Breaking News

Islam Solusi Tuntas Atasi Demam Berdarah

Spread the love

Oleh. Novitasari
(Aktivis Muslimah Brebes)

Muslimahtimes.com– Memasuki musim hujan, DBD menjadi hal yang sudah biasa terjadi. Pasalnya setiap tahun akan selalu ada korban yang meninggal efek dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.

Pada awal tahun 2024 ini, DBD telah menjangkiti ratusan masyarakat Cianjur.
Menurut Yusman Faizal selaku Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur. Ia mengatakan bahwa “Dalam sebulan terdapat 219 kasus yang diperoleh oleh Dinkes Cianjur, dari jumlah tersebut dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun meninggal,”.(www.pikiran-rakyat.com)

Selain di Cianjur, menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin. Menuturkan setidaknya selama bulan Januari sudah ada 74 kasus DBD dan empat orang dinyatakan meninggal.

Melihat fakta ini, tentu kita sebagai masyarakat akan mencari faktor penyebab merebaknya kasus ini.
Faktor yang juga berperan dalam timbulnya penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Berdasarkan segitiga epidemiologi dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai host dan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD. Lingkungan secara signifikan memengaruhi kesakitan bagi setiap individu termasuk sosial, ekonomi dan lebih utamanya perilaku masyarakat, meningkatnya mobilitas penduduk, kepadatan hunian, semakin banyaknya sarana transportasi dan masih terdapat tempat perindukan nyamuk penular DBD. Selain itu faktor imunitas seseorang, strain virus yang menginfeksi, riwayat dan usia juga berpengaruh.

Jika kita kembali ke aturan dasar, faktanya jaminan kesehatan adalah hak setiap orang dan harus ditanggung oleh negara, baik miskin maupun kaya. Namun, paradigma sekuler kapitalisme neoliberal menjadikan otoritas sebagai hal yang lumrah untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, termasuk memaksa masyarakat melakukan hal-hal yang bukan merupakan kewajiban mereka dan memberikan beban tambahan pada masyarakat.

Keadaan ini sejalan dengan sistem sekuler yang menganut kapitalisme liberal, yang seringkali melahirkan segala macam ketidakadilan. Peran negara dalam sistem ini bukan sebagai pengelola rakyat, melainkan hanya sebagai regulator. Padahal, dalam sistem ini, hubungan yang terjalin antara negara dan rakyat hanya seperti hubungan komersial semata, termasuk hubungan dalam pelayanan publik.

Hal ini memang berlaku secara global dan konsisten dengan penguasaan sistem sekuler kapitalis neoliberal yang dilakukan negara-negara adidaya, termasuk Indonesia.

Sistem Islam berbanding terbalik dengan sistem sekuler kapitalisme neoliberal. Dalam pandangan Islam, kesehatan adalah salah satu kebutuhan utama bagi seluruh masyarakat yang menjadi kewajiban syar’i bagi negara untuk memenuhinya, tanpa pilah pilih apakah mereka kaya atau miskin. Oleh sebab itu, negara wajib mengusahakan semua cara agar hak rakyat dapat terpenuhi dengan baik dan mudah di akses. Bahkan semua layanan bebas biaya, jika diperlukan.

Semua ini karena Islam memiliki mekanisme jaminan kesehatan dari hulu hingga hilir. Prinsip-prinsip penjagaan kesehatan pun diatur sedemikian rupa sebagai bagian dari hukum syarak, mulai dari yang mengikat individu, masyarakat, hingga negara; Mulai dari aspek yang bersifat preventif (pencegahan penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit), rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dan promotif (peningkatan kesehatan).

Sistem kesehatan dalam Islam juga dijamin dengan baik dalam sistem ekonomi Islam dan keuangan (APBN) negara Islam yang sangat kuat. Pemasukan negara mulai dari kepemilikan umum, seperti hasil pengelolaan sumber daya alam yang jumlahnya luar biasa dan berbagai sumber pemasukan lainnya, akan sangat cukup untuk menutup kebutuhan dasar bagi pemberian layanan terbaik bagi seluruh rakyatnya, mulai dari pengadaan fasilitas kesehatan, alat kesehatan, tenaga kesehatan, obat-obatan, hingga riset dan pengembangan sistem kesehatan. Bagi rakyat yang ada di pedesaan, rumah sakit keliling akan disediakan oleh negara, Dengan begitu, semua lapisan masyarakat, kaya atau miskin, bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara baik dan gratis.

Sudah saatnya umat Islam beralih kepada keadilan sistem Islam. Hanya dengan sistem Islam, keadilan dan kesejahteraan bisa benar-benar diwujudkan dan umat ini bisa kembali meraih kemuliaan. Wallaahua’lamu bishshawab