Breaking News

Pakai Masker Oksigenmu Dulu, Bun!

Spread the love

Oleh. Fatimah Azzahra, S.Pd
(Tim Redaksi Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com– Kalau bunda lapar dan si kecil belum makan, siapa yang harus makan duluan? Jika bunda ngantuk berat, tapi si kecil masih aktif, haruskah kita tidak tidur? Saat bunda kebelet ke kamar mandi tapi tak ada yang menjaga si kecil, haruskah kita menahan buang air?

Bunda bebas menjawab apa saja. Pasti ada alasan yang melatarbelakanginya. Namun, izinkan saya sedikit berbagi tentang tema ini.

Masker Oksigen Pesawat

Ingatkah bunda akan instruksi pramugari atau pramugara di pesawat saat memeragakan instruksi pesan keselamatan? Salah satunya adalah memakai masker oksigen untuk diri kita sebelum menolong orang lain.

Egoiskah kita saat mendahulukan diri dari pada anak kita, pasangan kita, atau orangtua kita yang juga ada di pesawat misalnya? Mari coba kita bayangkan bersama satu contoh kecil dalam keseharian bunda.

Ketika bunda belum makan, sementara anak juga belum makan, maka bunda harus terlebih dahulu makan. Kenapa? Menemani anak makan atau menyuapinya butuh tenaga, pikiran, kreativitas sehingga bisa menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Sementara jika bunda memaksakan diri menemani anak makan sementara kondisi tak kondusif untuk makan bersama. Maka, badan yang gemetar, sumbu pendek, nada suara meledak ledak, kesabaran setipis tisu, akan berpeluang besar hadir saat itu. Hasilnya, bunda lapar, anak pun tak optimal makan.

Dengan menyelamatkan diri kita terlebih dulu, kita sudah berperan dalam menyediakan lingkungan makan yang mendukung bagi anak. Bukan hanya anak, jika hal ini diterapkan dalam masalah lainnya, maka support system akan terbentuk. Apalagi bunda dikenal sebagai sang surya.

Peran bunda sangat penting dalam keluarga. Mulai dari bangun tidur hingga semua anggota keluarga sudah tertidur, bunda yang jadi tumpuan aktivitas di rumah. Membangunkan, menyiapkan air hangat untuk mandi, menyajikan sarapan, membuatkan bekal, belum lagi cuci baju, setrika, juga menjaga kebersihan rumah. Walau bisa didelegasikan, tapi tanggung jawab manager rumah tangga tetap ada di pundak Bunda. Maka, menyelamatkan Bunda berarti menyelamatkan banyak pihak juga.

Pelihara Diri dan Keluarga

Di dalam Alquran, Allah Swt. berfirman, ” Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ” (QS. At Tahrim: 6)

Allah bahkan meminta kita untuk memelihara diri kita sendiri terlebih dulu sebelum memelihara keluarga kita. Ya, bagaimana akan memelihara orang lain jika memelihara diri pun masih lalai?

Diakui atau tidak, berat dan susah untuk memelihara diri kita dari melakukan dosa dan maksiat. Godaan ada di mana-mana. Melakukan kesalahan diapresiasi sementara kebenaran di bully. Maksiat tak lagi dilakukan sembunyi-sembunyi, bahkan diiklankan dan dijadikan inspirasi. Betul yang Rasul ucapkan bahwa Islam dalam keadaan asing dan akan menjadi asing.

Asing inilah yang didapat saat teguh pada kebenaran. Dan menjadi asing ini sulit. Seolah dikucilkan, merasa tak dihargai, tak berarti. Sudahlah susah memelihara diri dari maksiat, Allah minta kita untuk memelihara keluarga. Masyaallah, luar biasa. Mampukah kita?

Tenang, Ada Allah

Bun, parenting kita compang camping, ilmu kita tak seberapa, fisik kita lemah dan terbatas. Maka, untuk menjaga diri dan keluarga, kita sangat membutuhkan pertolongan Allah. Hal ini pun disadari oleh para sahabat di masa lalu. Oleh karena itu, Allah senantiasa dilibatkan dalam pendidikan anak, penjagaan anak.

Sebagaimana ‘Abdullah bin Mas’ud yang bangun setiap malam untuk salat malam dan berdoa. Putranya yang masih kecil terbaring tidur di sebelahnya. Sambil menatap putranya beliau sampaikan, “Ini demi kamu, putraku.”

Hal yang sama dilakukan oleh seorang tabiin senior, Sa’id bin al-Musayyab kepada putranya. Beliau berkata, “Aku benar-benar menambah salatku dengan harapan aku bisa menjagamu.”

Mereka membaca firman Allah Swt.

وكان أبوهما صلحا

“Kedua orang tuanya adalah orang saleh.” [Q.s. Al-Kahfi: 82]

Ibn Mas’ud menangis ketika membaca ayat ini. Allah akan menjaga anak-anak kita, walau fisik kita nanti tiada. Allah akan tetap menjaga anak-anak karena usaha kita menjadi orangtua yang sholeh dan solehah. Insyaallah.

Jangan tuntut anak-anak untuk sholeh dan solehah tanpa memperbaiki diri kita sebagai orang tua. Jangan lupa hiasi diri dengan amal sholeh sebelum meminta anak-anak beramal soleh. Jangan lupa pakai masker oksigen dunia dan akhirat sebelum menyelamatkan yang lain.

Wallahua’lam bish shawab.