Breaking News

SUARA MILLENIAL UNTUK KEBANGKITAN ISLAM !

Spread the love

 

Oleh : Anisa Mumtazah

MuslimahTimes–Belakangan ini terminologi generasi millenial santer diperbincangkan dan menarik perhatian berbagai kalangan. Mulai dari para orangtua, pegiat parenting, pengamat pendidikan bahkan tak ketinggalan para capres-cawapres juga para caleg pun turut menyoroti generasi langgas ini. Bukan tanpa alasan generasi millenial ini menjadi sasaran empuk partai politik maupun para paslon pemilu mendatang. Pasalnya, generasi ini menjadi segmen pasar baru bagi partai politik untuk mendulang suara pada Pemilu 2019 nanti. Bahkan sebagaimana diterangkan oleh pengamat politik Voxpop Center Pangi S Chaniago, generasi ini disebut-sebut sebagai kunci kemenangan Pileg dan Pilpres, dengan jumlah pemilih Pemilu 2019 mencapai sekitar 40 persen suara. Mereka adalah pemilih pemula yang berusia 17-21 tahun (tribunbatam.id)

Menyadari suara potensial kalangan generasi yang identik dengan gadget dan medsos ini, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) se-Indonesia pun gencar dalam melakukan sosialisasi, khususnya untuk pemilih pemula yang masih bersekolah menjelang pelaksanaan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada bulan April 2019 mendatang. Di samping itu kedua kubu paslon capres-cawapres juga terus mencari strategi untuk menggaet mereka guna memperoleh suaranya. Namun di tengah besarnya jumlah suara potensial generasi muda yang diperebutkan ini, ada sebuah keprihatinan mendalam menyelimuti masyarakat saat ini terhadap generasi yang juga dikenal dengan sebutan “Kids Zaman Now” ini. Kekerasan dan pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, seks bebas, hamil diluar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, peredaran VCD porno, LGBT di kalangan remaja, narkoba dan HIV/AIDS seakan menjadi perkara lumrah yang mewarnai sebagian besar generasi ini. Pembajakan potensi kaum milenial ini pun kerap dilakukan dengan iming-iming semu individulis hedonis

Tak dapat disangkal potret buram ini merupakan buah penerapan sistem sekuler liberal. Sistem pemuja kebebasan ini telah membuka kran-kran kemaksiatan di tengah masyarakat yang difasilitasi oleh negara melalui kebijakan ekonomi, sosial, hukum, budaya dan pendidikan yang notabene bukan menjadikan halal-haram sebagai standarnya. Walhasil, generasi muda yang seharusnya menjadi aset terbesar dan tak ternilai harganya itu pun tercabik-cabik oleh kerakusan kapitalis liberal. Lantas, apalah arti suara millenial dalam kungkungan sistem yang justru rusak dan merusak ini ? Bukankah hanya pembajakan potensi kaum muda yang akan kembali terjadi?

Dalam Islam, pemuda merupakan salah satu piranti penting yang dimuliakan, dijaga bahkan diberdayakan demi kepentingan dan keselamatan peradaban dunia akhirat. Bukan sekedar untuk mendulang suara demi kemenangan paslon dalam pemilu, sebagaimana yang diidamkan oleh sistem sekuler demokrasi yang hanya mengejar nafsu duniawi semata. Islam memahami betul potensi besar yang dimiliki oleh kaum muda dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Para pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam.

Oleh karena itu, Islam begitu memperhatikan kehidupan para pemuda yang dimilikinya, bahkan sejak mereka dalam kandungan ibunya. Islam dengan seperangkat aturannya berupaya menjaga kehidupan para pemuda dan masyarakatnya agar bersih dari segala perilaku menyimpang, menutup pintu-pintu kemaksiatan, menjamin pendidikan dan kesehatannya, serta mendorong mereka guna menyibukkan dirinya dalam ketaatan dan penuh dedikasi untuk agama, masyarakat dan negaranya.

Tinta sejarah telah menorehkan kisah inspiratif nan heroik tentang para pemuda Islam di masa silam, bahkan kisah mereka terus masyur di masa kini. Seorang Pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun sudah menjadi panglima perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi gubernur Madinah, Imam Syafi’i usia 15 tahun sudah menjadi seorang mufti, dan Muhammad Al Fatih pada usia 22 tahun sudah menjadi seorang khalifah bahkan setelah 2 tahun menjabat berhasil menaklukan benteng legendaris Konstatinopel pada usia 24 tahun. Dan masih banyak lagi para pemuda Islam yang begitu inspiratif pada masa silam, yang notabene mereka hidup dalam naungan sistem Islam.

Wahai kaum millenial, jika saja suaramu kalian labuhkan pada mainstream perjuangan penegakan sistem Islam yang agung nan mulia itu, maka sungguh seluruh potensi besar yang kalian miliki begitu berharga di mata Islam, kaum muslimin bahkan jagad raya. Makhluk langit dan bumi pun akan bersaksi atasmu dihadapan-Nya kelak di yaumil akhir. Tiada pilihan dan harapan bagi kaum millenial muslim, selain berada dalam barisan suara penyongsong kebangkitan Islam. Allahu Akbar!

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran [3]: 110).

Wallâhu a‘lam bish-shawâb.

[Fz]

Leave a Reply

Your email address will not be published.