Breaking News

Kisah Pilu Tia, jadi Pemulung di Usia Belia

Spread the love

Oleh. Fatimah Azzahra, S. Pd
(Tim Redaksi Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com—Pemulung cilik nan cantik Viral di jagat Maya. Namanya Tia, awalnya ia viral karena unggahan TikTok milik @hary_creator beberapa waktu lalu. Sejak diunggah, banyak netizen menanyakan keberadaan Tia. Ternyata Tia tinggal di Cikajang, Bandung.

Kisah Pilu Tia

Berdasarkan pengakuan sang Ayah, Tia sudah ditinggal oleh ibunya sejak umur 2 tahun. Dari kecil Tia sakit-sakitan. Sampai saat kelas 2 SD, gurunya menyarankan Tia untuk dimasukkan ke Sekolah Luar Biasa karena daya tangkapnya yang kurang dibandingkan teman seusianya.

Gadis berparas cantik itu mengungkapkan jadi pemulung dan kadang jadi kuli angkut tabung gas untuk mencari uang agar bisa makan. Ayahnya, Asep, juga bekerja sebagai pemulung dan kadang menjadi juru parkir.

Saat didatangi di kediamannya, terlihat gerobak yang Tia gunakan untuk memulung di bagian depan rumah. Jendela rumahnya sudah lapuk, bagian dalam rumahnya dipenuhi botol hasil memulung. Atap rumahnya pun terlihat lapuk. Banyak netizen yang menyatakan rumah Tia tidak layak huni.

Walau pergi memulung dan jadi kuli angkut, Tia bersekolah di salah satu SMP Sekolah Luar Biasa di Kota Bandung. Ayahnya pun mengungkapkan Tia rajin membantunya memulung, tapi jika ada tugas sekolah ia tidak berangkat.

Potret Kemiskinan

Sungguh sedih melihat kondisi sang gadis cilik. Rumahnya lapuk di sana sini, tak termasuk kategori rumah sehat. Para netizen bahkan mendoakan Tia agar bisa masuk dunia hiburan. Menjemput sukses dalam ketenaran dan harta sehingga bisa memperbaiki kondisi diri dan keluarganya.

Inilah potret kemiskinan negeri. Tak hanya Tia, masih banyak Tia lainnya yang tinggal di tempat tak layak huni. Masih banyak Tia lainnya yang sejak kecil harus ikut mengais rezeki demi membantu perekonomian. Mulai dari meminta-minta, berjualan di emperan toko, hingga jadi kuli juga memulung seperti Tia.

Inilah buah penerapan sistem kapitalisme yang membuka jurang lebar antara si kaya dan miskin. Sistem yang berpihak pada para pemilik harta. Wajar jika banyak yang mendoakan Tia agar sukses masuk dunia hiburan yang gemerlap harta. Karena standar sukses saat ini hanya dipandang lewat harta. Kemuliaan saat ini disandarkan pada harta. Bahkan, sampai dikatakan zaman sekarang semua bisa dibeli asal ada harta.

Lihatlah, kebijakan demi kebijakan yang ada. Misalnya pajak, berapa banyak orang kaya yang kedapatan tak membayar pajak seperti kasus pejabat pajak kemarin. Sementara rakyat kecil terus diambil celah untuk bayar pajak. Sungguh tak adil.

Lapangan pekerjaan pun kini sulit di dapat, saat bekerja justru ada undang-undang yang lebih pro kepada pengusaha dibandingkan rakyat, seperti UU Ciptaker. Hasilnya, rakyat semakin sulit, bukan seperti klaim mereka bahwa rakyat malas. Tapi, memang keadaan yang tidak memihak rakyat akibat diterapkannya sistem kapitalisme.

Islam Sejahterakan Manusia

Hal ini sangat berbeda dengan Islam. Sebagai Dien yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw. Islam memiliki aturan lengkap untuk diterapkan sebagai sistem kehidupan. Islam datang sebagai solusi seluruh problematika umat, termasuk kemiskinan.

Penerapan ekonomi Islam dengan kas Baitulmal yang banyak akan membuka pemasukan yang besar untuk negara. Pemasukan ini digunakan untuk menjalankan kewajiban dari Allah bagi negara, yakni mengurusi seluruh urusan umat. Salah satunya, negara diwajibkan memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan setiap individu rakyatnya. Sehingga rakyat tak perlu stress memikirkan pemenuhan kebutuhan tersebut dan anak-anak bisa fokus menimba ilmu.

Sistem ekonomi ini tentu tak bisa diterapkan sendirian. Ia ditopang oleh politik, pendidikan, dan kebijakan lainnya. Karena satu dan lainnya saling berpengaruh. Tak sekadar teori, bukti kegemilangan penerapan Islam tercatat tinta emas sejarah. Salah satunya di masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Walau di awal masa kepemimpinannya Baitul mal sempat kosong karena beliau ingin memulai pemerintahannya tanpa utang kezaliman. Tapi, Keberkahan meliputi pemerintahannya.

Kisah yang sudah terkenal. Di masa Umar bin Abdul Aziz, tak ada seorang pun rakyatnya sampai ke Afrika yang berhak menerima zakat. Berarti seluruh rakyatnya masuk kategori wajib membayar zakat. Sampai zakat akhirnya digunakan untuk memerdekakan budak, melunasi utang, menikahkan para jomlo, bahkan sampai diletakkan di pinggir jalan agar bisa diambil oleh yang membutuhkan. Masyaallah tabarakallah.

Inilah Keberkahan yang Allah berikan sebagaimana firman-Nya dalam Qur’an surah Al ‘Araf ayat 96 yang artinya, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

Mari selamatkan Tia dan seluruh umat dari jurang kemiskinan dengan menerapkan Islam kembali sebagai sistem kehidupan. Wallahua’lam bish shawab.