Breaking News

Dilema Sekolah Tatap Muka di Tengah Wabah

Spread the love

Oleh. Susi Damayanti, S.Pd

MuslimahTimes.com – Badai covid 19 belum ada tanda-tanda mereda, di sejumlah wilayah malah cenderung memerah. Namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim akan mengizinkan pemerintah daerah untuk memutuskan pembukaan sekolah atau kegiatan belajar tatap muka disekolah di seluruh zona risiko virus corona mulai Januari 2021. (CNNindonesia/ 20112020)

Meski pemerintah menetapkan sejumlah persyaratan dan kewajiban untuk memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, tetap saja rencana itu berpeluang menuai resiko besar. Kluster-kluster sekolah baru sangat bisa jadi akan bermunculan, mengingat upaya penanganan wabah oleh pemerintah selama ini memang masih setengah hati jika tidak ingin disebut jalan di tempat.

Di sisi lain penyelanggaraan PJJ yang sudah berjalan hampir setahun ke belakang tak juga menemukan model idealnya, yang ada justru memberikan beban baru bagi guru, peserta didik, bahkan orang tua. Sejumlah masalahpun bermunculan mulai dari minimnya sarana, keterbatasan kuota, masalah jaringan, masalah teknis lainnya hingga gangguan psikispun kerap terjadi akibat pelaksanaan PJJ ini.

Akhirnya menjadi sebuah dilema, antara tetap menjalani PJJ dengan segala keterbatasannya atau melakukan tatap muka dengan resiko memunculkan kluster pendidikan. Tentu hal ini harus segera dicarikan solusi terbaiknya, agar hak anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik dan ideal tetap bisa dicapai disamping keselamatanpun terjamin.

Untuk itu pemerintah harus bekerja serius dalam menangani wabah ini, memberlakukan social distancing yang efektif, isolasi total pada wilayah terdampak, menutup semua pintu dan akses yang menyebabkan massifnya penyebaran covid 19, dengan dibarengi pemberian jaminan kehidupan bagi rakyat selama proses itu dilakukan. Di samping mendorong dan menyokong setiap upaya untuk mencari dan mengembangkan vaksin bagi covid 19 ini.

Dalam urusan pendidikan, harus segera dicarikan terobosan baru yang dapat menjawab semua tantangan pelaksanaan PJJ, dan ini menuntut pemerintah bukan hanya fokus pada sektor pendidikan saja, tapi harus integral dengan semua bidang kehidupan lainnya, khususnya dalam hal ekonomi dan kesehatan.

Jadi ketika orang tua harus terlibat dengan porsi yang lebih besar selama aktivitas belajar di masa PJJ ini berlangsung, pembagian fokus mereka tak terlalu berat jika ada jaminan bagi terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan begitu tingkat stress orang tua karena mereka harus mengurus aktivitas belajar daring anak sekaligus harus lebih keras bekerja di masa yang sulit ini bisa diminimalisasi.

Karena itu diperlukan perangkat sistem alternatif yang mampu menjawab tuntas permasalahan tersebut, bukan sekedar tambal sulam kebijakan. Dan sebagai sebuah aturan hidup yang sempurna, Islam memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu, karena Syara sendiri menuntut penerapan Islam kaffah dalam segenap aspek kehidupan. Haram hukumnya fokus pada bidang pendidikan namun mengabaikan kesehatan atau sebaliknya. Maka jika ingin benar-benar keluar dari dilema ini, sudah saatnya kita mengambil islam sebagai satu-satunya sumber aturan kehidupan.

Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published.