Breaking News

Waspadai Liberalisasi Lewat Game Online

Spread the love

 

Oleh: Rahma Syahidah
Pemerhati Generasi

 

MuslimahTimes– Generasi milenial mungkin sudah tidak asing lagi dengan game online yang satu ini. Mobile legend. Salah satu game Moba yang dikembangkan dan dirilis oleh Moontoon developer ini sukses menarik perhatian para gamer untuk berbondong-bondong mengunduhnya. Game online yang booming sejak tahun 2016 ini dapat dimainkan di platform mobile Android dan iOS. Meski bukan gamers, iklan untuk menginstall aplikasi game online bernama mobile legends ini berseliweran di berbagai aplikasi online. Misalnya saja saat kita tengah asyik menonton video di youtube, iklan mobile legends muncul sehingga mau tidak mau kita pun akhirnya tau dengan eksistensi mobile legends di jagat online.

Berdasarkan pernyataan Operational Manager Moonton Indonesia, Dimaz Wiratama S. jumlah pengguna aktif bulanan Mobile Legends di Indonesia kini mencapai 50 juta. Sejak September 2018 game ini memiliki total 170 juta pengguna aktif per bulan di seluruh dunia dan Indonesia merupakan kontributor terbesar.

“Pengguna aktif bulanan dari Indonesia jumlahnya 50 juta lebih, dan itu merupakan yang paling besar dibandingkan negara-negara lain,” tutur pria yang akrap disapa Wira ini dalam acara konferensi pers Mobile Legends: Bang Bang di kawasan Jakarta, Rabu (5/9/2018) (liputan6.com)

Tempo memberitakan, berdasarkan keterangan tertulis dari Nimo TV, Kamis, 17 Januari 2019, Indonesia menjadi kontributor pengguna aktif bulanan terbesar Mobile Legends dengan angka 29,4 persen dari total 170 juta pengguna aktif per bulan secara global. Jumlah tersebut sama dengan 49,98 juta pengguna aktif. Dengan banyaknya pengguna, game besutan Moonton itu jadi salah satu cabang game yang paling diperhitungkan di dunia eSports di Indonesia.

Mobile legends telah membuat generasi negeri ini menjadi generasi ‘menunduk’. Ya, menunduk khusyuk dengan android dan iOS nya saat memainkan game tersebut. Penulis kerap menjumpai pejalar yang nongkrong di warnet untuk main Moba. Bahkan saat diwawancarai, mereka rela menghabiskan waktunya dari pulang sekolah hingga malam hari untuk nge-game.

Jika Anda mengira permainan ini gratis, Anda keliru besar. Bukan kapitalis namanya jika tidak mengambil keuntungan materi dari game ini. Sama seperti game MOBA lainnya. Mobile Legend memberikan feature skin yang dapat digunakan untuk mempercantik karakter yang dimainkan oleh para gamers. Untuk membeli skin di permainan ini, gamer harus membeli diamond yang disediakan oleh developer game yang harganya mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Tentu bagi siapa saja yang sudah kecanduan game ini akan melakukan berbagai upaya untuk membeli feature tersebut. Dan itulah yang dialami oleh seorang perempuan berinisial YS. Dia ditangkap oleh jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jay setelah membobol bank sebesar Rp1,85 miliar lewat Mobile Legends.

“Dimana tersangka perempuan, YS, tidak bekerja, asal Pontianak, berhasil bobol bank sehingga salah satu bank ini mengalami kerugian Rp1,85 miliar,” kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, di Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2019. (viva.co.id)

Naudzubillah! Sungguh adanya Moba seperti Mobile Legends ini memunculkan tindakan kriminalitas bagi penggunanya. Dan kasus di atas menunjukkan bahwa penguasa lalai melindungi generasi dari kerusakan. Life style yang serba bebas membuat generasi negeri ini menjadi generasi yang jauh dari Islam. Rela keluar dari jalur ketaatan demi syahwat duniawi. Berapa banyak generasi kita hari ini yang lebih istiqomah menghabiskan waktunya untuk main game online daripada memperdalam ilmu agama? Bejibun!

Begitulah potret buram liberalisme yang sengaja memanfaatkan generasi agar tunduk pada kepentingan kapitalis.

Jika life style yang kebablasan ini terus dibiarkan, maka mustahil generasi berkualitas akan diwujudkan.Dan bisa dipastikan, tindak kriminalitas karena Mobile Legends akan semakin meningkat jika negara tidak segera turun tangan menyelesaikan problem ini.

Generasi negeri ini akan lebih mengenal karakter-karakter yang terdapat di Mobile Legends daripada mengenal Rasul dan para sahabat tangguh pejuang Islam. Mereka akan disibukkan dengan nge-game nge-game dan nge-game. Dan tidak akan terpikir dalam benak mereka keinginan untuk menempa diri layaknya Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel.

Generasi harus segera diselamatkan dengan islam. Islam memiliki konsep yang mampu membentuk kepribadian Islam pada diri generasi. Mereka dibina mulai dari ranah keluarga, didukung dengan masyarakat yang islami, dan negara yang menerapkan aturan Islam menjadi faktor pendukung terciptanya generasi yang berkualitas. Life style barat yang serba liberal akan dijauhkan sejauh-jauhnya. Mereka akan diarahkan untuk menjadi generasi cemerlang yang mampu berkontribusi bagi peradaban.

Dengan demikian, jalan satu-satunya menyelamatkan generasi hanyalah dengan penerapan Islam dalam bingkai kehidupan.

[Fz]

Leave a Reply

Your email address will not be published.