Breaking News

Membentuk Kejujuran dengan Berpuasa

Spread the love
Oleh. Hanifa Ulfa Safarini, S.Pd.
Muslimahtimes.com–Ibadah puasa merupakan ibadah yang bersifat “rahasia”, karena hanya diri kita dan Allah Swt. Lain halnya dengan shalat atau ibadah lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”
Itulah mengapa puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa dan berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya, karena hanya Allah lah yang benar-benar mengetahui kejujuran atas puasa kita.
Maka Ramadan dapat menjadi sebuah kesempatan bagi orang tua untuk membentuk kejujuran anak sejak dini. Berbekal pemahaman ini, anak diajarkan harus tetap berpuasa sejak matahari terbit hingga tenggelam, sekalipun saat orangtuanya tidak melihat. Ajarkan pula mereka untuk menjalankan amal saleh lainnya dengan ikhlas dan harus kuat menahan berbagai godaan.
Bersikap Jujur, Wajib Hukumnya
Kejujuran adalah antara ucapan dan perbuatan tidak bertentangan. Adalah sebuah kebohongan yang nyata jika seseorang berkata bahwa ia sedang berpuasa, padahal realitanya makan di siang hari.
Jujur merupakan sikap yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada seluruh umat Islam.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan ketenangan, sedangkan dusta itu mendatangkan kebimbangan.” (HR Tirmizi)
Orang jujur jiwanya akan selalu merasa tenang. Sedangkan pembohong akan gelisah jiwanya karena dihantui rasa bersalah dari kebohongannya. Mereka khawatir suatu saat kebohongannya akan terbongkar. Kebohongan adalah jalan kerusakan dan keburukan bagi hidupnya.
Ramadan, Lahan Subur Menanam Kejujuran
Ramadan merupakan lahan subur untuk membentuk kejujuran. Kejujuran bisa diajarkan dalam keluarga sejak anak usia dini. Yang bisa kita usahakan agar anak paham akan kewajibannya untuk selalu jujur adalah:
1. Menanamkan rasa takut hanya kepada Allah Swt. 
Orang tua berkewajiban menanamkan keyakinan pada anak-anak bahwa sebagai hamba Allah, kita wajib tunduk dan patuh pada ketetapan Allah. Kita pun harus selalu melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena Allah adalah Sang Pencipta kita, jadi sebagai makhluk-Nya kita wajib mengikuti segala perintah-Nya.
Dengan penjelasan ini harapannya anggota keluarga akan berusaha untuk menjadikan akhlaknya terpuji, termasuk selalu bersikap jujur karena Allah Swt.
2. Menjelaskan bahwa kejujuran bernilai pahala.
Penting untuk menanamkan kepada anggota keluarga bahwa jujur merupakan bagian dari hukum syara. Dengan demikian, perilaku kita akan bernilai dimata Allah karena ini merupakan perintah-Nya, dapat menjadi amal saleh, dan memperoleh keridhaan Allah my.
Orang tua juga harus menanamkan pada anggota keluarga bahwa berbohong, merupakan perilaku menyimpang. Oleh karenanya, setiap muslim harus berkomitmen kuat untuk tidak berbohong. Jangan sekalipun meremehkan kebohongan-kebohongan kecil. Bisa jadi kebohongan kecil itu justru yang akan menjatuhkan kita. Bahkan bercanda pun kita tak boleh berbohong.
3. Menjelaskan bahwa kejujuran membawa kebaikan di dunia dan akhirat.
Kejujuran adalah kebaikan yang akan menuntun kita melakukan berbagai kebaikan lainnya. Kejujuran akan menjadi bukti kebaikan perilaku, hati yang bersih, ketulusan hati, dan rasa takut pada Allah. Sebaliknya orang yang suka berbohong dalam hidupnya, di dunia dia akan sengsara dan dihinakan. Di akhirat pun, ia pasti akan mendapat ganjaran pula dari Allah.
4. Menceritakan bahwa sifat jujur adalah sifat Rasulullah saw.
Dalam sejarah, sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau telah lebih dahulu dikenal sebagai Al-Amin karena sifatnya yang jujur. Sampaikan kepada anak-anak kita bahwa orang paling mulia yang dipilih Allah untuk menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia adalah orang yang jujur dan terpercaya. Maka kita sebagai umatnya sudah sepatutnya untuk meneladani perilaku jujur beliau.
5. Memberikan teladan baik kepada keluarga.
Sesungguhnya anak adalah seorang peniru ulung, maka orang tua lah yang harus menjadi contoh utama kejujuran bagi anak-anaknya. Karena tugas utama orang tua adalah mengasuh dan mendidik anak sesuai syariat Islam.
Kita juga harus memperingatkan dengan tegas bermacam konsekuensi yang akan terjadi di dunia dan di akhirat apabila berbohong. Berikan motivasi kuat agar anak-anak kita senantiasa jujur. Kejujuran merupakan amal kebaikan yang akan mendatangkan pahala dan surga-Nya.
6. Menciptakan lingkungan yang baik di sekitar rumah.
Kita tidak memungkiri bahwa lingkungan rumah ikut berperan membentuk kebiasaan baik dalam keluarga kita. Tidak diterapkannya sistem Islam dalam kehidupan memang memaksa keluarga muslim untuk ekstra hati-hati menjaga buah hatinya. Karena nak-anak pasti akan tetap keluar rumah, maka orang tua harus bisa mencarikan lingkungan bermain anak yang kondusif, dan jauhkan anak dari lingkungan yang berpotensi memberikan pengaruh buruk bagi anak.
Khatimah
Jujur adalah bagian dari hukum syarak yang harus ditanamkan di dalam keluarga. Ramadan adalah momen yang sangat tepat bagi setiap muslim untuk menanamkan kejujuran dalam diri.
Mari didik anak-anak kita sejak dini agar berkarakter jujur dan menjauhi kebiasaan berbohong. Insyaa Allah apabila kejujuran dalam diri sudah tertanam dalam diri setiap muslim maka akan mudah mengarahkan kepada hal-hal baik lainnya. Buruknya perilaku generasi muslim hari ini tidak lepas dari kesalahan pola asuh orang tua, lingkungan yang tidak islami, juga sistem pendidikan yang tidak menekankan pelaksanaan syariat Islam secara kaffah, termasuk dalam perkara akhlak. Oleh karena itu, upaya menanamkan akhlak terpuji pada anak harus dibarengi dengan upaya memperjuangkan penerapan syariat Islam secara menyeluruh. Dengan demikian, upaya orang tua dalam mengemban amanah untuk mendidik anaknya akan lebih mudah dilakukan. Wallahu’alam bissawab.