Breaking News

Islamofobia Terus Terjadi, Umat Butuh Pelindung Sejati

Spread the love

Oleh. Lolita Faula S.ST

Muslimahtimes.com–Serangan demi serangan terus digencarkan kepada Islam dan umat Islam. Bagaimana mungkin ada perasaan ketakutan hingga kebencian pada agama ini sungguh tidak logis, padahal agama inilah pembawa rahmat bagi seluruh alam, agama yang Allah ridai dan penyempurna agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama penutup yang dibawa oleh Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wa sallam, beserta kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat muslim yang diturunkan kepada Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril.

Sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam surah Ali-Imran ayat 19 yang berbunyi sebagai berikut, “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh Allah sangat cepat perhitungan-Nya”.

Fakta 

Kembali terjadi pembakaran Al-Qur’an di depan masjid Kedutaan Turki di Copenhagen, selama tiga hari berturut-turut yang dilakukan oleh Kelompok anti-Islam Danske Patrioter atau Patriot Denmark. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang Islam di depan kedutaan serta membentangkan spanduk anti-Islam dan aksi tersebut dilindungi oleh polisi setempat. (SINDOnews, 3/Agustus/2023)

Dalam aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an tersebut belum ada tindakan tegas pemerintah setempat. Ini jelas memicu pandangan bahwasannya pemerintah Swedia dan Denmark mengamankan kegiatan penistaan semacam itu. Negara ini merupakan salah satu negara paling liberal dan sekuler di dunia, yang tidak memiliki undang-undang penodaan agama. Bawasannya bukanlah tindakan ilegal menghina agama termasuk pula menodai teks-teks Al-Quran. (CNBCindonesia.com, 3/Agustus/2023)

Masifnya serangan terhadap Al-Qur’an yang terjadi di wilayah Swedia dan Denmark beberapa waktu terakhir telah menyinggung banyak negara mayoritas muslim, termasuk Turki yang dukungannya diperlukan oleh Stockholm untuk bisa bergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Menurut Von Essen, Swedia telah berubah dari dipandang sebagai negara yang toleran menjadi negara anti-Islam. (Detiknews, 28/Juli/2023)

Sementara itu di India terjadi penyerangan diikuti dengan kekerasan, dimana sebuah masjid dibakar, membunuh ulama tersebut, melukai orang lain dan menewaskan lima orang. (CNBCIndonesia.com, 1/Agustus/2023)

Islamofobia terus menjangkit di India dengan viralnya video seorang guru yang bernama Tyagi di sekolah di India yang menyuruh murid lain untuk menampar seorang murid muslim, dalam video tersebut ia menyatakan bahwa semua anak muslim harus pergi. (REPUBLIKA, 26/Agustus/2023)

Tak hanya di India islamophobia bernarasi sampai di negara Korea Selatan, pasalnya diketahui grup RM BTS mengunggah lagu yang berjudul ‘Bad Religion’ milik Frank Ocean itu disebut-sebut menghina Islam, terdapat lirik Allahu Akbar dan bad religion yang berarti agama yang jahat. (RIAUPOS.CO, 14/September/2023)

Berlanjut perjuangan Dwi Lestari yang menajadi TKW di Hongkong, ia dipecat oleh majikannya karena salat dan memakai jilbab. Diketahui dalam keluarga tersebut beranggotakan tiga orang, putrinya mengeluh tentang Dwi sebagai pembantunya yang mengenakan jilbab (pakaian yang meutupi seluruh tubuhnya), dan anak laki-lakinya mengatakan bahwa ibunya ‘ketakutan setengah mati’ ketika melihat pembantunya salat. Dwi Lestari pun mengajukan tuntutan diskriminasi sebesar HK 255.000 dolar (sekitar 500 juta rupiah). Gugatan ini dilayangkan di karenakan ia dipecat  setelah diminta oleh majikannya berhenti mengenakan jilbab dan meninggalkan salat selama bekerja. (Republikaonline, 15/September/2023)

Seperti sudah mendarah daging islamofobia di negara ini terus berorasi. Prancis akan melarang penggunaan abaya atau gaun yang kerap dipakai perempuan muslim di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal mengatakan pakaian tersebut melanggar hukum sekuler yang ketat dalam pendidikan. Ia juga menyampaikan kepada televisi lokal TF1 “Tidak mungkin lagi mengenakan abaya di sekolah. Saya akan memberikan (mengumumkan) peraturan yang jelas di tingkat nasional,”. (CNNindonesia.com, 28/Agustus/2023)

Demikianlah bebarapa fakta tentang masifnya islamofobia di negara-negara minoritas muslim, seperti sudah tidak menjadi rashasia umum lagi bahkan di negara mayoritas muslim pun ada yang terjangkit Islamofobia. Ketika kita sebagai seorang muslim namun kenyataannya kita fobia terhadap agama sendiri, merasa ketakutan, merasa asing dan beranggapan fanataik, radikal dan melontarkan tuduhan teroris pada saudara muslim yang lain yang menjalankan syariat Islam secara kaffah. Waaah ini sangat berbahaya, berarti kita sudah terjangkit virus islamofobia.

Islamofobia adalah sikap fobia atau perasaan ketakutan, alergi, anti, tidak suka, serta kebencian terhadap agama Islam dan umat Islam. Narasi-narasi yang mencerminkan sikap kebencian kepada Islam terus bermunculan dan disampaikan dengan berbalut berbagai bentuk redaksi yang berbeda, tetapi hakikatnya ialah tetap sama, yakni permusuhan yang sangat luar biasa pada ajaran Islam dan apa pun yang berkaitan dengan Islam.

Sejak Kapan Islamofobia Ada?

Islamofobia bukanlah hal yang  baru, islamofobia sudah ada semenjak Islam hadir. Sebagaimana Allah Taala mengabarkan dalam surat AL-Baqarah ayat 20 yang berbunyi, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

Islamofobia yang terus masif saat ini bukan hanya kebetulan melainkan ada indikasi kesengajaan yang dibuat dan direncanakan oleh para pembenci Islam. Adanya rekayasa politik barat untuk menjegal Islam kaffah terbukti dengan sumbangsih besar dana yang digelontorkan untuk mendanai proyek ini jelas sangat fantastis, sebagaimana disebutkan oleh Prof. John L. Esposito dari Universitas Georgetown.

Dimuat dari dokumentasi berbagai organisasi, seperti Center for American Progress dan islamophobianetwork[dot]com, pasalnya ketakutan ini sengaja disulut sejak tahun 2001 hingga tahun 2012 oleh delapan donor yang menyumbang lebih dari 57 juta dolar jika dirupiahkan berkisar kurang lebih 818 miliar untuk mempromosikan rasa takut terhadap Islam. (Republika)

Bagaimana Islamofobia Bisa Terjadi?

Islamofobia yang terjadi saat ini merupakan desain rekayasa politik yang dilakukan oleh kalangan intelektual anti-Islam dan menjadikan Islam sebagai ancaman, karena menyadari akan kekuatan Islam yang sesungguhnya. Menurut cendekiawan muslim Dr. Adian Husaini, ia menuturkan bahwa antara Islam dan Barat terjadi perbedaan yang sangat fundamental yang akan menimbulkan benturan pandangan hidup. Dr. Adian juga menyampaikan bahwa hampir semua negara Barat saat ini menggunakan justifikasi kebebasan dalam bersikap dan berekspresi. Sangat sensitif terhadap masalah Islam, mudah dijadikan sarana dalam menggalang kebencian serta kepentingan politik. (Mnews).

Islamofobia bukanlah hal yang remeh temeh tentang permusuhan antar agama tetapi ini sangat krusial mengenai politik dunia yang menyangkut ideologi/pandangan hidup, maka tidak cukup hanya dengan memahamkan tentang tauhid maupun akidah saja kepada umat atau pun hanya membuat perdamaian antar umat beragama. Mengatasi islamofobia yang hakiki adalah dengan menyentuh pada akar masalahnya, dengan membasmi pabrik yang memproduksinya yaitu sistem kapitalisme sekulerisme, sistem ini kebanggaan Barat yang digunakan untuk melanggengkan penjajahannya di muka bumi, sistem ini jelas bertentangan dengan sistem Islam.

Barat beserta sekutunya sangat menyadari dan memahami bahwa hanya ideologi Islam yang akan sanggup menggantikan posisi mereka sebagai pemimpin dunia. Dan kekhawatiran Barat itu sangat beralasan terbukti dengan pernah adanya masa kejayaan Islam yang menguasai dunia berabad tahun lamanya sebelum diruntuhkan oleh antek-antek Barat. Oleh karena itu, Islamlah yang akan mengungkap semua kezaliman dan kerusakan ideologinya. Ketakutan mereka akan kemenangan Islam semakin menguat, dapat dilihat bagaimana mereka berupaya keras dengan gencatan islamofobia yang mereka buat.

Solusi Islam

Pelindung sejati umat adalah dengan menghadirkan institusi Islam yang akan menerapkan syariat Islam kaffah. Ketika negara menerapkan syariat Islam, umat pun akan mendapatkan kemuliaan merasakan keadilan dan kesejahteraan. Hanya dengan institusi Islam yang mampu menjadi perisai/pelindung umat. Dan sudah pasti jika umat memiliki perisai tidak akan ada yang berani mengganggu Islam dan umat Islam lagi, jika masih ada yang nekat maka kepala negara dalam Islam akan memberikan sanksi tegas.

Seperti fakta sejarah pada masa kepemimpinan Islam terkuat terkahir Utsmani, Sultan Abdulhamid II pada akhir tahun 1800-an, Sultan mengetahui bahwa akan ada drama komedi tentang kehidupan Nabi Muhammad yang dipertunjukkan di sebuah teater di Paris, Prancis. Ide teater tersebut dicetuskan oleh salah satu anggota seniman The Académie Française  yang bernama Marquis de Bouine. Ia sudah menyiapkan siapa pemeran lucu yang akan berperan sebagai Nabi Muhammad dalam acara teater tersebut.

Ini adalah penghinaan yang tak tertahankan terhadap Islam yang ingin diakhiri. Sebagai pemimpin dari negara muslim terbesar saat itu, Sultan Abdul Hamid II menulis surat ultimatum kepada pemerintah Prancis, memberi tahu pada mereka bahwa beliau ingin pertunjukan drama itu diberhentikan segera sebelum memicu kemarahan umat Islam. Setelah menerima surat ultimatum tersebut, pemerintah Prancis  mengakhiri drama tersebut, dan mengasingkan banyak aktor drama tersebut.

Selang beberapa waktu, Sultan mengetahui bahwa drama penghinaan yang sama akan dimulai di London. Sultan Abdulhamid II menanggapi berita ini dan menulis surat kepada pemerintah Inggris dengan ultimatum serupa, dan memberi tahu mereka bahwa pertunjukan itu baru-baru ini dilarang di Prancis. Pemerintah Inggris membalas surat Sultan dengan berdalih “Kami bukan Prancis, kami memiliki kebebasan”.

Setelah menerima surat dari pemerintahan Inggris tersebut, Sultan Abdülhamid II menulis tanggapan yang cukup keras kepada Inggris dan menyatakan: “Nenek moyang saya memberikan nyawa mereka tanpa ragu demi kebaikan Islam. Saya dengan tegas akan menyiapkan perintah kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia dan memberi tahu mereka tentang sikap angkuh dan kepongahan anda jika terus melanjutkan dan membiarkan drama tidak sopan ini terjadi. Anda perlu mempertimbangkan apa akibat besar atas keputusan yang anda perbuat!”

Menanggapi surat dari Sultan yang sangat tegas itu Inggris menyadari bahwa memiliki hubungan diplomatik yang serius dengan Sultan Abdülhamid II memiliki wawasan mendalam tentang kepribadiannya. Mereka paham betul bahwa kata-katanya bukanlah ancaman kosong belaka, dan akhirnya mereka segera mengakhiri drama sandiwara itu. (otsmanicoffee.com)

Begitulah sikap tegas dari pemimpin umat Islam, sebagaimana hadits yang dikatakan oleh Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam, bersabda: “Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah Subhanahu wa Taala, dan adil, maka dengannya dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa atau adzab karenanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Wallahua’lam