#Reportase
Oleh. Meti Nur Hidayah
Muslimahtimes.com–Brebes.sejumlah 125 muslimah yang tergabung dalam Komunitas Istri-Istri Happy (KIPPY) berkumpul untuk mengikuti gelaran acara kopdar bulanan edisi spesial “Risalah Akhir Tahun” (RATU) 2023.
Acara yang diselenggarakan tepat di ujung tahun 2023 yakni Ahad, 31 Desember ini mengambil tema yang begitu menarik yaitu “Ketika Badai Menerpa Rumah Tangga: Kita Harus Bagaimana?”
Acara dimulai saat host, bunda Citra Ayu Dewi membuka acara dengan memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an dan menyuguhkan video pembuka edisi Yen Ora Ngapak Ora Kepenak, yang menceritakan derita dan nestapa sosok karyawan pabrik yang terpaksa membantu ekonomi keluarga dengan beban gandanya. Sebagai tulang rusuk sekaligus tulang punggung keluarga. Dan ini menjadi potret gambaran muslimah di Brebes.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh ustazah Meti Nur Hidayah, S.Pt dengan tema “Ketika Badai Menerpa Rumah Tangga Kita”. Pemaparan dialurkan dengan penggambaran idealisme saat membangun rumah tangga, di mana slogan “baiti jannati” yang menjelaskan konsep Islam dalam mengatur dan menempatkan peran serta hak dan kewajiban anggota keluarga. Terutama peran muslimah menjadi ‘ummun warobbatul bait’. Peran perempuan yang menunjukkan betapa Islam memuliakan perempuan karena dilindungi dan dijaga serta ditempatkan dengan posisi terbaik.
Suami sebagai qawwam yang berkewajiban memimpin keluarga dan memberikan nafkah.
Namun idealisme ‘baiti jannati’ tak lagi dirasakan di keluarga muslim di Brebes. Tersebab disandangnya kemiskinan ekstrem yang ditunjukkan dengan tingginya angka pengangguran kaum laki-laki, stunting pada bayi, rendahnya mutu pendidikan, tingginya kriminalitas. Padahal fakta di Brebes dengan maraknya alih fungsi lahan menjadi kawasan industri/pabrik nyatanya tak mampu mengentaskan jerat kemiskinan. Apalagi saat harga-harga kebutuhan hidup terus melonjak maka tak urung membuat istri-istri harus berjibaku membantu ekonomi keluarga dengan menjadi buruh pabrik atau berdaya lewat Usaha Kecil Menengah (UKM).
Padahal dalam internal keluarga juga banyak ujian yang menerpa seperti ada suami istri yang menikah lama namun tak kunjung mendapat buah hati, ada yang diuji dengan sakitnya anggota keluarga, ada yang diuji dengan tak dianggap becus mengurus anak dan suaminya oleh orang tua atau mertua.
Kondisi ujian yang menerpa baik di dalam maupun di luar keluarga bak badai yang terus menerjang rumah tangga.
Berikutnya pemaparan materi kedua disampaikan oleh ustazah Erlina Yuana Devi, S.Hut yang mengambil tema “Membangun Idealisme Keluarga Muslim di Tengah Terpaan Badai”.
Materi diawali dengan kesepakatan para peserta bahwa Islam harus dijadikan sebagai sandaran hidup dan peta jalan penyelesaian permasalahan. Berikutnya, penjelasan langkah yang harus ditempuh oleh istri-istri agar bisa menghadapi badai dahsyat yang mengguncang rumah tangga.
Langkah pertama, secara personal yaitu harus menguatkan akidah. Kedua, muslimah dalam lingkungan tempat tinggal, yaitu harus memunculkan kepedualian terhadap urusan umat Islam, tidak boleh menjadi lingkungan toksik di tengah rumah tangga.
Ketiga, lingkup negara.
Langkah ini mengharuskan adanya institusi negara yang menerapkan kebijakan dan aturan-aturan dalam kehidupan. Dan hanya dengan negara Islam (khilafah) segala persoalan akan ada penyelesaian.
Acara kemudian dilanjutkan sesi diskusi dan ice breaking khas KIPPY dengan pembagian doorprizenya. Terakhir, acara ditutup dengan video muhasabah akhir tahun untuk istri-istri happy dan doa penutup.