Breaking News

Cara Islam Membangun Mindset Yang Benar Soal Harta dan Pencapaian.l

Spread the love

Oleh. Tari Ummu Hamzah

Muslimahtimes.com–Terciptanya sosial media menciptakan perilaku yang baru buat masyarakat, yaitu saling membagikan kehidupan sehari-hari mereka. Aktivitas ini tuh jelas sesuatu yang baru buat generasi milenial dan generasi X. Karena ketika mereka muda, aktivitas sehari-hari mereka itu nggak diperlihatkan di publik. Alat komunikasi waktu itu masih menggunakan teks dan telepon saja. Belum marak soal pembuatan video di internet. Jadi kehidupan mereka hanya seputar dunianya sendiri dan sibuk dengan orang-orang di sekitarnya.

Nah, kehadiran sosial media ini nih yang menjadikan masyarakat lebih bisa melihat kehidupan orang lain di luar lingkaran pertemananannya. Sisi baiknya masyarakat jadi bisa melihat macam-macam dunia di luar sana. Negatifnya akan banyak sekali masyarakat yang membagikan kehidupan pribadinya.

Termasuk pamer materi dan pencapaiannya. Setiap hari kita disuguhkan dengan postingan pencapaian artis, influencer, content creator, pejabat, dll. Banyak di antara mereka itu sering banget memamerkan harta atau istilahnya flexing. Ya, pamer harta dan kemewahan jadi hal yang biasa bagi masyarakat saat ini. Nggak tahu disengaja atau nggak tapi membagikan aktivitas sehari-hari seolah menjadi suatu kewajiban.

Tapi tahukah kamu, kalau harta dan pencapaian itu nggak harus dibagikan loh! Karena kita jadi seseorang yang kayak buku yang terbuka. Gampang banget dibaca sama semua orang, dan itu nggak aman guys. Makin banyak orang tau tentang apa yang kita miliki beserta segala hal yang kita lakukan, justru akan memancing tingkat kriminal. Terutama yang sering pamer kemewahan.

Mungkin kamu pernah denger soal orang yang beneran kayak itu nggak akan membagikan kehidupan pribadinya dan privilage apa yang mereka miliki. Kok bisa ya? Padahal banyak mereka itu the real sultan tapi malah nggak mau pamer. Karena mereka nggak butuh pengakuan dari khalayak umum. Nggak butuh diakui apakah mereka kaya, hidup mewah, punya banyak perusahaan dsb. Yang mereka butuhkan itu ketenangan hidup dan mandiri secara finansial. Tapi buat orang yang ingin terlihat kaya, mereka mau diakui banyak orang atas pencapaiannya. Karena mereka berdalih proses yang mereka lalui itu sakit banget. Susah dan sengsara sudah pernah mereka rasakan. Nah dari sini terlihat kan guys perbedaan mentalitas dari kedua contoh di atas.

Mentalitas orang kaya yang beneran kaya itu nggak sibuk cari ketenaran dan sensasi, mereka lebih sibuk mendedikasikan waktu, pikiran, dan tenaga mereka buat mengejar target dan hal-hal yang pantas untuk dirinya. Sedangkan orang yang ingin terlihat kaya akan sibuk menghabiskan waktu mereka untuk menaikkan popularitas. Nggak jarang juga tejadi drama dan sensasi. Karena mereka memang mencari ketenaran agak mendapatkan label yang baik dimata masyarakat.

Kalau mntalitas kedua contoh di atas saja udah berbeda berarti berbeda pula mindset mereka terhadap harta dan pencapaian. Lalu bagaimana yang Islam membentuk mindset umatnya terhadap harta?

Sebab muslim dan muslimah, nggak afdhol rasanya kalau nggak memandang suatu masalah dari kacamata Islam. Karena Islam nggak hanya ibadah ritual saja, tapi juga sebagai mabda yang melahirkan banyak aturan. Sebelum kita ngobrolin soal aturan Islam soal mengelola harta, kita bahas dulu soal bagaimana Islam itu membangun mindset yang benar soal kehidupan.

Kita tahu kalau di dunia ini tujuan utama atau misi utama muslim adalah beribadah kepada Allah serta taat kepada semua aturan Allah. Karena goals kita adalah meraih pahala yang banyak untuk menggapai syurga yang Allah janjikan. So, apa pun yang kita kerjakan, bahkan harta yang kita miliki kita jadikan wasilah untuk meraih syurga. Karena segala sesuatunya nanti bakal dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Termasuk harta. Nah, harta atau uang yang kita belanjakan itu, jika tidak ditujukan untuk meraih rida dan pahala dari Allah, maka akan terasa sia-sia, Guys .

Islam membolehkan umatnya untuk meraih banyak harta. Seorang muslim boleh jadi kaya raya. Tapi yang nggak diperbolehkan dalam Islam adalah menjadikan materi itu sebagai tujuan hidup. Plus menghabiskan waktu, tenaga, pikiran hanya untuk harta. Jadi seperti disibukkan dengan urusan duniawi. Akhiratnya jadi dinomorduakan. Nah ini Guys yang jelas nggak diperbolehkan dalam Islam.

Menjaga harta, memperoleh harta, serta mengelola harta itu sangat diperbolehkan dalam Islam. Karena hal itu termasuk dalam usaha manusia buat memenuhi naluri baqo‘, atau naluri mempertahankan diri. Nah karena manusia itu sama Allah emang dari penciptaannya dibekali naluri, maka pemenuhannya juga harus sesuai dengan perintah Allah.

Kesimpulannya, harta dan jabatan, atau bahasa kerennya itu pencapaian bukan buat dipamerkan, tapi dijadikan sebagai wasilah untuk mendulang banyak pahala. Karena segala hal di dunia ini dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Nah sikap tawakal seperti inilah yang bikin kita tetap tenang dan waras. Nggak bikin kita iri atau malah insecure. Karena rezeki manusia itu nggak bakalan tertukar. Ibarat kata, makanan burung itu ngga bakalan dimakan sama gajah. Makanan gajah juga ngga akan dimakan burung. So, segala sesuatunya emang udah ditakar sama Allah. Tinggal kita sebagai manusia itu berikhtiar dengan cara yang halal buat menjemput rezekinya Allah.