Breaking News

Reportase Kabupaten Malang Gelar Risalah Akhir Tahun 2022

Spread the love

Reportase
Kabupaten Malang Gelar Risalah Akhir Tahun 2022

Muslimahtimes.com– Kabupaten Malang menjadi salah satu tempat nobar agenda luar biasa di penghujung tahun ini, yakni event Risalah Akhir Tahun dengan tema “Peduli Generasi Pemimpin Umat”. Acara  yang dilaksanakan secara offline ini, juga disaksikan oleh lebih dari  75.000 muslimah lainnya secara online dengan nobar di berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia.

Sedikit kendala selama nobar berlangsung tidak mengurangi antusiasme peserta nobar menyimak penyampaian materi oleh narasumber. Lima tokoh muslimah didaulat menjadi narasumber dalam acara yang dipandu oleh Ustazah Nanik Wijayanti itu. Kelima tokoh tersebut adalah Ustazah Dwi Hendriyanti, SPd, guru di Tangerang, Ustazah Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti,MS, dosen dan pakar administrasi publik, Hj.Tingting Rohaeti, pengasuh pondok pesantren di Purwakarta, Apri Hardiyanti,SH Ketua Kornas Kohati Periode 2018-2020, dan Ustazah Ratu Erma Rachmayanti, aktivis muslimah.

Narasumber pertama, Ustazah Dwi Hendriyanti, S.Pd, memaparkan proses pendidikan harusnya jadi acuan agar siswa punya akhlak mulia. Gurunya harus paham agama. Karena itu harus ngaji, di wadah kajian Islam. Guru harus memfasilitasi anak didik wadah atau komunitas untuk ngaji. Masukkan agama pada anak didik.

Berikutnya, Prof Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti menyampaikan bahwa Kebijakan sistem pendidikan tinggi tidak lepas dari kebijakan politik ekonomi. Kebijakan sistem saat ini adalah demokrasi, sistem ekonomi mendukung sistem politik, yaitu kapitalisme. Kapitalisme didesain untuk menciptakan buruh atau tenaga kerja bagi sektor perusahaan di level nasional atau multinasional. Mindset mahasiswa adalah menjadi buruh. Menjadi individu yang berpikir diri sendiri tanpa berpikir tentang umat. Beliau mengajak untuk mengingatkan kita semua, hasil belajar 16 tahun janganlah sebatas untuk memikirkan diri sendiri.

Narasumber selanjutnya, pengasuh pondok pesantren di Purwakarta,  Ustazah Hj.Tingting Rohaeti menuturkan UU 18 th 2019 menggariskan pesantren wajib berbasis Islam moderat, mendukung kapitalisme.  Pemerintah menstigma negatif pada pesantren yang tidak sejalan dengan kebijakan ini. Kebijakan politik ekonomi juga mengena ke pesantren. Bantuan untuk pesantren dalam rangka menghasilkan produk. Mencetak santri menjadi enterpreuner. Sibuk produksi, jauh dari  tafaquh fiddiin. Karena itu, ada yang harus dilakukan mubalighah, di antaranya:

1. Memahamkan tsaqofah Islam
2. Mendakwahkan Islam kaffah.
3. Berani melakukan amar makruf nahi mungkar, karena itu kewajiban.

Apri Hardiyanti,SH, Ketua Kornas Kohati Periode 2018-2020, menyambung narasumber sebelumnya, beliau memaparkan kondisi pemuda saat ini jauh dari harapan sebagai sosok generasi beriman dan bertakwa, karena label ektresmis, narasi sekuler terlalu kuat, seruan jangan beragama terlalu ekstrem, dibuat duta-duta moderasi, bahkan muncul pemuda yang menggaungkan Lawan syariat Islam. Di sisi lain harapan pemuda berakhlak mulia juga kontradiktif dengan krisis akhlak, degradasi moral, dikarenakan standar yang dipakai adalah HAM, kesetaraan  gender, legalisasi zina, ide feminis, pemberdayaan kepemimpinan, yang semuanya itu berasal dari pemikiran kapitalisme.
Terlebih pemerintah mendukung industri kreatif yg bertentangan dengan nilai Islam.

Peran politik pemuda hanya untuk suara pemilu yang kritis dengan pemerintah ditangkap atau dipersekusi.
Potensi pemuda sebagai agen perubah sudah terbajak. Beliau menilai ada usaha untuk mendidik pemuda dengan moderasi untuk jadi garda terdepan melawan pemuda Islam pembela Islam. Pemuda diberi peran receh yang membajak potensi pemuda. Karena itu, butuh dukungan bersama, satukan visi untuk berjuang. Pemuda jangan ragu untuk ikut kajian intensif. Bangga suarakan Islam jangan takut label radikal.

Sebagai narasumber terakhir, Ustazah Ratu Erma menguatkan pemaparan narasumber sebelumnya. Tidak ada perlindungan yang baik bagi pemuda dalam sistem sekuler. Berbeda dengan Islam. Dalam sistem Islam, keluarga, sekolah, partai politik, dan negara menjadi pendukung terwujudnya pemuda pemimpin masa depan. Untuk mewujudkan tidak mudah. Karena Barat menggencarkan opini jika persoalan dunia satu-satunya adalah keberadaan kelompok radikal. Mereka berupaya mencegah. Tindak aksi mereka dengan pemberdayaan pemuda. Dari sini terlihat peta pertarungan antara rezim global dengan pejuang Islam ideologis. Untuk memenangkan pertarungan ini, yang  harus dilakukan pemuda dan kaum muslimin adalah membangun team work antara jemaah dakwah dan umat, membangun kesadaran untuk melawan, menjadikan pemuda sebagai role model, panutan bagi umat, serta  perlawanan opini dengan menggaungkan opini Islam. Mengakhiri pemaparannya, Ustazah Ratu Erma berpesan pada pemuda, dalam Islam, pemuda bukanlah pihak yang terkalahkan, hidupnya tidak boleh sia-sia dan terabaikan. Karenanya sadar, bangkit dan berjuanglah, jadikan hidup untuk membela Islam dan umatnya.

Tanpa terasa waktu berjalan, acara demi acara telah dilalui, nobar pun harus diakhiri. Para peserta teratur undur diri. Dari sekian peserta, ada dua ibu yang memberikan tanggapan setelah nobar Risalah Akhir Tahun. Ibu Wiwit menyatakan prihatin akan kondisi pemuda sekarang. Berharap ada yang menyelamatkan generasi. Juga kebutuhan untuk mendidik orang tua dan pemuda dengan Islam. Tidak jauh berbeda, Ibu Endro juga mengungkapkan rasa miris dan prihatin akan nasib generasi muda sekarang. Mereka terdidik dengan pendidikan agama yang melenceng. Sehingga
Menganggap agama tidak penting dan sepertinya malu membicarakan agama. Beliau sangat setuju bila solusi permasalahan pemuda adalah kembali pada Islam. Secara pribadi beliau memulai dengan membentengi anak sendiri dan menyampaikan pada para orang tua lainnya.

Semoga Risalah Akhir Tahun di penghujung 2022 ini, mampu menyadarkan masyarakat akan bahaya yang mengancam generasi pemuda muslim. Bersama memperjuangkan penerapan Islam kafah dalam sistem Khilafah, sebagai satu-satunya solusi.

#RisalahKepemudaan #PahamiIslamKafah
#GenerasiMudaPimpinPerubahan
#SelamatkanGenerasidenganIslam