Breaking News

Pemuda Muslim, Janganlah takut Bercita-cita Besar!

Spread the love

Oleh. Tari Ummu Hamzah

(Kontributor MuslimahTimes.com)

Muslimahtimes.com–Apa yang terbersit di benak kalian ketika mendengar kata cita-cita? Apakah langsung terbersit sebuah pencapaian untuk diri sendiri? Atau sebuah pencapaian untuk umat Islam? Sejatinya sepanjang sejarah peradaban Islam kaum muslimin selalu memiliki cita-cita besar untuk mempertahankan peradaban Islam.
Maka, sudah seharusnya generasi muslim juga memiliki cita-cita besar untuk kebangkitan Islam. Tetapi sebenarnya apa makna kebangkitan dalam Islam?

Dalam kitab Nizhamul Islam karangan Syekh Taqiyuddin An-nabhani, pada bab-bab awal beliau menyampaikan soal kebangkitan. Bahwasanya kebangkitan itu ditandai dengan bangkitnya pemikiran manusia. Kebangkitan manusia ditandai dengan kemampuan manusia untuk memecahkan tiga problematika kehidupan, yaitu dari mana kita? Untuk apa kita hidup di dunia? Serta mau kemana kita setelah kehidupan ini berakhir?

Tahukah kamu, bahwa Islam itu sebenarnya sudah memberikan jawabannya lewat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Bahwasanya manusia dan alam semesta adalah ciptaan Allah, maka sudah sepatutnya di dunia ini kita beribadah dan taat kepada Allah. Karena segala amal yang kita kerjakan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Inilah yang menjadi dasar dari mabda Islam, yaitu akidah Islam itu sendiri.

Setelah kita memahami makna kebangkitan, kita menjadi paham bahwa bangkitnya sebuah peradaban tidak hanya dilihat dari perekonomiannya, pembangunannya, dan militernya. Tapi juga dilihat dari jati diri dan orisinalitas masyarakatnya. Jika jati diri dan orisinalitas tidak tampak, maka sesungguhnya hal itu akan menghantarkan kepada kebangkitan yang semu.

Orisinalitas kaum muslimin ada pada akidahnya. Dimana akidah Islam Islam juga sebagai mabda atau ideologi Islam. Jika peradaban kaum muslimin saat ini bukanlah manifestasi dari aqidah Islam, maka kaum muslimin saat ini sedang mengalami kemunduran. Ini dibuktikan dengan kondisi kaum muslimin saat ini yang masih terpenjara dalam sistem kapitalisme. Sehingga pemuda saat ini sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Ini disebabkan oleh ideologi kapitalisme yang menciptakan sistem pendidikan di negeri ini untuk menanamkan nilai-nilai sekuler. Sehingga pemikiran liberal dan hedonis menjadi landasan berfikir pemuda muslim. Alhasil generasi muslim jauh dari agamanya. Bahkan dengan jahatnya, kapitalisme memberikan narasi sesat soal Islamophobia. Sungguh! Kaum muslimin saat ini butuh dibebaskan pemikiran dari ideologi kufur ini.

Karena fakta itulah harus ada upaya membebaskan pemikiran kaum muslimin dari ide-ide kufur agar bangkit menuju perubahan yang hakiki dibawah naungan kekuasaan Islam. Yaitu khilafah. Inilah cita-cita besar yang seharusnya dimiliki oleh setiap generasi muda Islam.

Seperti Apa Cita-cita Besar Itu?

Tahukan kalian bahwa Shalaludin Al-ayyubi sebelum menjadi panglima besar yang akan dikenang sepanjang sejarah, adalah pemuda yang memiliki cita-cita besar untuk menaklukkan Al-Quds atau sekarang yang kita kenal dengan Palestina. Beliau gundah dan gelisah memikirkan bagaimana cara pembebasan Al-Quds dari tangan kekaisaran Romawi? Karena kegundahan inilah beliau memiliki cita-cita untuk membebaskan Al-Quds.

Di Al-Quds terdapat masjid Al Aqsha sebagai kiblat pertama kaum muslimin, serta tempat bersejarah terjadinya isra’ mi’raj Rasulullah Saw. Namun pada saat itu telah dikuasai oleh kekaisaran Romawi sejak tahun 492 H/ 1099 M. Al-Quds telah dikuasai oleh Romawi selama 92 tahun menurut perhitungan hijriyah, dan 88 tahun menurut kalender masehi. Selama itu semangat kaum muslimin tidak pernah kendor untuk membebaskan Al-Quds dari cengkeraman Romawi. Akhirnya kemenangan pun diraih oleh kaum muslimin, dibawah kepemimpinan Shalahuddin Al Ayyubi. Beliau dan pasukan kaum muslimin berhasil menaklukkan Al-Quds, dan masuk ke dalam kotanya pada 27 Rajab 583 H/1187 M, dan melaksanakan salat Jum’at pada tanggal 4 Sya’ban 583 H, atau 8 hari setelah penaklukannya.

Inilah bukti bahwa cita cita besar Shalaludin Al-ayyubi yang didasarkan atas ketaatannya kepada Allah, akan menuai keberhasilan bagi seluruh kaum muslimin pada masa itu. Kekuatan kufur yang telah menguasai bumi Al-Quds telah lenyap. Sehingga kaum muslimin mampu membumikan kalimatullah.

Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa, cita-cita besar yang ditujukan untuk kebangkitan Islam dan kehormatan kaum muslimin, akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah. Allah tidak akan meninggalkan umatnya yang berjuang demi menegakkan hukum Allah. Untuk itu sebagai generasi muda muslim, usaha yang kita lakukan agar cita-cita besar tersebut tercapai adalah, dengan mengkaji Islam dan berada pada barisan pengemban dakwah. Sebab masyarakat tidak akan pernah keluar dari penjajahan ide Barat, kecuali dengan memberikan ide-ide Islam ditengah kaum muslimin. Karena perang pemikiran (opini atau ide) harus dilawan dengan pemikiran pula.