Breaking News

Mimpi Menemukan Pemimpin Amanah Di Alam Demokrasi

Spread the love
Oleh : Vivie Dihardjo
(Pegiat Komunitas Ibu Hebat dan Anggota Revowriter)
#MuslimahTimes — Jeffry Winters dalam Power in Motion (1996) menyatakan bahwa “kebijakan ekonomi dan politik di Indonesia tidak ditentukan oleh kemauan pemerintah, melainkan oleh mobilitas modal dan kontrol atas modal yang mudah bergerak dalam bingkai ekonomi global”. Ini membuktikan bahwa sejatinya kapitalisme telah mengendalikan demokrasi. Para pemilik modal bertumpang tindih dengan para politisi bisa sebagai suporter atau sponsor bagi para pejabat publik baik ketika masa pemilihan maupun ketika menjalankan kebijakannya. Bisa juga para pemilik modal ini berperan ganda sekaligus sebagai pejabat publik karena kekuatan modal yang dimilikinya.
Demokrasi dipandang sebagai gagasan yang paling tepat mengelola indonesia pasca orde baru yang diklaim otoriter. Klaim demokrasi yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan mementingkan kebebasan individu seringkali  dijadikan tempat berlindung bagi kapitalisme. Kapitalisme yang membesar dengan kekuatan modalnya mampu mempengaruhi jalannya pemerintahan. Pada strata ekonomi tertentu para konglomerat menduduki posisi posisi elit dan menjadi sponsor utama rezim. Jika demokrasi bertumpu pada kekuatan massa, kebebasan menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul  tidaklah serta merta mampu mempengaruhi rezim untuk bertindak sesuai keinginan rakyat dikarenakan kekuatan massa itu terdiri dari individu individu yang kurang beruntung bahkan menuntut perbaikan nasib, justru ini dimanfaatkan oleh para pemilik modal sebagai alat menekan rezim untuk bertindak sesuai keinginan para kapitalis.
Mencari pemimpin amanah dalam demokrasi yang dikendalikan oleh kapitalisme, apakah mungkin? Rasanya seperti mimpi yang sulit diwujudkan. Sistem politik apakah yang mampu menyediakan kepemimpinan yang amanah?
// Sistem Islam Telah Teruji //
Yunus bin Abi Syaib berkata, “Saya pernah melihat Umar Bin Abdul Aziz sebelum menjadi khalifah.Saya melihat tali celananya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun ketika dia menjadi khalifah, dia sangat kurus. Bahkan ketika saya menghitung tulung rusuknya tanpa menyentuhnya, maka pastilah saya bisa melakukannya.”
Pemilu dalam demokrasi adalah cara untuk memilih pemimpin dengan menghitung suara terbanyak adalah pemenang  yang tidak selalu linier dengan kapabilitas para calon pemimpin. Karena demokrasi tidak mengatur secara kaku kriteria calon. Kriteria berlaku fleksibel sesuai kesepakatan dengan cara merubah, menambah atau mengurangi peraturan, dan disinilah pintu masuk para kapitalis untuk turut serta mengendalikan mekanisme pemerintahan sebuah negeri.
Sementara dalam sistem islam syarat seorang pemimpin banyak dijelaskan di dalam Alqu’an dan hadist. Pertama, pemimpin haruslah orang-orang yang amanah. Dalam al-Qur’an dijelaskan, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (QS. an-Nisa’: 58)
Ketika kendali khilafah berada ditangan Umar Bin Abdul Aziz. Al Azwa’i berkata : “Ketika Umar Bin Abdul Aziz memberhentikan semua pemberian uang khusus bagi anggota keluarganya, mereka berusaha untuk mempengaruhi Umar.Umar berkata, “harta yang ada padaku, tidak akan cukup bagi kalian, sedangkan mengenai harta kaum muslimin ini, maka hak kalian sama dengan hak kaum muslimin yang ada diujung dunia.”
Amanah berkait erat dengan rasa adil. Keadilan yang tidak membedakan antara individu maupun antara kelompok, antara yang mempunyai hubungan kekerabatan dengan pemimpin maupun yang tidak.
Kedua, Seorang pemimpin haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan, kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul tanggungjawab. Dijelaskan di dalam Alqur’an “ Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri) kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”  (QS.An-Nisa’ 83)
Kecerdasan dan kearifan seorang pemimpin diuji tatkala menghadapi sebuah persoalan yang memerlukan analisa dan solusi yang mampu menenangkan rakyatnya.
Ketiga, Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, bukan orang yang dzalim,  fasiq, berbuat keji, lalai akan perintah Allah Swt dan melanggar batas.
Keempat, mempunyai kapabilitas sesuai amanah yang dibebankan diatas pundaknya.  Sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Apabila diserahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya suatu saat”.
Kelima, Berkomitmen untuk menjalankan hukum syara dalam mengelola dan menyelesaikan persoalan negara dan masyarakat Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”  (QS. An Nisa’ : 59)
Keenam, Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu. Sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula kepada orang yang berambisi untukb mendapatkannya.” (HR.Muslim).
Islam mengatur kriteria pemimpin dengan sangat  tegas dan tidak berubah ubah. Apakah kita akan terus bermimpi mendapatkan pemimpin amanah dari demokrasi, dimana kesepakatan terus berubah ubah sesuai dengan kepentingan penguasa dan kelompoknya.

Kembali kepada sistem islam adalah solusi agar mendapatkan pemimpin yang amanah, melayani masyarakat, meluaskan dakwah islam dan mengantarkan pada kebangkitan dan mengembalikan kegemilangan peradaban islam.

 

==============================

Sumber Foto : Aku Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published.