Breaking News

Pacaran Halal, Jangan Buat Aturan Baru!

Spread the love

Oleh. Rut Sri Wahyuningsih

(Kontributor Muslimahtimes.com)

Muslimahtimes.com–Muncul di reels Instagram, sosok youtuber yang akhir-akhir ini naik daun. Di dalam tayangan yang hanya berdurasi beberapa menit itu memperlihatkan sang youtuber sampai di Turki dan berencana bertemu dengan gadis yang dikenalnya melalui media sosial.

Rasa penasaran mengantarkan saya membuka YouTube sang youtuber kondang ini. Terbukalah berbagai informasi tentang dia, asli Pekanbaru, memiliki dua adik perempuan. Kisah titik balik hidupnya yang awalnya kesulitan ekonomi kemudian memperoleh banyak harta adalah dari sebuah aplikasi pertemanan internasional OmeTV. Sang youtuber yang memutuskan tidak kuliah, namun lihai berbicara dengan lima bahasa asing ini melanglang buana ke berbagai negara untuk konten youtubenya.

Tertautlah hati kepada sang gadis berkebangsaan Turki. Berderet kemudian konten yang membahas pertemuan kedua insan ini selama di Turki hingga muncul episode datang ke Indonesia. Dalam sebuah podcast sang Youtuber ditanya bagaimana tanggapan keluarga si gadis ketika anda meminta izin membawanya ke Indonesia? Jawabnya cukup mencengangkan. Youtuber ini mengaku cukup takut juga awalnya, mengingat ayah sang gadis cukup ketat menjaga anaknya, bahkan izin untuk keluar kota saja sulit, but this is the fact, ayah sang gadis setuju putrinya ikut ke Indonesia bersama sang youtuber.

Artinya apa? Ada trust, kepercayaan. Selanjutnya, banyak akun kemudian yang memberitakan kehangatan interaksi gadis Turki dan sang Youtuber selama di Indonesia dan memberi tag lining di akun masing-masing” pacaran syar’i” . Astaghfirullah. Sesopan-sopannya perlakuan youtuber itu kepada sang gadis Turki, tetaplah tak bisa dibenarkan bahkan hingga memberinya label pacaran syar’i. Jangan buat aturan baru!

Islam bukan sesuatu yang kolot sehingga harus dimoderasi dan disamakan dengan hukum lain selain Islam,  hanya agar bisa diterima. Sekali haram, maka selamanya haram, itulah sejatinya kemodernan manusia dan peradaban. Jika pacaran dilarang bahkan diharamkan, maka jika ada yang tetap melakukannya, melestarikan, mengabadikan, membuatnya seolah-olah jadi kebutuhan manusia modern justru merekalah yang terpental jauh jutaan tahun ke belakang. Mungkin lebih purba dari zaman dinosaurus.

Sebab manusia diciptakan dengan akal yang bisa membedakan baik dan buruk. Dijadikannya akal sebagai sandaran taklif syariat karena akallah yang membedakan manusia dengan hewan. Inilah keadilan dalam Islam, ketika ada siksa dan pahala karena dari akal yang mampu memilih mana yang benar dan salah. Dari proses berpikir benar, yang melibatkan akal, informasi sebelumnya dan proses berpikir atau daya ribat itulah manusia dimintai pertanggungjawaban.

Maka ayat larangan zina dalam Al-Quran sejatinya tidak sekadar pengekangan hawa nafsu, namun menjadikan posisi manusia sebagaimana adanya manusia yaitu menghargai wanita, bagaimana seharusnya memperlakukan sesuatu yang bukan miliknya, membina hubungan yang sehat dan berkah, menghindarkan manusia dari rasa sakit dan kecewa, tak ada pelecehan, dan yang terpenting, ada pertanggungjawaban atas setiap tindakan. Dalam Islam, setiap aktivitas harus ada landasan hukumnya, jika belum tahu maka harus mencari tahu. Sebab di situlah letak Allah memuliakan manusia.

Kerusakan berawal dari sikap bodoh manusia yang memperturutkan hawa nafsu. Kapitalisme mendandani penyelewengan fitrah manusia ini persis sebagaimana setan memperindah setiap kejahatan. Jika manusia tetap pada prinsip nafsunya dan meninggalkan kebenaran, maka kehinaan yang akan diterima, sementara setan akan mengingkari perbuatannya sejauh mungkin. Hingga dia mengatakan tak mengenal anda yang sudah mati-matian menjadikannya pemimpin.

Alangkah buruknya kaum ini, Allah mengabadikannya dalam firman Allah Swt yang artinya,”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul” (QS. Al-Ahzab: 66). Yah, selama di dunia ternyata amal mereka hanya menaati pemimpin suu’ yang juga mirip mereka yaitu meninggalkan syariat Allah. Ke mana setan ketika di dunia menggoda manusia begitu kerasnya? Mereka pun kekal di dalam neraka.

Padahal telah jelas apa dampak buruk dari pacaran, oke,  anda bilang kami tak melakukan apa pun, kami pacaran sesuai syariat. Jelas itu sebuah omong kosong, anak TK pun tahu mereka sedang berpacaran. Islam pun sudah mengatur ranah apa saja yang diperbolehkan bila menyangkut pergaulan pria dan wanita.

Tinggalkan modernitas ala Barat, segala upaya mereka membalut keburukan dengan kebaikan tak mampu mengubah apa yang telah dinashkan Allah bahwa kebencian di hari mereka lebih besar lagi kepada Islam. Berhentilah membuat hukum baru, seolah ada pacaran syariat dan yang lainnya, bukankah Allah berfirman yang artinya,” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS Al-Baqarah: 216).

Ingatlah, Allah Maha Mengetahui, seorang publik figur sejatinya mampu menjadi teladan bagi pengikutnya. Namun, lebih detil lagi kita sendiri adalah pemimpin untuk diri kita, maka, perbaiki hubungan dengan Allah agar kita mampu menebarkan vibes kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita. Wallahu a’lam bish showab.