Breaking News

Menanamkan Jiwa Berbagi Pada Anak Di Hari Raya

Spread the love

Oleh : Tari Ummu Hamzah

( Anggota Revowriter Tangerang)

 

#MuslimahTimes — Ramadan sebentar lagi akan pergi. Betapa sedih hati ini. Lebih sedih lagi jika kita merasa, belum maksimal dalam melaksanakan ibadah.

Setelah Ramadan berlalu, berikutnya kita akan menyambut bulan Syawal, yang diawali dengan Idul Fitri. Ya, perayaan ummat Islam yang penuh suka cita ini, disambut oleh seluruh kaum muslimin di dunia dengan aneka cara. Bahkan yang menjadi ciri khas Idul Fitri adalah saling bermaafan dan bersilahturahmi ke sanak saudara.

Tak lupa salam tempel pun juga tak lepas dari tradisi di hari raya. Akan tetapi perlu kita ingat ya bunda, bahwa kita harus menanamkan jiwa berbagi di hari raya. Tak melulu anak disuruh meminta THR ke sana ke sini saat silahturahmi. Itu namanya kita mengajarkan anak untuk selalu meminta.

Mungkin masyarakat kita sudah terbiasa dengan hal itu. Tapi sebagai bunda zaman now kita harus merubah mindset anak kita, bahwa lebaran tidak harus identik dengan mengharapkan salam tempel. Jikalau anak ingin mendapatkan uang jajan, kita biasakan untuk meminta kepada ayah dan bundanya, karena itu memang tanggung jawabnya sebagai orang tua.

Kita harus memberikan contoh kepada anak bahwa hari raya kita berbagi kepada saudara kita, dengan memberikan sedikit rezeki yang kita miliki. Terutama saudara kita yang membutuhkan. Kita libatkan anak-anak dalam aktifitas berbagi. Pada akhirnya insya Allah mereka akan paham bahwa, memberi itu lebih nikmat dari pada meminta. Terlebih lagi sebagai seorang muslim haruslah bermanfaat bagi saudarnya.

Kita tanamkan pula bahwa mengharapkan rezeki hanya kepada Allah semata. Tidak boleh mengharapkan rezeki selain kepadaNya.  Ketika anak kita ajak silahturahmi, kita pahamkan bahwa, ini adalah anjuran dari Islam. Bahwa silahturahmi akan mempererat ukhuwah Islamiyyah, memperpanjang usia dan melapangkan rezeki. Sehingga ketika anak kita ajak silahturahmi, mereka tidak akan meributkan masalah salam tempel.

Mungkin anggapan orang awam, pemikiran yang saya sampaikan ini terkesan menjaga gengsi. Ini bukan sekadar gengsi, tapi membentuk mentalitas anak-anak kita. Jangan sampai kita membentuk mentalitas meminta-minta kepada anak-anak kita. Justru di hari Lebaran kita bentuk mentalitas anak kita menjadi pemberi dan suka berbagi. Meski yang kita bagi tak seberapa, tapi penanaman mentalitas sejak dini itu amat penting. Sebab mentalitas anak akan mudah dikunci diusia dini.

Jadi anak akan memahami bahwa, terkadang perilaku masyarakat kebanyakan tidak harus diikuti. Karena perilaku masyarakat belum tentu akan memberikan dampak positif bagi anak-anak kita. Terutama dalam pembentukan mentalnya. Maka dari itu sebagai orang tua, kita harus meluruskan pandangan anak-anak kita. Agar mentalnya mampu membentuk pribadi yang mulia.

Wallahu a’lam bishowab.

Leave a Reply

Your email address will not be published.