Breaking News

Muslim kok Musiman?

Spread the love

Oleh. Choirin Fitri
(Kontributor Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com–Heeemmm, jadi muslim kok musiman? Eh, maksudnya gimana nih? Gini lho! Di bulan Ramadan yang mulia ini ada fenomena unik bin antik tentang diri seorang muslim. Namanya muslim itu kudunya taatnya enggak mengenal waktu, kondisi, ataupun tempat. Nah, si muslim musiman ini, kelihatan kemuslimannya di musim tertentu yakni di bulan Ramadan.

Ketika Ramadan bertandang, tiba-tiba jadi saleh-salehah. Awalnya jarang salat, tetiba rajin ke masjid. Biasanya jarang nutup aurat, tetiba menutup aurat dengan sempurna. Yang biasanya suka maksiat, tetiba taat. Bagus dong?

Iya sih emang bagus. Bagus banget malahan. Sayangnya enggak istikamah. Perubahannya yang luar biasa tampak di awal Ramadan. Pertengahan mulai pudar. Eh, di akhir malah mulai kembali ke kebiasaan semula. Trus, Ramadan berlalu ketaatan seakan tak berbekas. Astaghfirullah, miris banget ya?

Padahal, jadi muslim taat itu everyday, everytime, and every moment. Setiap hari, setiap waktu, dan setiap kesempatan. Enggak boleh ada istilah muslim musiman dalam kamus seorang muslim sejati.

Ayo kita perhatikan firman Allah ini!

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

Surah Ali-Imran ayat 102 ini memberi tahu pada kita agar kita bertakwa kepada Allah hingga ajal menjemput. Enggak ada kesempatan untuk enggak bertakwa. Takwa dimaknai mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi sejauh-jauhnya larangan-larangan-Nya. Takwa ini enggak dilakukan saat Ramadan aja. Ketika tamu agung ini pergi meninggalkan kita, takwa ini pun harus disandang.

Enggak keren banget jika saat Ramadan kita ibadahnya cakep abis. Eh, di luar Ramadan loyo, enggak bersemangat, bahkan terjatuh kembali dalam kubangan maksiat. Astaghfirullah! Hanya pada Allah kita memohon perlindungan agar dijauhkan dari sifat enggak taat ini ya!

Oh ya, rugi banget lho kalau sampai kita jadi muslim musiman. Why? Because tujuan puasa yang Allah gembar-gemborkan dalam surah Al-Baqarah ayat 183 bahwa Allah memerintahkan kita puasa agar kita menjadi insan bertakwa enggak tercapai. Itu berarti kita masuk jajaran orang yang enggak lulus ujian. Mau? Enggak mau dong ya?

Makannya jaga ketaatan plus ketakwaan kita hingga mati! Istilah kerennya istikamah sampai khusnul khatimah. Ya, kan kita semuanya ingin mati dalam keadaan baik. Syaratnya, jagalah takwa!

Takwa enggak cukup untuk diri sendiri yes! Keluarga, masyarakat, bahkan institusi yang paling besar, yakni negara pun kudu bertakwa. Why? Because, kalau takwa sendirian itu berat. Mending takwanya barengan. Masuk surganya barengan. Asyik enggak tu?

Allah berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 133 yang berbunyi:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”

Nah lho, satu-satunya tiket masuk surga adalah takwa. Taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Halal haram jadi standar perbuatan. Halal dikerjakan. Haram ditinggalkan.

So, jangan jadi muslim musiman yes! Yuk, tempa diri kita dalam ketakwaan setiap waktu dan setiap kesempatan! Siap?