Breaking News

Gagal Fokus, Pahala Terputus

Spread the love

Oleh. Tari Ummu Hamzah

(Kontributor Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com–Kehidupan serba bebas di negeri ini makin hari makin mengerikan. Contohnya, seperti kasus perundungan siswi di Lubuk Raja, Batam, kasus perundungan oleh artis ternama di sekolah internasional Binus. Narkoba merajalela, dan seks bebas yang makin tak terkendali. Bahkan makin hari seks bebas itu telah dinormalisasi oleh masyarakat kita. Celakanya pihak pemerintah pun kurang memberikan pencegahan-pencegahan dini terhadap kasus-kasus tersebut. Karena pemerintah dirasa kurang berperan dalam menangani generasi muda di negeri ini. Terlebih lagi negeri ini menganut sistem kapitalis yang menjadikan sekuler sebagai akidahnya. Akibatnya kasus-kasus yang menimpa generasi muda kian hari kian banyak dan beragam.

Jika kita tarik kesimpulan dari fakta-fakta di atas, maka fokus yang bisa kita ambil dari kasus-kasus tersebut adalah soal aktivitas atau perbuatan manusia. Tapi benarkah manusia itu boleh menentukan perbuatannya sendiri? Apakah manusia boleh menentukan batas-batas perbuatannya sendiri?

Aktivitas manusia pada hakikatnya terikat kepada hukum syarak. Karena ini merupakan konsekuensi dari keimanan kepada Allah. Jika konsekuensi ini mampu dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, maka predikat ummat terbaik senantiasa menunggu untuk sematkan kepada kita. Maka dari perlu kita sadari bahwa menyadarkan semua perbuatannya kita sesuai dengan perintah Allah itu merupakan fokus utama kita. Nah syariat Allah itulah yang menjadi batasan-batasan manusia dalam melakukan perbuatannya.

Namum ada kalanya manusia itu menemui rasa malas dan peranan futur saat melakukan amalan-amalan soleh. Ini patut kita waspadai sebab setan akan selalu menjadikan pandangan manusia terhadap amalan-amalan yang baik menjadi sesuatu yang buruk, begitu pula sebaliknya setan akan menghiasi amalan-amalan yang buruk sebagi sebuah kebaikan. Akibatnya fokus taat kepada syari’at Allah bisa terganggu.

Nah, ini lah yang menjadikan manusia gagal fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Yang seharusnya fokus perbuatannya sesuai dengan perintah Allah, ternyata perbuatannya sesuai dengan hawa nafsunya sendiri. Jika perbuatan kita tidak diniatkan karena Allah maka terputuslah pahala kita. Sebab yang kita lakukan akan menjadi sia-sia di mata Allah.

Lalu, seperti apa solusinya agar ummat muslim itu mampu untuk fokus dalam melakukan amalan yang sesuai dengan perintah Allah? Patut kita ketahui bahwa ummat Islam itu sepanjang sejarah peradabanya berada dalam institusi Islam. Dimana institusi ini menegakkan tiga pilar dalam kehidupan bernegara.

Pilar yang pertama adalah ketakwaan individu. Dimana negara wajib melindungi akidah kaum muslimin. Negara wajib juga untuk mendidik umatnya agar senantiasa memiliki kesadaran akan hubungan mereka kepada Allah. Untuk mewujudkan hal ini, dibentuklah sistem pendidikan yang berbasis Al-Qur’an. Pendidikan dalam Islam ini haruslah memiliki pengaruh terhadap kehidupan generasi muda.

Pilar yang ke dua adalah kontrol masyarakat. Masyarakat juga berperan dalam mengawasi individu-individu disekitarnya. Kontrol dan pengawasan masyarakat adalah dengan kewajiban berdakwah amar makruf nahi mungkar. Jika peran masyarakat berfungsi optimal, setiap kemaksiatan tidak akan ditoleransi atau dimaklumi karena masyarakat membiasakan diri untuk peduli dan saling menasihati.

Pilar yang ketiga adalah, pilar negara. Di sini negara berperan sebagai penjaga dan pelindung generasi dari berbagai kerusakan, perlindungan yang diberikan pun harus menyeluruh. Negara harus melarang segala hal yang merusak, seperti tontonan berbau sekuler dan liberal, media porno, dan kemaksiatan lainnya. Negara akan memberlakukan sanksi berdasarkan syariat Islam. Negara adalah penyelenggara pendidikan. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan gratis dan berkualitas.

Seperti itulah peran dari ketiga pihak. Untuk menjadikan dunia ini sebagai ladang pahala, tak cukup hanya satu pihak saja yang berkerja. Harus ada pihak lain yang mempengaruhi dan menguatkan. Untuk itu Rasulullah telah mencontohkan sebuah sistem Islam, dimana peran ketiga pihak seperti di atas mampu dijalankan dengan baik. Tak lupa Rasulullah juga telah mewariskan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan dasar kehidupan bernegara dalam sistem Islam.

Untuk itu sudah saatnya umat itu bersatu kembali untuk menerapkan syariat Islam, agar setiap muslim bisa dengan optimal mengumpulkan pahala yang tiada putusnya.