai skill menulis, skill bicara, tahsin atau tahfidz dan sebagainya. Boleh skill agama ataupun skill kehidupan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

5. Tetap Syiar Islam

Aktivitas syiar Islam tetap bisa dilakukan. Seperti ibadah tarawih ke masjid, dengan mengikuti protokol kesehatan. Menulis di media sosial. Menyebarkan opini Islam di kanal digital. Menghadiri event-event yang diselenggarakan berbagai elemen kalangan umut Islam. Yang penting event tersebut tidak melanggar syariat. Misal, belum lama ini ada penyelenggaraan salat Jumat virtual atau bahkan umrah virtual, yang tentu saja tidak ada dalilnya dalam Islam.

Demikianlah, semoga Ramadan kali ini aktivitas kita lebih bermakna.(*)