Breaking News

Pandemi Corona, Menuju Perubahan Dunia

Spread the love

Oleh: Lilieh Solihah

#MuslimahTimes — Dalam masa pandemi covid-19 yang belum berakhir ini, laporan Bank Dunia menyebutkan wabah corona akan membuat negara- negara miskin menjadi lebih miskin, dan negara- negara kaya akan menghadapi masalah serius. Pandemi ini juga membawa dampak perubahan pada masyarakat dan pada kehidupan sehari-hari yang di harap hanya sementara, ibarat sekedipan mata, lockdown, karantina, kacaunya rantai suplai logistik dan lainnya merupakan sinyal dari sebuah komunitas yang mengalami pelambatan dari sebuah roda kecepatan tinggi. (Bbcnews.com).

Alfin dan Heidi Toffler dua pakar peramalan tren masa depan, mempublikasikan bukunya, “future shock” yang meramalkan naiknya kecepatan dalam kehidupan. Kedua pakar memprediksi masyarakat akan kewalahan mengikuti kecepatan laju perubahan, akibatnya adalah syock sosial dan atau personal.

Dengan masih bergulirnya covid-19 ini sudah sangat mengkhawatirkan barat karena akan menggoyahkan dominasi kapitalisme secara global. Peradaban kapitalisme sebenarnya sudah sejak lama diprediksi banyak pihak akan tumbang, bahkan presiden di masa awal-awal Amerika sudah mengingatkan akan hal ini,. John Adam (presiden ke dua, Amerika) menyatakan: ingatlah demokrasi tidak akan bertahan lama, ia akan segera tumbang, terbuang, melemah dan membunuh dirinya sendiri, demokrasi pasti akan bunuh diri. Meskipun diambang kehancuran, Amerika sebagai panglima kapitalisme global akan berusaha keras untuk mempertahankan dominasinya, Amerika akan melakukan apapun untuk menyelamatkan kapitalisme meskipun sebenarnya mereka tidak yakin.

Sebagai contoh, Uni Soviet yang merupakan peradaban terkuat dengan ideologi komunisnya sejak memenangi perang Dunia 2 (1939- 1945) mulai tahun 1980an, merosot drastis hingga benar-benar runtuh memasuki tahun 1990. Begitu juga dengan Amerika Serikat yang sejak memasuki abad 20, merupakan “pemimpin” peradaban Barat (menggantikan Inggris) dan kokoh sebagai pemuncak peradaban bahkan jauh lebih lama dari Uni Soviet (rival Amerika Serikat) juga akan mengalami kehancurannya.

Faktanya saat wabah covid-19 menjalar ke seluruh Dunia, Amerika Serikat kelimpungan dalam menghadapi virus ini, dengan lebih dari 500.000 kasus infeksi covid-19 yang dilaporkan AS juga memiliki kasus virus corona terbanyak di Dunia. Sementara itu jumlah kasus secara global kini mencapai lebih dari 1,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 103.000 pada Jumat (Kupang. tribunmews.com, 11/04/2020). Lalu bagaimana dengan China? China sendiri sedang menghadapi gelombang kedua kasus virus corona covid-19 yang dilaporkan tertinggi dalam hampir enam pekan terakhir. 108 kasus baru tercatat pada Minggu 12 April naik dari 99 dibanding sebelumnya, sekaligus menandai jumlah kasus tertinggi sejak 143 kasus di laporkan pada Maret 2020 (Liputan 6.com, 13/04/2020).

Sungguh ini merupakan penderitaan dalam bentuk salah satu makhluk ciptaan Allah yang belum pernah terjadi sebelumnya, makhluk ciptaan Allah yang sangat kecil, sebuah virus telah mengungkap kepalsuan kapitalisme dan kredo sekuler, yang menjadi basisnya: pelepasan agama dari kehidupan. Terlepas dari kemajuan signifikan dalam sains, tekhnologi dan kedokteran telah direndahkan oleh makhluk kecil ini, umat manusia terlempar kedalam kepanikan, keptusasaan dan kehilangan. Terlepas dari sumber daya yang melimpah ancaman kelaparan membuat bayangan gelap yang panjang, menutupi sebagian besar bumi, karena wabah ini telah mengekspos vulgarnya pemusatan kekayaan melalui penerapan kapitalisme. Meskipun ada kemajuan dalam bidang kedokteran dan keberanian para medis, sistem layanan kesehatpun telah diliputi oleh wabah penyakit. Wabah ini mengungkap bagaimana layanan kesehatan dilumpuhkan dan diabaikan oleh desakan kapitalis melalui penghematan dan pemotongan biaya.

Lalu pesan apa sebenarnya yang Allah berikan lewat makhluk kecil bernama corona covid-19 kepada Dunia?

Ada dua kalangan yang dituju oleh Allah lewat pesan ini, pertama adalah kaum kafir,. Kaum kafir ini dibagi menjadi dua golongan,  ada para penguasa dan masyarakat umum. Bagi penguasa dunia, virus yang amat kecil ini ingin menunjukkan bahwa mereka yang mengatakan “kamilah penguasa Dunia” baik itu Amerika, kemudian China ataupun Uni Eropa bahwa tidak ada satupun yang bisa menghentikan virus ini, padahal selama ini tidak ada satupun yang mampu menghentikan kedzaliman yang mereka ciptakan terhadap saudara- saudara muslim kita di berbagai belahan Dunia, baik itu di Uighur, Palestina, Kashmir, Myanmar, Afganistan dan hampir semua negeri muslim, sampai saat ini tidak bisa menghentikan kedzaliman mereka.

Tetapi pada saat ini Amerika, China, Rusia, Jerman, Prancis harus takluk pada makhluk kecil covid-19 ini seolah makhluk ini berkata “kalian tidak ada apa-apanya”. Tekhnologi yang canggih, sistem kesehatan yang tinggi sekalipun tidak mampu menghentikan kekuasaan Allah atas mereka. Bagi masyarakat umum yang ada di negeri kafir, saatnya hari ini mereka melihat bahwa pemimpin yang ada di sekitar mereka ternyata menelantarkan rakyatnya, meskipun mereka (rakyat) sudah membayar pajak yang tinggi untuk memberikan jaminan  keamanan dari virus tapi tidak dipedulikan para pemimpin karena yang mereka pikirkan hanya materi semata. Inilah sesungguhnya peradaban kapitalisme yang mereka lakukan dan kemudian disebarluaskan ke seluruh Dunia, sistem inilah yang hanya memikirkan materi, modal dan kekuasaan semata. Dan sampai kapan sistem ini akan bertahan?, Disaat wabah melanda, penduduk yang ada di Belanda, Spanyol, Jerman, ataupun China justru menyeru Allah, ibarat kata ada hikmah dibalik musibah, dan dampak baik dari covid-19 ini kini mesjid-mesjid di Eropa pun di bebaskan setelah sekian lama selama bertahun-tahun ditutup kini kembali terdengar suara adzan berkumandang baik itu di Jerman, Belanda, Spanyol, Italia, dan negeri- negeri Eropa lainnya. Ini bisa menjadi pertanda bahwa peradaban Islam akan kembali tegak. Itulah kebenaran yang tidak bisa disembunyikan.

Kedua yang ditujukan kepada kaum muslimin. Ada dua golongan kaum muslimin. Pertama kaum muslimin yang abai, mereka yang mendukung rezim benci terhadap syariat Islam, melakukan kriminalisasi terhadap ulama bahkan sampai tega menjual agamanya demi kepentingan materi semata. Sungguh carut marut yang terjadi ini akibat dari mereka yang meninggalkan syariat, mereka tidak mau tunduk dan taat kepada Allah dan Rosulullah, karena yang ada di pikiran mereka hanyalah tentang modal dan investasi meskipun nyawa rakyat taruhannya. Mereka tidak mau bercermin pada contoh yang dilakukan Amirul mukminin yang dilakukan Umar bin Khattab tentang bagaimana caranya tanggap terhadap bencana.

Yang kedua ditujukan pada kaum muslimin yang berjuang untuk menegakan syariat.  Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 25)

Kebenaran itu adalah berjuang dalam meninggikan kalimat Allah, membumikan syari’at Allah, menegakan sunnah Rosulullah, maka wajar untuk yakin bahwa kita berada dijalan yang benar. Mereka kaum muslimin yang berjuang dijalan Allah tidak gentar akan hinaan, cacian dalam menghadapi musuh-musuh kaum muslimin, meskipun yang kita punya hanyalah iman dan semangat untuk mewujudkan kembali syariat Allah, tapi apakah itu cukup dengan untuk mengubah dunia dengan modal iman dan giroh saja?, Pekerjaan kita hari ini sebagai pengemban dakwah hanyalah untuk menolong agama Allah, jalan inilah juga yang ditempuh oleh para Nabi dan Rasul serta Salafusolih karena keistiqomahan mereka. Inilah dakwah Islam yang tetap eksis sampai sekarang, faktanya para pejuang Islam ditakuti kaum  kafir, munafik dan musuh- musuh Allah lainnya. Jika kita menolong agama Allah maka Allah akan menolong kita dan meneguhkan kita dalam berjuang untuk menegakan keadilan dan kebenaran.

Wallahu’alam bisshawab…

Leave a Reply

Your email address will not be published.