Breaking News

Komodo Komersil, Ambisi Investasi?

Spread the love

Oleh: Adira, S.Si

(Praktisi Pendidikan)

 

#MuslimahTimes — Banjir kritik, Luhut tetap ‘jual’ proyek Pulau Komodo. Tak hanya dari dalam negeri tetapi media-media luar negeri pun ikut menyumbang suara. Sejumlah kantor berita dan media asing menyoroti gambar seekor komodo yang menghadang laju truk untuk proyek pembangunan wisata Jurassic Park. Kantor berita Reuters menurunkan berita dengan judul “Indonesian says ‘Jurrasic Park’ project no threat to Komodo dragon” Media asing lainnya yang turut prihatin adalah BBC, New York Daily News. Isi Pemberitaan, rata-rata mengungkapkan kekhawatiran jika Proyek Jurrasic Park menimbulkan malapetaka bagi komodo yang terancam punah.

Sangat beralasan jika banyak media menyuarakan keresahan, sebab Komodo adalah hewan yang hanya ditemukan di alam liar di beberapa pulau di Indonesia.

“Ini pertama kalinya Komodo mendengar deru mesin dan bau asap. Apa dampak masa depan dari proyrek-proyek ini? Apakah ada yang masih peduli dengan konservasi?” tulis aktivis Save Komodo Now di media sosial (Kompas.com, 28/10/2020).

Komersialisasi Kapitalisme

Alam kapitalisme selalu kental dengan orientasi materi. Kapitalisme dari pengertian bahasanya saja memang bertumpu pada kapital. Ciri utama kapitalisme adalah motif yang menggerakkan perekonomian ialah untuk mendapatkan laba. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Parahnya sistem kapitalisme, menurut Adam Smith, pasar harus memilki laises-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah, sehingga pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan.

Maka dalam proyek ‘Jurasic Park’ investasi kapitalisme akan dilakukan dalam rangka mendapatkan tujuan utama meraup keuntungan melaui komersialisasi berwacana wisata pulau.

Gambaran ini jelas dari pernyataan Luhut Panjaitan, “Karena saya pikir komodo ini cuma satu-satunya di dunia, jadi kita harus jual,” katanya dalam Rakornas Percepatan Pengembangan 2 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) (cnnindonesia.com, 27/11/2020).

Pernyatan Pak Luhut menuai kontroversi bernada keprihatinan mendalam. Seperti di lansir dari Bisnis.com, tagar save komodo bergema di media sosial, bahkan muncul petisi yang telah ditandatangani lebih dari 300.000 orang, ”300 hektar di pulau Padar akan dikelola swasta, 22,1 hektar di pulau Rinca, merupakan puncak tempat komodo biasa lewat. Jangan bebani punggung komodo dengan bangunan investor.”

Konservasi dalam Islam

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang membawa rahmat ke seluruh alam. Allah SWT memberikan pengaturan hubungan antara manusia dengan alam. Manusia dipilih sebagi khalifah di bumi yang bertugas memakmurkan bumi, menjaga kesetimbangan ekosistem dan tidak berlaku dzalim terhadap mahluk hidup yang lain. Allah bahkan melarang aktivitas manusia yang  dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Allah SWT berfirman, “Dan Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepadanya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat pada orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al A’raf: 56)

Islam sejak masa Rasulullah SAW, telah mengengenal konsep tentang konservasi alam. Praktik konservasi telah dilakukan oleh Rasulullah dan sahabatnya melalui kawasan lindung (hima), kawasan larangan (al Harim) dan menghidupkan tanah yang terlantar (Ihya al mawaat)

Dalam sebuah riwayat Muslim dijelaskan, bahwa sesungguhnya penerapan istilah hima sudah dicontohkan pada dua kota suci yakni Mekah dan madinah sejak Zaman Rasulullah SAW. Beliau mengumumkan hal itu saat penaklukan Mekah melalui sabdanya, “Suci karena kesucian yang diterapkan Allah SWT pada hari kebangkitan. Belukar dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang, hewan-hewannya tidak boleh diganggu dan rerumputan yang baru tumbuh tidak boleh dipotong.”

Dalam Hadist Riwayat Muslim juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW, pernah mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai hima guna melindungi lembah, padang rumput, dan tumbuahn yang ada di dalamnya. Sabdanya: Sesungguhnya Ibrahim memaklumkan Mekah sebagai tempat suci dan sekarang aku memaklumkan Madinah, yang terletak antara dua lava mengalir (lembah), sebagai temapt suci. Pohon-pohonnya tidak boleh ditebang dan binatang-binatangnya tidak boleh diburu (buruan.co).

Sahabat abu Hurairah mengatakan, Bila aku menemukan rusa di tempat antara dua lava mengalir, aku tidak akn mengganggunya; dan dia (Nabi) juga menetapkandua belas mil sekeliling Madinah sebagai kawasan terlindung (hima).” (HR. Muslim)

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW, bersabda: tidak ada himah kecuali milik Allah dan Rasulnya (Riwayat Al Bukhari)

Spesies komodo terancam, bagi kapitalisme hewan hanya objek yang bernilai materi. Berharap kapitalisme peduli pada lingkungan sama dengan pepatah angan-angan menerawang langit. Tidak mungkin terwujud kecuali hanya menjadi jargon-jargon tak bermutu di balik setumpuk kepentingan. Saatnya kembali pada pengaturan Islam Kaffah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.