Breaking News

Ikatan Mabda akan Mempersatukan Kaum Muslim Dunia

Spread the love

Oleh. Farihah

MuslimahTimes.com – Sejak Khilafah Islam runtuh pada tahun 1924 Masehi, umat Islam tak lagi memiliki naungan. Wilayah kekhilafahan tercerai-berai menjadi 50 negara bagian. Wajah dunia Islam hari ini mempertontonkan keterpurukan, kemiskinan, kebodohan, kesenjangan, ekonomi ribawi, perzinahan, politik dinasti, aborsi, kenakalan remaja, narkoba, minuman keras, perampokan, LGBT, korupsi serta pembunuhan, merebak terjadi di berbagai negeri Muslim. Bahkan penindasan terjadi di negeri minoritas Muslim, dilakukan oleh penguasa tirani. Para penguasa Muslim berdiam diri, tanpa melakukan pembelaan. Alih-alih membela, yang ada para penguasa Muslim memilih kondisi aman dan terkendali. Karena mereka tunduk pada arahan Barat, demi kepentingan pribadi.

Begitulah kondisi Islam saat ini, Rasulullah saw pernah bersabda: “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya”. Lalu seseorang bertanya: “Apakah karena sedikitnya jumlah kita?”, “Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Wahn.” Seseorang bertanya : “Ya Rasulullah, apakah Al Wahn itu?” Nabi saw bersabda : “Cinta dunia dan takut akan kematian” (HR. Abu Dawud).

Faktor penyebab permasalahan tersebut muncul adalah diterapkannya sistem demokrasi. Lahir pertama kali di Eropa pada abad pertengahan (abad XV). Menjadi solusi atas kediktatoran raja terhadap rakyat dengan mengatasnamakan agama (gereja). Dianggap sebuah sistem terbaik, yang dieluk-elukan oleh banyak penganutnya. Asas yang melandasinya adalah pemisahan agama dari kehidupan. Ikatan yang mempersatukan adalah nasionalisme, bahkan ikatan kemaslahatan. Alih-alih membawa keadilan dan kesejahteraan, yang ada malah membawa kehancuran.

Kaum Muslim pun sibuk dengan masalah yang ada di negerinya sendiri. Padahal kaum Muslim merupakan satu tubuh, seperti sabda Nabi saw: “Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Saw telah memberikan teladan, bagaimana mempersatukan kaum Muslim, serta non muslim dalam sebuah negara. Negara yang dibangun, dalam rangka menerapkan sistem Islam. Asas yang melandasinya adalah akidah Islam, dan ikatan ideologis (berdasarkan pada Ideologi) menjadi ikatan yang mempersatukan seluruh warga negara. Baik kaum Muhajirin maupun Anshar, musyrik maupun Yahudi. Sehingga perasaan, pemikiran dan peraturan mereka sama berdasarkan Islam.

Mereka diikat dengan perjanjian, yang mengakui keberadaan semua warga negara sekalipun non Muslim. Sehingga semua memiliki hak yang sama, dijamin oleh negara. Harta dan nyawa dilindungi, siapapun tidak boleh merenggutnya. Begitupula, mereka memiliki kewajiban yang sama membela dan mengoreksi negara. Alhasil, mereka satu sama lain rida diatur akan aturan yang diberlakukan. Keadilan dan kesejahteraan-pun dirasakan oleh Muslim dan non Muslim. Mereka hidup bergandengan, namun dalam urusan agama, non Muslim diberi kebebasan selama tidak menyebarkan ajaran agama mereka kepada umat Islam.

Kondisi saat ini memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan masa kejayaan Islam. Namun tidak menjadikan kaum Muslim mudah menyerah dengan keadaan. Karena merupakan janji Allah, Islam akan dimenangkan, sebagaimana firman Allah Swt yang artinya: “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi (TQS. Al-Fath [48]: 28).

Kaum Muslim di berbagai negeri, sudah seharusnya terus memperjuangkan Islam. Hingga pertolongan dan kemenangan diberikan oleh Allah Swt. Karena bagaimanapun tak ada yang dapat mengubah keadaan terpuruk ini, selain pertolongan dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang berjuang. Berjuang dalam dakwah, tergabung dalam sebuah jama’ah yang mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw. Demi melanjutkan kehidupan Islam, yang membawa kepada keadilan dan kesejahteraan bukan keterpurukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.