Breaking News

Sekuler Kapitalisme, Sistem Rusak Pencetak Generasi Rusak

Spread the love

Oleh. Lisa Ariani
(Aktivis Muslimah)

Muslimahtimes.com– Tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Berbagai acara diadakan untuk memperingati hari tersebut. Sebagian pelajar biasa memperingatinya dengan memberikan hadiah kepada gurunya sebagai tanda penghormatan dan cintanya kepada sang guru. Namun, orang tua dan guru tentunya perlu prihatin melihat video yang belum lama ini viral di sosial media. Dimana sekumpulan pelajar SMA di Tapanuli Selatan menendang seorang nenek hingga terjungkal. Dan belum lama ini juga terdengar pemberitaan seorang pelajar Sekolah Dasar di Kabupten Malang membully adik kelasnya yang berada di kelas 2 dengan cara menganiaya korban hingga mengalami koma.

Pemberitaan remaja dan pelajar yang melakukan bullying bukan kali ini saja kita dengar namun sudah seringkali beredar pemberitaan-pemberitaan serupa, menunjukkan bahwa kejadian ini terus saja berulang. Hal ini juga menunjukkan pada kita bahwa ada yang tidak beres dengan sistem pendidikan kita dan bagaimana output sistem pendidikan kita hari ini. Dimana sistem pendidikan kita hari ini telah gagal mencetak generasi yang berakhlak mulia.

Adapun kurikulum yang ada saat ini jauh dari frasa agama. Frasa agama berusaha dihilangkan dalam peta jalan pendidikan. Agama tidak jauh lebih penting dari ilmu eksak. Dunia pendidikan hanya berorientasi pada bagaimana meningkatkan prestasi akademik dan bagaimana mencetak peserta didik yang siap kerja, namun minim penanaman adab sehingga tercetaklah anak atau generasi yang tidak menghormati orang tua.
Di kasus lain bullying antara pelajar tidak diselesaikan dengan tuntas namun dengan kompromi yang tidak memberikan rasa keadilan pada para korban.

Kebanyakan kasus diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Bahkan ada kecenderungan sekolah merahasiakan kasus bullying dan tidak menyelesaikannya dengan tuntas demi menjaga citra dan nama baik sebagai sekolah ramah anak.

Penyebab Bullying Terus Berulang

Jika dicemati ada beberapa faktor penyebab yang menjadikan kasus bullying terus berulang. Di antaranya yaitu hilangnya fungsi keluarga dalam pendidikan anak. Keluarga tentunya menjadi pihak yang paling berperan dalam pembentukan karakter anak, namun saat sistem sekulerisme yang ada saat ini telah mengubah pola asuh orang tua kepada anaknya. Orang tua kurang dalam menanamkan akidah dan adab kepada anaknya. Orientasi pendidikan orang tua kepada anaknya telah bergeser menjadi berorientasi materi. Anak di sekolahkan tinggi-tinggi hanya agar bisa mendapat pekerja bagus dengan gaji tinggi sehingga dapat hidup enak.

Faktor kedua yaitu hilangnya fungsi kontrol masyarakat yang menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Sistem sekuler telah menjadikan masyarakat menjadi individualis hanya mementingkan urusannya sendiri, cuek terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, tidak peduli dengan maraknya kemaksiatan yang terjadi di sekitarnya dan tidak tergerak untuk mencegahnya. Tidak ada inisiatif atau dorongan untuk saling mengingatkan, apatah lagi inisiatif untuk bersama-sama mencegah kemaksiatan.

Faktor ketiga yaitu minimnya peran negara dalam membatasi media. Potret pemuda kita saat ini banyak yang terlibat kasus bullying, tawuran, pembunuhan, narkotika, dan tindak kriminal lainnya tidak terlepas dari tontonan yang memicu dan menjadi contoh yang mereka tiru. Banyak tontonan remaja saat ini menampilkan kekerasan atau bullying baik itu dalam film maupun game yang mereka mainkan. Alhasil remaja kita menjadi terbiasa melihat kekerasan atau bullying yang pada akhirnya dikhawatirkan akan menjadikan mereka menormalisasi perilaku kekerasan atau bullying tersebut dengan menganggapnya biasa.

Media dalam sistem sekuler
kapitalisme yang ada saat ini hanya berorientasi pada untung saja tanpa peduli terhadap apa yang media tampilkan bisa merusak remaja atau generasi karena dalam sistem sekuler kapitalisme meraih untung atau materi sebanyak-banyaknya adalah tujuan utama yang ingin dicapai. Sebagai contohnya industri pornografi adalah industri yang sangat menguntungkan.tercatat bahwa Indonesia menempati peringkat tujuh dunia akses pornografi tertinggi di dunia. Dengan sangat menguntungkannya industri ini tentunya menjadi potensi pemasukan pajak yang besar untuk negara. Sehingga negara tidak terlalu membatasi aksesnya meskipun sangat berpengaruh terhadap pembentukan generasi bahkan dapat merusak generasi.

Perlu kita sadari bahwa media telah menjadi senjata untuk melemahkan umat dan menghancurkan generasi. Akses media yang mudah dan tanpa batas menjadikan remaja begitu mudah mengakses informasi yang mereka inginkan. Sehingga menyebabkan mereka terdorong untuk meniru atau melakukan seperti apa yang telah ditontonnya.

Solusi Islam

Jika bertanya bagaimana mengatasi berbagai masalah remaja atau pemuda saat ini terutama bullying. Maka tidak perlu jauh-jauh mencari solusi. Merubah remaja atau pemuda cukup dengan apa yang kita punya. Kita punya Islam yang selalu memberikan solusi atas segala problem kehidupan kita. Sedari awal Islam telah menaruh perhatian besar dalam pembentukan generasi mengingat bahwa pemuda atau generasi adalah penentu sekeligus yang akan membangun peradaban. Baik buruknya peradaban Islam ke depannya sangat ditentukan oleh kondisi generasi saat ini. Adapun Islam dalam menghentikan kasus bullying ini mempunyai dua langkah yaitu preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan).
Langkah preventif yang dilakukan adalah dengan mengembalikan peran keluarga mengingat keluarga mempunyai peran utama dalam membentuk kepribadiaan anak. Orang tua harus menanamkan akidah yang kuat dan mengajarkan akhlak mulia sedari dini kepada anaknya. Oleh karena itu orang tua seharusnya membekali diri dengan ilmu agar bisa mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar dalam Islam. Selain itu masyarakat dan negara juga berperan dalam membentuk generasi. Fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial harus dikembalikan. Anggota masyarakat dalam Islam bertanggung jawab untuk saling nasihat menasihati sekaligus saling mengajak dalam kebaikan. Masyarakat tidak boleh abai terhadap lingkungan sekitarnya.

Adapun peran negara dalam hal ini adalah negara seharus menyaring setiap tayangan yang ada di media karena tontontan atau tayangan sangat berpengaruh terhadap pembentukan generasi. Langkah kedua yaitu langkah kuratif (pengobatan) ditujukan untuk mereka yang cenderung akan menjadi pelaku bullying dengan pendekatan yang akan mengubah pola pikir mereka.

Pembentukan generasi juga tidak lepas dari peran sistem pendidikan. Sistem pendidikan Islam berlandaskan akidah Islam. Kurikulumnya pun disusun berlandaskan akidah Islam. Sistem pendidikan Islam bertujuan tidak hanya bertujuan untuk mencetak generasi yang menguasai sains dan teknologi melainkan sistem pendidikan Islam juga bertujuan untuk mencetak generasi yang berkperibadian Islam. Apa gunanya cerdas tetapi tidak punya adab. Mengingat bahwa para ulama terdahulu mempelajari adab terlebih dahulu baru mempelajari ilmu karena mereka percaya bahwa Allah akan memudahkan mereka dalam mempelajari ilmu jika mereka mempunyai adab yang baik.