Breaking News

Baiti Jannati

Spread the love

Oleh. Aya Ummu Najwa

 

MuslimahTimes.com – Siapa yang tak ingin ke surga? Semua orang pasti ingin tinggal di surga. Bahkan walaupun masih di dunia ini pun manusia ingin merasakan dan menghadirkan suasana surga di dalam kehidupannya. Manusia akan berusaha dan mengupayakan suasana surgawi dalam rumahnya, walaupun devinisi surga bagi setiap orang mempunyai makna yang berbeda, namun yang pasti ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarga, rumah yang nyaman, suasana yang damai, dan penuh kasih sayang adalah gambaran dari kehidupan surgawi itu sendiri. Maka, banyak manusia berharap untuk bisa menciptakan kehidupan yang indah serasa suasana surga itu dalam rumah mereka. Dari sinilah munculnya istilah ‘Rumahku Surgaku’.

Rumahku surgaku merupakan salah satu ungkapan yang mengandung berjuta makna. Sebuah ungkapan yang menggambarkan suasana rumah yang nyaman, tentram, damai, dan penghuninya diliputi kebahagiaan. Sebuah kondisi rumah yang jauh dari rasa resah dan gelisah. Namun, apakah mungkin manusia bisa menciptakan rumah tangga dengan situasi yang serba nyaman laksana di surga itu? Karena Allah telah menyatakan dalam firmanNya bahwa surga hanya akan dirasakan oleh orang yang beriman kelak di akhirat.

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةٗ فِي جَنَّٰتِ عَدۡنٖۚ وَرِضۡوَٰنٞ مِّنَ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.” (Surat At-Taubah, Ayat 72)

Namun, apakah mungkin manusia yang masih hidup di dunia dapat menciptakan merasakan dan merasakan suasana surga di rumahnya? Tentu pertanyaan ini hanya bisa dijawab dengan usaha dan pemahaman. Ketika manusia paham apa arti surga dan memahami bagaimana mewujudkannya, maka dia akan dapat mengusahakan suasana surga di rumahnya.

Rumahku surgaku adalah gambaran sebuah keadaan para penghuni rumah yang dianugerahi sakinah mawaddah wa rahmah oleh Allah. Dimana ketenangan, kenyamanan, dan kehidupan keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang merupakan salah satu kekuasan-Nya yang harus diupayakan. Karena konsep rumahku surgaku bukanlah sebuah ungkapan yang merupakan khayalan semata, akan tetapi sebuah harapan yang bisa diwujudkan namun harus diupayakan. Yang tidak serta merta Allah turunkan untuk setiap rumah tangga. Allah Subhanahu Wata’ala telah mengabarkan dalam firman-Nya:

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٢١

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”(QS ar-Rum [30]: 21).

Cinta, kasih sayang dan ketenteraman bisa muncul dari suami/istri kepada pasangannya. Ia merupakan anugerah dari Allah dan salah satu tanda kekuasaan-Nya. Maka, ketenangan, kenyamanan, serta kehidupan keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang bisa diwujudkan jika setiap anggota keluarga mau mengupayakan.

Dalam ayat tersebut di atas, Allah Subhanahu Wata’ala menjelaskan bahwa ketenteraman semestinya bisa dirasakan oleh pasangan yang sudah menikah. Namun pada kenyataannya, tidak semua rumah tangga yang dapat merasakan kebahagiaan dalam pernikahannya. Jangankan tenang dan tenteram, banyak pasangan suami istri justru selalu dalam perselisihan dan pertikaian dan bahkan berakhir pada perceraian. Maka dari itu suasana surga memang harus diupayakan, bukan hanya menjadi harapan dan angan semata. Dan pasangan suami-istrilah yang paling bertanggung jawab melahirkan suasana rumah yang diimpikan laksana suasana surga.

Upaya untuk bisa menciptakan rumahku surgaku bisa dimulai dengan;

1. Membenahi landasan pernikahan dengan iman dan Islam. Karena landasan iman dan Islam inilah yang kan menjadi pelindung rumah tangga ketika masalah dan kesulitan melanda. Jika landasan awal sudah salah, maka tentu akan berdampak pada rentannya keluarga dalam menghadapi masalah. Maka, iman dan Islam yang kokohlan yang harus menjadi landasan utama pernikahan, dengan menghadirkan keyakinan yang kuat pada kekuasaan Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapinya

2. Menghadirkan Al Qur’an di dalam rumah.

Terkadang tanpa disadari, dengan bertambah banyaknya aktifitas sehari-hari, seolah lupa dengan Al Quran yang hanya diletakkan di atas meja, lemari atau mungkin dalam saku tas. Seakan hanya sekedar menjadi hiasan maupun pajangan diantara buku-buku dan majalah lainnya. Maka sungguh rugi bagi mereka yang jauh dari lantunan dan bacaan al quran di rumahnya. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur ‘an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari, Fadha’il al-Qur’an (5027).

Maka hadirkan dalam rumah kita untuk selalu membaca Al Quran agar rumah yang kita tempati menjadi tentram dan menjadi berkah, anggota keluarga menjadi tenang dan penuh kasih sayang.

3. Menjadikan Islam sebagai visi misi keluarga.

Hidup di zaman serba materialistis kapitalis seperti sekarang ini, sedikit banyak menggerus visi misi keluarga Muslim. Banyak keluarga Muslim mulai kehilangan arah dan tujuan dibangunnya keluarga. Sehingga mereka sibuk mencari dunia, menjadikan materi sebagai tujuan dan sumber kebahagiaan, sehingga seluruh energi dan perhatiannya ditujukan untuk mengumpulkan materi. Maka yang terjadi tidak sedikit keluarga yang hampa dan kosong, jauh satu sama lain, tanpa cinta dan kasih sayang, rentan terjadi perselisihan bahkan mengakibatkan perpecahan dan hancurnya keluarga.

Maka ini harus diperbaiki dengan kembali kepada Islam, menjadikan Islam sebagai tujuan, dan menjadikan Islam sebagai visi misi keluarga. Seluruh anggota keluarga yang meliputi suami, istri anak-anak dan anggota yang lain saling berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mewujudkan kehidupan surga dunia dan akhirat. Dengan saling menasehati di dalam melaksanakan kebenaran, kesabaran dan keikhlasan atas dasar kasih sayang dengan cara yang baik. Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman:
(إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ)
(إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ)

“ Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr: 2-3)

4. Pembagian peran dalam keluarga.

Suami bisa menjadi pemimpin atas istri dan anak-anaknya, memberikan nafkah yang layak sesuai dengan kemampuannya karena jika nafkah tidak diberikan dengan benar maka ketentraman keluarga akan terganggu. Juga seorang suami harus memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang. Mengayomi keluarga dan menjadi teladan bagi keluarganya dalam hal ketaatan. Sebagaimana sabda Rasulullah:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

” Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR at-Tirmidzi).

Namun, kebahagian rumah tangga tidak hanya ditentukan oleh peran suami semata, akan tetapi juga harus diimbangi denga terlaksananya tugas dan fungsi utama seorang istri dan juga seorang ibu. Bahwa dalam Islam tugas utama seorang perempuan adalah sebagai ibu dan pengatur rumah, ummun wa rabbah al-bayt, yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, yang mentaati suaminya karena ketaatannya bisa menjadi peredam kegelisahan suami, menjaga dirinya dan harta suaminya, serta menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam telah menggambarkan sosok wanita shalihah dalam sabdanya:

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki (suami)? Yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkan suaminya, bila diperintah akan mentaati suaminya dan bila suaminya pergi ia akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud No. 1664)

Inilah beberapa langkah yang bisa dilakukan ketika kita ingin mengupayakan suasana rumahku surgaku. Karena sungguh, baiti jannati seharusnya menjadi cita-cita setiap orang yang beriman. Setiap Mukmin yang beriman kepada Allah dan hari akhir harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya sehingga para anggota keluarga akan dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa layaknya kenikmatan di surga kelak. Tentunya dengan memenuhi prasyarat yang diperlukan serta senantiasa melayakkan diri dengan menghadirkan karakter para penghuni surga pada dirinya.

 

Picture Source by Google

Leave a Reply

Your email address will not be published.