Breaking News

Maraknya Tawuran Pelajar, Gagalnya Sistem Pendidikan Melahirkan Generasi Terpelajar

Spread the love

Oleh. Asma Ridha

(Praktisi Pendidikan)

Muslimahtimes.com–Awal tahun pelajaran harusnya menjadi semangat baru untuk melakukan kegiatan menuntut ilmu di sekolah-sekolah. Akan tetapi, fenomena di kalangan pelajar saat ini justru tidak mencerminkan suasana para penuntut ilmu. Fenomena tawuran pelajar hampir merata di setiap propinsi di wilayah ini terjadi. Termasuk di propinsi Aceh yang syarat dengan Nanggroe bersyariat pun menjadi fenomena yang sangat meresahkan dengan adanya aksi anak remaja membawa senjata tajam seperti yang terjadi baru-baru ini di kota Lhokseumawe.

Polres Lhokseumawe meningkatkan patroli pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) guna mencegah aksi kenakalan remaja pada malam hari. Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto melalui Kasat Reskrim Iptu Ibrahim di Lhokseumawe, Selasa, mengatakan peningkatan patroli harkamtibmas tersebut untuk mencegah kenakalan remaja seperti tawuran dan begal yang kian marak beberapa bulan terakhir di Kota Petro Dollar itu. (Antaraaceh .com/25/7/23) fenomena kekerasan fisik yang dilakukan kaum terpelajar menjadi PR besar dalam dunia pendidikan saat ini. Bagaimana tidak, perilaku kekerasan telah menjelma pada jiwa anak-anak generasi.

Lihat saja salah satu ulah dari kekerasan yang dilakukan pelajar menyebabkan cedera temannya sendiri, sebagaimana yang terjadi di Kota Tangerang baru-baru ini. Seorang pelajar terluka parah usai terkena sabetan senjata tajam dalam aksi tawuran di wilayah Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat satu pemuda yang menggunakan batik berwarna kuning hitam tergeletak di atas tanah. Korban pun meringis kesakitan karena banyak darah yang berlumuran di sekujur tubuh. (Tangerangnews.com/23/7/23)

Gagalnya Sistem Pendidikan Membentuk Generasi Terpelajar

Mau tidak mau, dunia pendidikan di negeri ini menjadi perhatian dan kembali menambah daftar panjang buruknya kualitas pendidikan. Sangat miris atas perilaku generasi saat ini yang sama sekali tidak mencerminkan generasi terpelajar. Bahkan kejadian di Bekasi yang baru saja terjadi harusnya menjadi perhatian semua pihak atas kualitas pendidikan kita. Seorang pelajar dengan mudahnya melukai orang lain hingga membuat meregang nyawa temannya yang terjadi di Jalan Mustikasari, Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Satu orang pelajar tewas dan satu lainnya terluka akibat tawuran tersebut.(detiknews.com/26/7/23)

Pelajar kian menjelma dengan sifat brutal tanpa rasa kemanusiaan dengan beraninya membunuh orang lain. Jika kembali pada fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang terdapat dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Maka ulah segelintir generasi saat ini tentunya menjadi salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian ada apa dengan sistem pendidikan hari ini?

Maka, fungsi dan tujuan pendidikan yang telah tertuang tersebut memiliki cita-cita luhur, akan tetapi fenomena yang terjadi tidaklah sesuai yang diharapkan. Hari ini, ada pelajar SD yang justru tanpa merasa berdosa memaki-maki gurunya sendiri, belum lagi akhlak yang kian hari jauh dari norma-norma agama, anak terpelajar menjadi kurang ajar pada orang tua, guru dan bahkan pada teman-teman sebayanya. Maka jika kita melihat secara mendalam, akar permasalahan itu ada pada sistem yang mendasari kehidupan umat manusia saat ini. Selama sistem sekuler liberal masih menjadi acuan mengatur setip sendi kehidupan, selama itu pula tujuan dan fungsi pendidikan tidak akan pernah berjalan baik.

Islam Melahirkan Generasi Terbaik dan Terpelajar

Jika kita melihat sejarah, peradaban Islam telah mengukir ribuan generasi terbaik dan terpelajar yang dikenang oleh dunia. Pendidikan Islam menjadi pendidikan terbaik pada masanya hingga mencetak peradaban yang sangat gemilang. Tidak pernah kita mendengar ada seorang murid yang membangkang pada gurunya, namun yang dikenang sangat besar takzim mereka pada para guru yang telah membimbingnya. Tidak pernah kita mendengar tawuran antarpelajar, namun yang terukir jiwa militansinya mampu menakuti musuh-musuh Allah Swt dan siap terjun di medan jihad.

Demikianlah sejarah tidak akan pernah mampu menghilangkan jejak-jejak kebaikannya. Harusnya umat Islam berjuang kembali menyelamatkan generasi ini dengan menerapkan kembali dan menjadikan Islam ideologi yang diterapkan dalam seluruh sendi kehidupan. Pendidikan dalam kacamata Islam bukan sekadar mencetak kecerdasan tapi minus suasana ruhiyahnya. Melainkan mencetak generasi yang memiliki pemikiran cerdas dan kepribadian Islam yang melekat pada dirinya.

Maka tidak heran peradaban Islam berhasil mencetak Ilmuwan sekaligus Islami. Tidak hanya ahli bidang kedokteran tapi juga ahli agama sebagaimana Ibnu Sina. Tidak hanya ahli astronomi tetapi menjadi rujukan persoalan kehidupan dengan Islam seperti Al-Batani, al-Jazari dan ada banyak ribuan ilmuwan lainnya yang tidak hanya berfokus pada urusan dunia, melainkan agama menjadi landasan utama keilmuannya.

Sudah seharusnya dunia pendidikan ini kembali merujuk pada aturan yang telah terbukti melahirkan generasi terbaik dan terpelajar. Sudah terbukti pendidikan Islam tidak melahirkan generasi satu generasi pun yang kurang beradab apalagi kurang ajar. Maka mengapa kita masih angkuh dan sombong dengan melirik aturan selain dari sang pencipta turunkan? Mengapa kita harus terus memaksakan diri untuk melirik pada sistem pendidikan barat yang jelas kian menghancurkan.

Wallahu A’lambishhawab