Breaking News

Entitas Yahudi; Entitas Penjajah

Spread the love

Oleh. Dini Al Ayyubi
(Aktivis Muslimah)

Muslimahtimes.com– Dunia kembali digemparkan oleh Zionis Yahudi karena diserang dengan 5000 roket yang dikirim oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.300 nyawa. Hamas melakukan aksi ini pada awal Oktober 2023 semata-mata sebagai bentuk perlawanan dan perlindungan untuk warga dan tanah Palestina. Bagaimana tidak, entitas Yahudi yang telah merampas tanah mereka terus-menerus mengingkari hukum internasional dan terus mengambil wilayah Palestina hingga 80%.

Entitas Yahudi adalah Penjajah

Merespons serangan Hamas tersebut, kaum zionis Yahudi tidak tinggal diam dan membalasnya dengan cara yang lebih ekstrem dan jauh lebih keji. Balas dendam itu dibantu oleh militer Amerika Serikat, yang mana sudah menjadi rahasia umum bagaimana posisi AS terhadap entitas Yahudi di Timur Tengah tersebut. Dengan AS sebagai penyokong, mereka begitu jumawa mengebom rumah sakit, sekolah, tempat penyimpanan selimut dan makanan, bahkan kamp pengungsian dan  berbagai fasilitas umum yang merupakan hal vital bagi kelangsungan hidup di Gaza. Hingga akhir Oktober, ada kurang lebih 8.000 jiwa warga Palestina di Gaza yang dibunuh dalam genosida ini.

Situasi yang harus dihadapi oleh saudara-saudara kita di Palestina semakin hari semakin pelik. Mereka sudah tidak lagi punya tempat untuk berlindung ataupun mencari listrik dan sinyal. Satu-satunya lokasi yang bisa dikunjungi ialah rumah sakit. Namun bengisnya, pada malam hari tanggal 18 Oktober zionis justru kembali menjatuhkan bom ke rumah sakit, yang menjadi tempat perawatan korban maupun tempat istirahat pengungsi. Menanggapi hal ini, mereka bersilat lidah bahwa yang mereka target adalah markas Hamas di bawah tanah, dan bukan benar-benar ditargetkan rumah sakit. Sungguh ini adalah kebohongan besar!

Sudah menjadi tabiat lama kaum Yahudi, di antaranya adalah mengingkari janji, membunuh, juga gemar menimbulkan pertikaian dan permusuhan di antara umat manusia. Mereka merangkai beribu cara untuk memuaskan keserakahannya, dan di satu sisi senantiasa mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Contohnya dengan mengaburkan dan menyesatkan opini di media massa internasional yang ada di bawah kuasa mereka, guna meyakinkan bahwa posisi mereka adalah korban. Playing victim! Padahal jutaan manusia sangat paham, siapa yang menjajah dan siapa yang dijajah.

Mengapa Kita Harus Mendukung Palestina?

Hal yang perlu kita ketahui bahwa mendukung Palestina itu tidak harus menjadi orang Palestina dulu. Ini adalah permasalahan seluruh kaum muslimin. Mengapa? Karena Palestina sudah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah negara kaum muslimin yang telah diperintahkan Allah Swt untuk dijaga. Di dalamnya ada masjid yang dibangun sendiri oleh Nabi Adam a.s., bernama Masjid Al-Aqsa. Masjid ini pernah menjadi kiblat pertama kaum muslim selama 13 tahun sebelum diperintahkan Allah untuk diubah ke arah Kakbah. Dan hingga kini, area masjid serta wilayah di sekitarnya menjadi tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (TQS. Al-Isra’ : 1)

Selain itu, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab r.a., khalifah membuat kesepakatan bahwa ia tidak mengizinkan kaum Yahudi untuk tinggal bersama kaum Nasrani di sekitaran wilayah Baitul Maqdis (Palestina saat ini). Maka dari itu, peristiwa ini tidak hanya menyangkut soal kemanusiaan, tapi juga amanah sekaligus perjanjian yang telah diikat oleh kaum muslim dengan Allah dari sebelum nubuwwah Rasulullah, di masa kenabian, di masa kekhilafahan hingga hari ini. ”Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (TQS. Al-Maidah : 21)

Ironisnya, mengapa saat Palestina dibombardir, negeri-negeri muslim bungkam dan diam saja? Apakah hadis Rasul yang menyatakan bahwa kaum muslim itu ibarat satu tubuh sudah tidak diimani? Di mana setidaknya belas kasihan di hati para penguasa negeri Muslim ketika melihat ibu yang kehilangan bayinya, anak kecil yang kehilangan saudara-saudaranya, hingga seorang bapak yang menemukan jasad anaknya sendiri dalam keadaan tercabik-cabik?

Para penguasa di negeri-negeri muslim sibuk menjadi pengecut. Mereka lebih takut hubungan diplomatiknya diputus jika mengirimkan bantuan militer daripada melihat saudara muslimnya dibunuh. Mereka lebih cinta dunia dan isinya daripada akhirat yang Allah janjikan indah dan abadi bagi penguasa yang adil dan amanah. Yang dapat mereka lakukan hanya mengecam, selebihnya diam, dan membiarkan para militernya menganggur. Seruan boikot pun tak ada artinya, karena sejatinya mereka bisa melakukan lebih daripada itu. Maka tidak ada gunanya berharap pada negara-negara seperti Arab, Turki, Yordania, Mesir dan kawan-kawannya yang telah akrab dan bermesraan dengan penguasa negara kafir.

Pembebasan Palestina

Sudah saatnya kita menegakkan solusi hakiki atas penjajahan entitas Yahudi atas Palestina yang sudah terjadi selama 75 tahun terakhir. Kita sudah tidak bisa berharap pada penguasa negari-negeri muslim, apalagi pada resolusi PBB yang justru melanggengkan sistem kapitalisme sekuler. Para penguasa hari ini telah dibutakan oleh jabatan dan kekuasaan hingga lupa pada saudara seiman. Di samping itu, Palestina membutuhkan solusi hakiki yang mampu menuntaskan hingga ke akar, yakni angkat kakinya zionis dari tanah mereka. Pasalnya, masih banyak di antara umat yang belum paham hakikat perang ini yang sebenarnya, dan malah tertipu oleh rekayasa media yang dibuat oleh AS.

Hanya ada satu solusi yang mampu menjadi jawabannya, yaitu kesatuan kaum muslimin di bawah naungan daulah Khilafah rasyidah. Palestina butuh kekuatan dan dukungan yang sangat besar dan upaya itu hanya akan terwujud melalui tegaknya khilafah di muka bumi ini. Dengan tegaknya Khilafah maka tegak pulalah syariat yang mewajibkan jihad dalam mempertahankan tempat suci umat Islam. Pasukan militer tidak bisa dikerahkan jika hari ini kita masih menerapkan sistem sekularisme kapitalisme, bukan khilafah. Karena meski jumlahnya banyak, namun mereka dijerat oleh negara-negara adidaya dalam bentuk organisasi yang menyatakan diri mengedepankan HAM dan perdamaian dunia, seperti PBB. Penguasa negeri-negeri muslim tidak berdaya dalam jeratan kolonialisme negara adidaya Amerika dan yang lainnya.

Sudah saatnya umat menyatukan pemikiran, perasaan, dan peraturan untuk menolong saudara-saudara kita di Palestina dengan cara mengembalikan kembali kehidupan Islam dalam naungan khilafah seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para Khalifah setelahnya. Hal ini pula yang akan mampu merealisasikan ayat yang mulia, “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (TQS. Al-Baqarah; 193)

Wallahu a’lam bi ash-shawaab.