Breaking News

Idul Fitri Momentum Raih Kemenangan Hakiki

Spread the love

Oleh Hanif Eka Meiana

#MuslimahTimes — Ahad (16/06/2019) di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dipadati para muslimah yang menghadiri pengajian bulanan “Kajian Annisa Yogyakarta”. Kajian Annisa kali ini menghadirkan Ustazah Lies Arifah, M.Pd, yang mengangkat tajuk “Idul Fitri Momentum Raih Kemenangan Hakiki”.

Dengan dipandu oleh host acara yaitu Ustadzah Annisa Widayati, S.PT, peserta disambut ramah setelah sebelumnya menikmati libur lebaran. Alhamdulillah lebih dari 100 orang peserta dapat menghadiri kajian Annisa kali ini. Baik yang sudah pernah hadir maupun yang baru awal datang.

Memasuki Kajian inti, Ustadzah Lies Arifah mengawali dengan bacaan Quran Surat An Nahl ayat 92 :

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kalian menjadi seperti wanita yang mencerai beraikan kembali pintalannya  setelah menjadi kain yang kuat…”

Makna pintalan disini adalah amalan-amalan yang kita lakukan selama bulan Ramadhan seperti puasa, tilawah qur’an, dzikir, shadaqah, I’tikaf, dan lain-lain. Beliau mengingatkan peserta untuk selalu menjaga amalan di bulan Ramadhan. Yang menjadi masalah kaum muslimin saat ini yaitu ketika satu dengan lainnya melaksanakan shalat idul fitri pada hari yang berbeda. Hal ini merupakan dampak dari tidak adanya pemimpin bagi kaum muslimin (Khalifah).

Ustadzah Lies menjelaskan makna Idul Fitri adalah hari kemenangan. Setelah sebulan penuh kita berpuasa dan meninggalkan apa-apa yang membatalkan serta meninggalkan hal-hal yang dilarang, maka saat Idul Fitri kita raih kemenangan.

Kemenangan yang diraih yakni :

1) Kemenangan melawan nafsu,

2) kemenangan melawan setan,

3) kemenangan melawan penyimpangan hukum Allah,

4) kemenangan melawan kedzaliman, dan

5) kemenangan melawan gembong kekufuran.

Idul Fitri bukanlah kemenangan meraih kebebasan untuk mengumbar maksiat. Contohnya beberapa artis mengenakan busana muslimah ketika bulan Ramadhan, menutup aurat dan gemar bershadaqah. Namun ketika sudah waktunya Idul Fitri mereka seakan bebas melakukan kembali aktivitas rutinnya, kembali bebas mengenakan busana yang tidak menutup aurat, juga bebas melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat.

Ustadzah Lies melanjutkan, bahwa kemenangan hakiki adalah ketika sukses meraih takwa yang hakiki. Sedangkan takwa hakiki ialah menjaga ketaqwaan dengan mengambil hikmah Ramadhan. Hikmah Ramadhan terbagi menjadi 3 yaitu :

  1. Hubbu al-jama’ah (Cinta Jama’ah)
  2. Hubbu al-Qur’an (Cinta Qur’an)
  3. Hubbu As-Shodaqoh (Cinta Shodaqoh)

Hubbu Al-Jama’ah bisa dilakukan dengan rutin menjalankan shalat berjama’ah, mencintai pergaulan bersama orang-orang yang dicintai Allah, mencintai orang-orang yang berjuang di jalan Allah, dan bergabung dengan jama’ah yang memperjuangkan agama Allah.

Hubbu al-Qur’an dapat dilakukan dengan banyak membaca Al-Qur’an, mempelajari dan memahami Al-Qur’an, berusaha melaksanakan semua perintah dan meninggalkan semua larangan Allah yang ada dalam Al-Qur’an, serta berjuang agar semua perintah dan larangan Allah dalam Al-Qur’an dapat diterapkan dalam masyarakat. Penerapan Islam secara menyeluruh inilah yang merupakan definisi dari Islam Kaffah.

Hubbu As-Shodaqoh dapat dilakukan dengan memberikan senyum kepada orang lain, shadaqah materi/harta, shadaqah ilmu dan shadaqah motivasi.

Definisi takwa adalah taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Baik dari lingkup individu, masyarakat maupun negara. Perintah Allah kepada tiap-tiap individu dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu  Shalat, puasa, Dzikir dan lain-lain. Sedangkan dalam lingkup masyarakat, Allah perintahkan untuk amar ma’ruf nahi munkar, menjaga tradisi, mengoreksi penguasa dan lain-lain. Sementara dalam lingkup negara, kewajiban yang diperintahkan oleh Allah dalam Al Qur’an yaitu penerapan hukum rajam bagi pezina, penerapan hukuman potong tangan bagi pencuri, pelaksanaan sistem ekonomi Islam, pelaksanaan sistem pendidikan Islam, dan lain-lain.

Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya haruslah bertujuan untuk mencapai ridho Allah. Ustadzah memaparkan ada sebuah kisah salah seorang muslim yang beribadah bertahun-tahun tetapi tidak membawanya masuk surga. Hal ini karena Allah tidak ridho kepadanya. Kebahagiaan hakiki bukanlah ketika kita mendapat harta tetapi ketika kita mendapat ridho dari Allah.

Di akhir materi, Ustadzah Lies Arifah memberikan pesan kepada peserta bahwa ketakwaan hakiki tidak akan dapat diraih tanpa adanya khilafah. Acara kemudian dilanjut dengan sesi tanya jawab dan ditutup dengan bersalam-salaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published.