Breaking News

Menata Ulang Kebiasaan

Spread the love

Judul: Atomic Habits, Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa

Penulis: James Clear
Penerbit: Gramedia
Cetakan kelima: Juni 2020
Tebal: 340 hal
Peresensi: Asri Supatmiati
Rating: 4/5

Muslimahtimes.com – Satu perbaikan kecil tidak akan dipandang membawa perubahan, tetapi jika perbaikan kecil itu dilakukan ribuan kali, hasilnya bukan hanya terjadi perubahan, tetapi perubahan dahsyat.

***

Stephen Liby meninggalkan Omaha, Nebraska untuk melakukan sekali perjalanan ke Karachi, Pakistan. Pada 1998, kota ini adalah salah satu kota terburuk di dunia, dengan 60 persen penduduknya tingel di hunian liar. Tak ada sistem pembuangan air limbah, jaringan listrik dan fasligas air bersih.

Kondisi sanitasi yang buruk, membuat penyakit mudah menular. Hampir sepertiga anak di sini kurang gizi. Inveksi virus dan bakteri menyebar cepat. Liby menduka penduduknya tidak tahu soal cuci tangan. Di luar dugaan, ternyata penduduk paham benar pentingnya cuci tangan. Hanya, mereka belum menjadikannya kebiasaan. Masalahnya ada di konsistensi.

Liby dan tim Proteck & Gambler memasok sabun husus yang membuat kegiatan cuci tangan lebih menyenangkan. Sabunnya harum dan mudah berbusa. Jadi, targetnya bukan promosi cuci tangan, tapi menjadikannya kebiasaan. Hasilnya, dalam hitungan bulan, peneliti menyaksikan, angka diare turun 52 persen; pneumonia turun 48 persen dan indeksi kulit turun 35 persen.

Begitulah. Membuat perubahan besar, tidak harus dimulai dengan langkah besar. Justru sebaliknya, bisa dimulai dengan langkah kecil namun jadi kebiasaan rutin. Seperti itulah yang dicontohkan James Clear dalam buku Atomic Habits ini.

Misal, jika kita melakukan perubahan kecil 1 persen saja, namun jika perubahan itu dilakukan ratusan kali, hasilnya terakumulasi menjadi sebuah perubahan besar. Jadi, jangan remehkan perubahan kecil, karena hal itulah yang akan membentuk kebiasaan baru. Baik kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk.

Nah, untuk membentuk sebuah kebiasaan baru yang baik, ada empat kuncinya, yaitu tampakkan kebiasaan itu agar terlihat jelas. buat kebiasaan itu menarik, mudah dilakukan dan memuaskan. Misal, kalau ingin punya kebiasaan menulis, maka kita harus menampakkan kebiasaan menulis itu. Buat bahwa aktivitas menulis itu sangat menarik dan mcenyenangkan. Lalu, tampakkan bahwa menulis itu sungguh mudah untuk dilakukan dan hasilnya pun sangat memuaskan.

Sebaliknya pun demikian, jika ingin menghilangkan kebiasaan buruk. Buat kebiasaan buruk itu tidak tampak di sekitar kita, artinya tidak mengakses kebiasaan buruk itu. Buat kebiasaan buruk itu tidak menarik, supaya mudah kita meninggalkannya. Tanamkan bahwa kebiasaan buruk itu sulit dilakukan dan hasilnya sangat tidak memuaskan.

Mengubah kebiasaan, biasanya akan mengubah identitas kita secara otomatis. Misal, kita yang tadinya tidak pernah menulis lalu tiba-tiba terbiasa menulis, boleh jadi akan dikenal sebagai penulis. Bahkan jika tema tulisannya juga tertentu, mungkin lambat laun identitas kita juga akan dikenal sesuai dengan kebiasaan tema yang kita tuliskan itu.

Yang tak kalah menarik, perhatikanlah faktor lingkungan. Sebab, sistem dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan identitas diri dan kebiasaan kita. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan yang lainnya. Nah, kita cenderung ingin diterima dan tidak ingin diasingkan dari lingkungan ini. Akibatnya, kita terbawa arus harus berperilaku dan berpenampilan sebagaimana yang diinginkan lingkungan. Maka itu sangat penting memilih lingkungan yang baik, dan atau menciptakan lingkungan itu sendiri.

Di bagian akhir, James Clear juga menjabarkan taktik-taktik untuk mahir dalam suatu kebiasaan yang sudah kita pilih agar hasilnya bukan saja bagus, tapi benar-benar dahsyat. Caranya, pilihlah lingkungan yang tepat, yang selaras dengan bakat atau genetik kita dań fokuslah di saną. Pilihlah kebiasaan yang paling sesuai dengan identitas yang ingin kita bentuk, bukan kebiasaan yang sedang populer. Begitulah.

Seperti buku best seller international lainnya, kehebatan buku ini adalah referensinya yang
berlembar-lembar. Sayang, tidak semuanya ditulis dalam catatan kaki, sehingga malas jika harus menghubungkan sendiri referensi ini untuk bagian mana saja. Namun banyaknya referensi ini menunjukkan buku ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Saya menyarankan semua orang membaca buku ini, agar memiliki panduan praktis untuk memulai kebiasaan yang baik. Walaupun membentuk kebiasaan itu seolah merupaan hal sepele, tapi tanpa tanpa ilmu, kita berjalan dałam gelap. Buku ini adalah salah satu cahaya itu.(*)